MAKALAH
STUDI
PENDAHULUAN DAN KAJIAN TEORI
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
yang di ampu oleh: Bpk Noor Aziz
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH
WONOSOBO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
William Asher berkata: if man is
not aware of what has been learned in history, it is said bound to repeat the
experience. Memang benar apa yang dikatakan olehnya. Masalah-masalah
pendidikan yang kita dapati sekarang ini bukan seluruhnya masalah baru, atau
bahkan boleh dikatakan masalah-masalah yang lama sering muncul kembali dalam
keunikan yang lain.
Winarno Surakhman menyebutkan
tentang studi pendahuluan ini dengan eksploratoris sebagai dua langkah, dan
perbedaan antara ngkah pertama dengan kedua ini adalah penemuan dan lpengalaman.
Memilih masalah adalah mendalami masalah itu, sehingga harus dilakukan secara
lebih sistematis dan intensif.
Kajian teori yang mendasari dan
relevan dengan penelitian ini mengenai pengembangan model pembelajaran (konsep
dasar pembelajaran, macam model pembelajaran, pengembangan model pembelajaran),
dan kemampuan reflektif (berfikir dan sikap reflektif).
Setiap model mengajar atau
pembelajaran harus mengandung suatu rasional yang didasarkan pada teori, berisi
serangkaian langkah strategi yang dilakukan guru maupun siswa, didukung dengan
sistem penunjang atau fasilitas pembelajaran, dan metode untuk mengevaluasi
kemajuan belajar siswa.
BAB II
PERMASALAHAN
v Apa sajakah
manfaat dari studi pendahuluan di dalam penelitian?
v Studi
pendahuluan dilakukan dengan membaca buku-buku yang membicarakan tentang
kegagalan riset orang lain terhadap masalah yang sama. Benarkah apa yang
dilakukan oleh calon peneliti ini?
v Bagaimana cara
mengadakan studi pendahuluan?
v Proses
sistematik dalam mengembangkan pembelajaran pada umumnya?
v Bagaimana kemampuan
reflektif sebagai hasil atau output dari pembelajaran yang dikembangkan
pada penelitian?
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Manfaat Studi Pendahuluan
Dengan telah mengadakan studi
pendahuluan, maka boleh jadi dapat dihemat banyak tenaga dan biaya, di samping
bagi calon peneliti tersebut menjadi lebih terbuka matanya, menjadi lebih jelas
permasalahannya.
Selanjutnya oleh Dr. Winarno
dikatakan bahwa setelah studi eksploratoris ini peneliti menjadi jelas terhadap
masalah yang dihadapi, dari aspek historis, hubungannya dengan ilmu yang lebih
lua, situasi dewasa ini, dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan
lain-lainnya.
1.
Mengetahui dengan pasti apa yag akan diteliti
2.
Tahu dimana atau kepadda siapa informasi dapat diperoleh
3.
Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi
4.
Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data
5.
Tahu bagaimana harus mengambil keputusan serta memanfaatkan hasil
Sebagai pedoman perlu tidaknya atau
dapat tidaknya penelitian dilaksanakan, peneliti harus ingat empat hal berikut:
1)
Minat, perhatian, penguasaan pemecahan masalah merupakan modal
utama dalam meneliti. Sebaiknya calon peneliti ini mempertimbangkan sekali
lagi, apakah ia masih berminat terhadap permasalahan yang di angkat atau tidak.
2)
Apakah penelitian ini dapat dilaksanakan? Banyak sekali faktor yang
menyebabkan seorang peneliti tidak dapat melaksanakan rencananya. Faktor-faktor
tersebut antara lain: kemampuan, waktu, tenaga, dan dana. Dengan pengalaman
studi pendahuluan mahasiswa tahu bahwa judul skripsi dan permasalahan
penelitian tersebut terikat pada masa studi yang terbatas.
3)
Tersedia faktor pendukung pada penelitian yang akan dilakukan. Data
yang akan dikumpulkan harus ada. Sebagai hasil tambahan peneliti harus sudah
merumuskan judul penelitian, sudah disediakan dana, sudah mengurus izin, dan
berhasil.
4)
Hasil penelitian cukup bermanfaat. Misalnya peneliti ingin
mengetahui perbedaan efektivitas pengajaran modul dibandingkan dengan
pengajaran klasifikasi. Dari studi pendahuluan, yakni membaca buku-buku di
perpustakaan, diketahui sudah ada beberapa laporan penelitian yang menjelaskan
bagaimana efektivitas pengajaran modul, baik secara terpisah maupun
dibandingkan dengan pengajaran system lain. Dengan demikian, calon peneliti
sudah memperoleh jawaban atas pertanyaan walaupun belum melaksanakan
penelitiannya. Dalam keadaan seperti ini mau tidak mau calon peneliti tersebut
harus mengurungkan niatnya.
B.
Tujuan Studi Pendahuluan
Tujuan penelitian pendahuluan adalah untuk memberikan gambaran dan
memastikan bahwa evaluasi mencakup bidang yang relevan fokus. Studi pendahuluan
khusus harus mengarah pada pembentukan sebuah kelompok evaluasi, penunjukan
lembaga untuk dievaluasi dan, akhirnya, untuk perumusan kerangka acuan.
C.
Cara Mengadakan Studi Pendahuluan
Sumber pengumpulan informasi untuk
mengadakan studi pendahuluan ini dapat dilakukan pada 3 objek. Yang dimaksud
dengan objek disini adalah apa yang harus dihubungi, dilihat, diteliti, atau
dikunjungi yang kira-kira akan memberikan informasi tentang data yang akan
dikumpulkan. Ketiga objek tersebut ada yang berupa tulisan-tulisan dalam kertas
(paper), manusia (person), atau tempat (place).
1.
Paper, dokumen, buku-buku, majalah atau bahan tertulis lainnya,
baik teori, laporan penelitian atau penelitian atau penemuan sebelumnya (findings),
studi ini juga disebut kepustakaan atau literature studi.
2.
Person: bertemu, bertanya, dan berkonsultasi dengan para ahli atau
manusia sumber.
3.
Place, tempat, lokasi atau benda-benda yang terdapat di tempat
penelitian.
D.
Ringkasan Bab VI
Setelah memilih masalah, maka
langkah selanjutnya adalah mengadakan studi pendahuluan. Faedah mengadakan
studi pendahuluan:
1.
Memperjelas masalah
2.
Menjajagi kemungkinan dilanjutkan penelitiannya
3.
Mengetahui apa yang sudah dihasilkan orang lain bagi penelitian
yang serupa dan bagian mana dari permasalahan yang belum terpecahkan.
E.
Cara Mengadakan Studi Pendahuluan
1.
Dengan membaca literatur, baik teori maupun penemuan (hasil
peneliti terdahulu)
2.
Mendatangi ahli-ahli atau manusia sumber untuk berkonsultasi dan
memperoleh informasi
3.
Mengadakan peninjauan ke tempat atau lokasi penelitian untuk
melihat benda atau peristiwa
F.
Kajian Teori
Kajian teori yang mendasari dan
relevan dengan penelitian ini mengenai pengembangan model pembelajaran (konsep
dasar pembelajaran, macam model pembelajaran, pengembangan model pembelajaran),
dan kemampuan reflektif (berfikir dan sikap reflektif).
·
Pengembangan Model Pembelajaran
Terdapat beberapa model
mengajar/pembelajaran antara lain model pemrosesan informasi, kelompok
personal, kelompok sosial, dan kelompok perilaku (Joice & Weil, 1986);
model pembelajaran kompetensi, pembelajaran kontekstual, pembelajaran mencari
dan bermakna, pembelajaran berbasis pengalaman, pembelajaran terpadu, dan
pembelajaran kooperatif. (Sukmadinata, 2004); model pendidikan guru berbasis
akademik, performansi, kompetensi, lapangan, pelatihan, pengajaran mikro,
internship, jarak jauh, dll.
Sebelum membahas proses pengembangan
suatu model pembelajaran, perlu dibahas mengenai pengertian dan prinsip
pembelajaran, konsep pembelajaran abad 21 yang didasarkan pada empat pilar
yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live
together, belajar sepanjang hayat pada pelajar orang dewasa, pembelajaran
bagaimana caranya belajar (learning how to learn), dan pembelajaran
berfikir (teaching for thinking).
Proses sistematik dalam
mengembangkan pembelajaran pada umumnya disajikan dalam bentuk model
pembelajaran. Dalam pengembangan model pembelajaran, Sukmadinata (2004)
mengemukakan mengenai dasar pemilihan pembelajaran (pendekatan, model ataupun
prosedur dan metode pembelajaran) yaitu: tujuan pembelajaran, karakteristik
mata pelajaran, kemampuan siswa dan guru.
·
Kemampuan Reflektif
Kemampuan reflektif sebagai hasil
atau output dari pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini.
didasarkan pada konsep reflektif dari John Dewey berkenaan dengan kemampuan
berfikir reflektif dan bersikap reflektif.
Kemampuan berfikir reflektif terdiri
atas lima komponen yaitu: (1) recognize or felt difficulty/problem, merasakan
dan mengidentifikasikan masalah; (2) location and definition of the problem,
membatasi dan merumuskan masalah; (3) suggestion of posible solution,
mengajukan beberapa kemungkinan alternatif solusi pemecahan masalah; (4)
rational elaboration of an idea, mengembangkan ide untuk memecahkan masalah
dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan; (5) test and formation of
conclusion, melakukan tes untuk menguji solusi pemecahan masalah dan
menggunakannya sebagai bahan pertimbangan membuat kesimpulan.
Model pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan reflektif dikembangkan berdasarkan pendekatan filosofis
konstruktivisme dan psikologi kognitif. Konstruktivisme dalam pembelajaran pada
hakekatnya merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang didasarkan pada
pengalaman (experience is the only basis for knowledge and wisdom), yang
kemudian direorganisasi dan direkonstruksikan.
BAB IV
KESIMPULAN
Dengan telah mengadakan studi
pendahuluan, maka boleh jadi dapat dihemat banyak tenaga dan biaya, di samping
bagi calon peneliti tersebut menjadi lebih terbuka matanya, menjadi lebih jelas
permasalahannya.
Selanjutnya oleh Dr. Winarno
dikatakan bahwa setelah studi eksploratoris ini peneliti menjadi jelas terhadap
masalah yang dihadapi, dari aspek historis, hubungannya dengan ilmu yang lebih
lua, situasi dewasa ini, dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan
lain-lainnya.
Tujuan penelitian pendahuluan adalah
untuk memberikan gambaran dan memastikan bahwa evaluasi mencakup bidang yang
relevan focus.
DAFTAR PUSTAKA
·
Aswarni Sudjud. Pengaruh Penelitian. Yogyakarta 1976
·
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian. Yogyakarta:
Rineka Cipta 2010
·
Sugiyono. Metode penelitian Pendidikan.
ALFABETA:Bandung 2010
·
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Metodologi
Penelitian, Dirjen Dikti, Jakarta, 1984
·
Dali S. Naga, Materi pengujian dalam penelitian
pendidikan, Kompas, Jakarta, 1980
No comments:
Post a Comment