Monday 1 July 2013

Bimbingan Konseling


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera atas kejadian-kejadian yang langsung dapat ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi. Observasi biasanya dapat dikatakan  sebagai alat penilaian yang banyak digunakan untuk memperoleh data mengenai keterampilan, perilaku individu atau proses kegiatan tertentu.
Bimbingan (guidence) berasal dari kata Guide, bermakna menuntun, mengarahkan, menunjukan dan mempedomani, dapat dilihat dari persfektif teori dalam ilmu bimbingan dan konseling, Guide,berarti mengarahkan (to direct),memandu (to pilot),mengelola ( to manage) dan menyetir ( to stees).
Konseling berarti kontak atau hubungan timbal balikantara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.
Bimbingan dan Konseling merupakan layanan kepada peserta didik (student servics), layanan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik akan optimal jika difokuskan pada pengembangan pribadi,sosial dan pemcahan masalah individual.





B.     Tujuan Observasi
Mengetahui kegiatan layanan bimbingan dan konseling
Mengetahui kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
Mengetahui jenis-jenis dan unsur program bimbingan dan konseling
Mengetahui sajian kegiatan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan
Menemukan faktor-faktor yang menjadi penunjang maupun kendala dalam proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling.
C.    Manfaat Observasi
 Manfaat Observasi yang kami lakukan selama ini adalah sebagai berikut:
·         Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di masa yang akan dating
·         Sebagai motivasi untuk menjadi guru bahasa arab yang kreatif dan inovatif dan mampu menjadi pembimbing di setiap pembelajara.
·         Untuk menambah wawasan saya sebagai calon guru







BAB II
PEMBAHASAN
A.  Tentang BK di Sekolah yang diobservasi (SMA N  bobotsari,purbalingga)

        Tahap Pertama : Hari senin, tanggal 13 Mei 2013
       Pada tahap keempat ini kami melakukan observasi dengan dengan melakukan wawancara kepada pihak sekolah.
1.      Tujuan BK di Sekolah
Tujuan BK dilaksanakan diantaranya adalah untuk mengembangkan minat, bakat, dan potensi siswa. Adapun fungsinya yaitu untuk membantu siswa dalam bimbingan. Berfungsi sebagai mediator, memberi solusi dalam menyelesaikan masalah. Apabila masalah itu adalah sebuah pilihan, maka BK memberikan sebuah pemaparan yang berisi pemantapan. Karena pada akhirnya, siswa itu sendiri yang akan memilihnya, dengan disangkutkan kepada berbagai pertimbangan. Baik itu pertimbangan yang berasal dari dalam maupun dari luar. Dan untuk memandirikan siswa serta memberikan kesadaran sesuai perkembangan remajanya
2.      Apabila tidaknya pendataan bagi siswa yang mengunjungi BK
BK di sekolah SMA N  bobotsari,purbalingga tidak ada pendataan terhadap siswa yang belum pernah pengunjungi BK. Dan juga tidak ada keharusan bahwa setiap siswa harus mengunjungi BK. Artinya disini guru BK menyediakan kepada siswa yang akan berkonsultasi, adapun siswa yang tidak mengunjungi BK atau tidak pernah sama sekali, itu terserah mereka. Karena mereka yang mempunyai keperluan. Guru BK hanya sebagai mediator saja Dan di sekolah SMP N 1 karanganyar,purbalingga ini BK di jadikan mata pelajaran di mulai dari kelas tujuh sampai kelas sembilan sehingga hal ini memudahkan guru BK untuk melakukan pendekatan dan bimbingan kepada siswa.


3.      Klien BK
Mengenai masalah siapa-siapa saja yang menjadi klien dalam BK adalah seluruh siswa yang duduk di bangku sekolah yang bersangkutan. Dari mulai kelas tujuh sampai kelas sembilan. Dari mulai siswa yang bermasalah sampai siswa yang tidak bermasalah,siswa yang berprestasi dan siswa yang memiliki prestasi biasa saja.
4.      Pemilihan Tempat Pelayanan
Tempat dilaksanakannya pelayanan BK  bisa dimana saja seperti di kantin, lapangan atau taman yang sudah tentu nyaman untuk pelajaran BK bagi siswa. Pelayanan yang di tempat-tempat tersebut merupakan pelayanan  klasikal.Namun untuk pelayanan konseling yang bersifat pribadi siswa disediakan ruangan khusus yang lebih menjaga privasi klien siswa.stem yang dilaksanakan dari pelayanan BK di luar (tempat-tempat tertentu) itu adalah pertama-tama mengadakan janji terlebih dahulu dengan klien untuk menentukan waktu dan tempatnya. Kemudian jika sudah menemukan kesepakatan maka tinggal dilaksanakan. Namun, disini terkadang molor. Terkadang siswa ada keperluan yang lain yang harus diselesaikan pada waktu yang bersamaan. Atau bisa juga pelayanan BK dilakukan secara kondisional saja seperti ketika guru dan siswa sedang berbincang – bincang diluar pelajaran.
5.      Peran BK
Peran BK itu sangat penting kedudukannya. Apalagi jika dikaitkan dengan kejiwaannya. Secara psikologi memang diperlukan. Demi kelancarannya dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Dan untuk pengembangan minat dan potensi siswa.
6.      Unsur Pendukung BK
Demi kelancaran proses kegiatan guru BK dalam melaksanakan perannya, maka orang tua dan wali kelas itu diikutkan dan kedudukannya adalah sebagai unsur pendukung BK. Jadi guru BK dalam pelaksanaannya yaitu meminta bantuan kepada orang tua dan wali kelas untuk membantu. Di SMAN bobotsari,purbalingga masing – masing siswa memiliki buku bimbingan dan konseling dan di buku itu pun bisa terjadi komunikasi antara orang tua siswa,wali kelas dan guru BK sehingga hal ini memudahkan untuk melakukan bimbingan.
7.      Jadwal BK
Jadwal BK adalah satu hari (full). Dari hari Senin sampai Jumat. Pelajaran BK dijadwal kan bagi seluruh siswa dari mulai kelas tujuh sampai kelas sembilan secara bergantian..
8.      Hambatan dalam menangani Klien
Guru BK di SMA N  bobotsari,purbalingga ada satu orang yaitu ibu Heriyah,MA dan ini tidak sebanding dengan jumlah murid yang ada di SMA N  bobotsari,purbalingga, Sebenarnya tidak akan susah jika antara guru BK (konsultan) dengan siswa (klien) jumlahnya adalah sebanding. Maka dari itu guru BK mendapatkan hambatan untuk hasil yang diharapkan yaitu dalam hal kemaksimalannya.
9.      Kegiatan Pendukung Layanan BK
Langkah jauh keluar jika ada masalah yang dihadapi oleh siswa, namun guru BK tidak mampu karena masalahnya sudah terlalu berat, yang dilakukan oleh guru BK adalah dengan segera melakukan kerjasama dengan wali kelas, orang tua. Jadi guru BK tidak begitu saja membiarkan klien dalam masalah terus-menerus tanpa ada solusi. Maka ini dinamakan alih tangan kasus. Alih tangan kasus merupakan salah satu poin dari kegiatan pendukung BK. Dimana poin-poin kegiatan adalah aplikasi instrumensi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
B.     Manajemen BK
1)      Perencanaan /Persiapan
a.       Pembagian Tugas
Ibu Heriyah MA mengajar BK dari kelas tujuh sampai kelaas sembilan,dan wali kelas serta guru mata pelajaran turut membantu untuk pelayanan BK
2)      Penyusunan Program
a)      Program Tahunan
Program tahunan berisi program semestaran dan laporan bulanan yang dilaksanakan selama satu tahun pelajaran dan unit semester dan bulanan.
·         Program Semesteran
·         Program Bulanan
Agenda mingguan dan agenda harian dimana program yang dilaksanakan selama satu bulan dalam unit mingguan dan harian.
b)      Program Mingguan
                                i.            Konsultasi Program
·         dengan Ka Sekolah
·         dengan Staff BK
·         dengan Mitra Kerja
                              ii.            Penyedian Sarana
Sarana yang disediakan diantaranya adalah Mabel, papan data, ATK, alat peraga, recorder, dan lain-lain.
C.    Program layanan BK
                               I.            Layanan BK
·         Orientasi
Salah satu kegiatan layanan BK yaitu layanan Orientasi. Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkugan yang baru dimasukinya. Program ini dilaksanakan di awal yaitu pada MOS. Dimana uraian yang disampaikan adalah pengenalan BK.
·         Informasi
1.      Membuat majalah dinding
2.      Seminar narkoba dan kepro
·         Penempatan dan Penyaluran
1.      Pengelompokkan kelas
2.      Pembentukan kelompok Ekstrakulikuler
3.      Pembentukan kelompok belajar
4.      Pembentukan sahabat remaja/konseling sebaya
·         Penguasaan konten/pembelajaran
1.      Kini aku sudah remaja
2.      Konsentrasi
3.      Karir dan cita-cita
4.      Disiplin diri
5.      Makna disiplin diri
6.      Penerapan Disiplin Diri
7.      Gaya remaja sehat
8.      Remaja dan stress
9.      Peran Gender
·         Bimbingan Kelompok
·         Konseling Individu
Individu bermasalah (masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir)
·         Konseling Kelompok
1.      Kelompok siswa berkasus homogen (bolos, nilai rendah, dll)
2.      Kelas yang sedang bermasalah
3.      Peta Konsep Pembelajaran
            Program BK diantaranya yaitu ada bimbingan klasikal dan individu yang mana pada tiap akhir semester mendapat bimbingan secara individu atau pun klasikal di kelas masing – masing, pelaksanaannya yaitu memberikan bimbingan berupa bimbingan mental. Misalnya, bimbingan yang diberikan berupa motivasi-motivasi kepada siswa. Menyarankan kepada mereka agar selalu berusaha, dan selalu berdoa memohon kepada-Nya.
                            II.            Kegiatan Pendukung
ü  Instrumen Bimbingan
·         Melengkapi format yang belum ada
·         Merevisi format yang sudah tidak sesuai
·         membuat format baru yang diperlukan
ü  Menyelenggarakan himpunan dan mengolah data
·         Data hasil tes (input PSB)
·         Data hasil belajar (raport mid semester, raport semester, dll)
·         Data Kasus (dari buku komunikasi piket, catatan kejadian, catatan observasi, laporan wali kelas, angket, dll)
·         Data siswa (buku pribadi, hasil psikotes, preetes BK, postes BK, dll)
·         Tes psikologis
ü  Kunjungan rumah (untuk siswa bermasalah tertentu)
Kunjungan rumah bermaksud untuk mendeteksi, menyelidiki, dan mengetahui kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung jawab pembimbing atau konselor. Tapi di SMP Al syukro untuk melakukan kunjungan rumah sedikit sulit karena waktu orang tua siswa yang memang jarang di rumah jadi untuk mendeteksi dan mengetahui kondisi keluarga hanya melalui telfon saja.
ü  Konferensi Kasus (untuk kasus tertentu)
Konferensi kasus adalah suatu forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing atau konselor guna membahas permasalahan dan arah pemecahannya, yang direncanakan dan dipimpin oleh pembimbing atau konselor yang dihadiri oleh pihak-pihak tertentu yang terkait dengan kasus dan upaya pemecahanya.
ü  Alih Tangan Kasus (untuk kasus tertentu)
Alih tangan kasus merupakan upaya mengalihkan atau memindahkan tanggung jawab memecahkan masalah atau kasus-kasus yang dialami siswa kepada orang lain yang lebih mengetahui dan berwenang.
                         III.            Pengembangan
v  Sistem dan Program BK
Melalui pertemuan, Rakord, Raker, dll.
v  Pembinaan dan pengembangan SDM personil BK

                         IV.            Perlengkapan Tata Laksana BK
§  Perlengkapan pengumpulan data
Dalam menghadapi klien, menggunakan metode wawancara, observasi, kuisioner, dan sosiometri. Maka perlengkapan yang diperlukan diantaranya adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, daftar isian, dll.
§  Perlengkapan penyimpanan data
Untuk menyimpan data baik yang bersifat individu atau kelompok itu dibutuhkan alat penyimpanan data. Maka perlengkapan yang diperlukan yaitu alat penyimpanan data diantaranya berupa kartu, folder, booklets, buku pribadi serta map.

§  Perlengkapan pelaksanaan BK
Semua alat-alat yang mendukung pada pelaksanaan BK.
CONTOH KASUS
Seorang siswa SMA kelas II IPS, laki-laki menunjukan gejala jarang masuk sekolah, sering melanggar tata tertib sekolah, dan prestasi belajarnya rendah. Siswa tersebut sering bolos, terutama kalau akan menghadapi mata pelajaran matematika. Pada akhir tahun yang lalu yang bersangkutan termasuk salah seorang yang dipermasalahkan  untuk kenaikan kelasnya. Di rumah, siswa tersebut tidak mempunyai tempat belajar sendiri; dia belajar di tempat tidurnya. Ia banyak membantu kegiatan keluarga sehingga seringkali terlambat masuk sekolah.
Penanganaya : saat siswa tersebut berada diruang bk selalu diberi nasihat dari guru bk tersebut. Dalam menangani kasus tersebut guru bk menasehati agar selalu masuk kelas dan jangan bolos lagi, untuk mata pelajaran matematika dicoba untuk mulai mengikutinya. Karena pelajaran itu penting untuk nantinya. Mulai sekarang kalau dirumah untuk bias membagi waktu belajar dan membantu orang tua,jadi nanti nilainya tidak jelek dan orang tua tidak kecewa dengan kamu.
SARAN
Salah satu langkah yang perlu dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling untuk menangani suatu kasus seseorang siswa ialah mengetahui kemungkinan sumber penyebab masalahnya sebagai latar belakang kasus atau aspek diagnosis dari sesuatu kasus. Aspek diagnosis itu adalah tinjauan ke masa yang lampau yang diduga menjadi sumber penyebab timbulnya masalah pada diri siswa. Setiap permasalahan yang terdapat pada diri siswa itu tentu ada penyebabnya. Ada dua pertimbangan paling tidak yang dapat digunakan untuk dapat diduga menjadi seumber penyebab itu, yaitu pengalaman empiris dan kajian secara teoritis. Tepatnya langkah dalam membuat keputusan diagnosis ini memungkinkan tepatnya langkah aspek prognosis dan hal itu akan memungkinkan tepatnya bentuk bantuan yang diberikan untuk mengatasi masalah.

Membuat perkiraan kemungkinan penyebab atau aspek prognosis sesuatu kasus perlu dilakukan oleh para Guru Pembimbing. Dengan membuat diagnosa ini, Guru Pembimbing dapat meramalkan kemungkinan keberhasilan melalui sesuatu bentuk usaha bantuan yang dapat ditempuh Guru Pembimbing. Atau apa kemungkinan akibat yang lebih buruk akan terjadi apabila kasus dibiarkan saja tanpa intervensi atau bantuan Guru Pembimbing.



BAB IV
PENUTUP
 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Islam Al syukro, maka dapat disimpulkan bahwa di sekolah ini telah terdapat layanan Bimbingan dan Konseling. Dan guru BK sendiri disiapkan khusus untuk Bimbingan Konseling. Namun, sekolah masih kekurangan dalam tenaga guru BK itu sendiri. Karan guru BK yang ada tidak seimbang dengan jumlah murid yang ada disekolah tersebut. Ini menunjukan bahwa perhatian terhadap ketenagaan guru BK disekolah masih kurang atau juga masih kurang diperhatikan.
Dan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, BK pada sekolah ini telah membuat program layanan khusus Bimbingan Konseling untuk siswa. Program layanan itu sendiri dilakukan berdasarkan kebutuhannya. Jika masalah itu pribadi, maka dilakukan konseling individu. Namun bila kasus yang terjadi berupa kasus yang homogen, maka dilakukan konseling kelompok.
Dan setelah dilaksanakannya Bimbingan Konseling pada siswa, guru BK pun melakukan evaluasi terhadap target program, apakah program yang telah dibuat, berhasil dilaksanakan sesuai dengan rencana. Kemuadian evaluasi proses dan pelaksanaan program, dimana guru BK mengevaluasi apakah proses dan pelaksanaan BK disekolah telah sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat.
Jadi, secara program dan pelaksanaan layanan BK disekolah ini dapat dikatakan cukup baik dan memadai. Namun kekurangannya, yaitu kurangnya tenaga guru BK disekolah ini.
Saran
Menurut saya, untuk meningkatkan mutu BK disekolah ini. Ada baiknya bila Kepala Sekolah menambah tenaga guru BK. Agar jumlah guru BK yang ada dapat seimbang dengan jumlah murid yang ada. Dengan begitu dapat memudahkan guru BK dalam menangani kasus-kasus yang terjadi di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Zikri Neni Iska, 2011, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Kizi Brother’s
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Rineka Cipta, Remaja Rosdakarya,2006
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.

No comments:

Post a Comment