PENGARUH
LINGKUNGAN TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan
dosen pengampu Bpk Drs.Selamet B. Hartanto, M.pd.
Disusun
oleh:
M.
Kholid Wastoni
PAI
/ 2E
UNIVERSITAS
SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
JAWA
TENGAH DI WONOSOBO
2013
Pengaruh lingkungan terhadap
kepribadian seseorang
·
permasalahan
Seorang
anak yang dilahirkan antara satu dengan y ang lain masing-masing memiliki
perbedaan bakat dan pembawaan yang berbeda pula. Hal itu dikarenakan beberapa
faktor diantaranya dilihat dari segi lahiriyah yaitu ketiaka ibu masih
mengandung selalu memperhatikan porsi makanan dan memilih makanan yang bergizi
secara teratur. Hal itu sangat berguna bagi perkembangan bayi (janin) yang dalam masa kandungan. Dengan
memperhatikan makanan yang memenuhi empat sehat lima sempurna dimungkinkan bisa
menghasilkan bibit yang unggul, dari segi dohiriyah yaitu ketika dalam pernikahan
antara mempelai pria dan wanita disaat proses pernikahanya sesuai syarat dan
rukun yang berlandaskan syariat islam yang merupakan kunci sahnya suatu
pernikahan, maka keturunan yang dihasilkan akan menjadi keturunan yang sah dan
berkualitas unggulan tetapi apabila dalam proses pernikahan tidak sah (tidak
sesuai hhukum syariat islam) yang berlaku maka berangkat dari pernikahan yang
tidaak sah tentunya akan mengahasilkan keturunan yang tidak sah pula dan itu
akan terus menerus berangsur –angsur sampai cucu buyut dan sampai keturunanya
hingga hari akhir.
Riyadoh/tirakat
orang tua juga sangat berpengaruh kepada keturunan yang dihasilkan.
Riyadoh/tirakat orang tua dianjurkan terutama ketika istri sedang hamil dan
akan lebih baik lagi ketika bayi dalam masa
kandungan sang bayi belum diberi ruh agar orang tua senantiasa berdoa
mendoakan anak agar diberi keturunan yang soleh dan solehah juga dibacaan ayat
–ayat alquran yang pahalanya dihadiahkan untuk anaknya.
Ketika
anak mulai menginjak usia tamziz disitulah orang tua harus memberikan perhatian
yang lebih dan pengawasan yang ekstra. Banyak kenakalan-kenakalan remaja
terjadi disetiap daerah terutama ketika anaka mulai menginjak masa kedewasan
diri. Hal itu dikarenakan dua faktor:
A. Faktor
Interen
Faktor
interen adalah faktor yang sangat besar pengaruhnya bagi para remaja, faktor
interen ini bisa diibaratkan seperti sebuah bangunan baik berupa gedung-gedung
pencakar langit, mol-mol, rumah susun, maupun rumah sederhana. Faktor interen
ini sebagai pondasi dalam sebuah bangunan yang bilamana bangunan itu bagus
dalam bentuk fidiknya tetapi memiliki kekurangan atau kelemahan yaitu pondasi
yang tidak kuat (asal jadi ) maka dapat dipastikan bangunan itu tidak dapat
bertahan lama berbeda bila banguna itu memiliki pondasi yang kuat pasti
bangunan itu akan berdiri kokoh tak tergoyahkan. Maksud dari faktor interen
tersebut adalah keluarga, dalam islam peranan orang tua sangatlah penting dan
utama dalam pengaruhnya terhadap anak. Seperti yang digambarkan oleh nabi
muhammad SAW bahwa setiap anak yang lahir itu seperti kertas yang putih bersih
belum ternodai. Tinggal orang tuanya apakah anak itu akan beragamakan majuzi
,nasrani, ataupun islam.
Kenakalan-kenakalan
remaja biasanya dipicu oleh kegagalan sebuah keluarga yang biasanya
masing-masing anggota keluarga belum bisa menjalankan peran dan posisi dalam
sebuah keluarga. Banyak para orang tua yang bekerja seharian, siang malam,
dalam bahasa jawa dikenal dengan istilah sikil
digawe ndas, ndas digawe sikil. Mereka ( para orang tua) bekerja keras tanpa
mengenal lelah sehingga dengan kesibukan masing-masing baik bapak atau ibu anak
mereka jadi kurang perhatian. Bahkan waktu untuk keluarga jadi berkurang atau
sangat minim karena waktu mereka banyak digunakan untuk bekerja. Apakah dengan
demikian anak akan senang? Jawabannya pasti denga tegas tidak. Mungkin tulisan
ini bisa mereview para ingatan orang tua bahwa dengan memberikan uang jajan tia
hari, uang saku tidak pernah lelap menyekolahkan anak ke sekolah yang terfavorit
itu semua tidak menjamin anak akan menjadi baik. Bahkan jika pemberian
dilakukan secara berlebih-lebihan akan membuat anak kurang mandiri
(ketergantungan yang tinggi terhadap orang tua). Bila kita mengingat orang tua
dahulu mereka mendidik anaknya dengan baik misalnya tidak membiarkan dan
menuruti semua kemauan anak sesekali jangan dituruti, hal itu dilakukan bukan
karena orang tua pelit/ tega melihat anaknya menangis karena permintaannya
tidak dituruti tetapi hal dilakukan untuk mendidik anak. Dengan memeberikan
apa-apa yang anak inginkan malah akan menghancurkan anak itu sendiri
(kesenangan yang pendek) kembali ke pokok permassalahan awal bahwa anak tidak
hanya butuh kebutuhan lahiriah saja tetapi juga rohaniah. Mereka (orang tua)
bekerja hingga kurang meluangkan waktu untuk keluarga bila ditanyapasti mereka
akan menjawab semua itu mereka lakukan demi ank, demi kebaikan anak, dan apa
yang mereka lakukan demi masa depan anak.
Jika
keadaan yang sudah dikemukakan diatas terjadi secara terus menerus maka akan
terjadi kesenjangan komunikasi yang
akhirnya menyebabkan anak :
1. Broken
home
Dengan kurangya perhatian dengan kasih
sayang anak menjadi tidak betah tinggal dirumah dan hal itu biasanaya
dilampiaskan oleh anak ke hal-hal yang bersifat negatif pelampiasan tersebut
misalnya dengan narkoba, mengenal dunia luar, minuman keras, pergaulan bebas,
dan sex bebas, clabbing ke diskoti-diskotik, balapan liar dan geng motor.
2. Frustasi
Jika kegagalan-kegagalan suatu harapan
atau tidak bisa menyelesaiakan massalah yang anak hadapi maka akan menyebabakan
frustasi. Biasanya anak-anak yang frustasi merasa bahwa hidupnya sehari-hari
hampa hanya sendiri ia merasa asing dengan keluarga dan jauh dengan ortu
walaupun masih dalam satu rumah. Ia merasa tidak mengenang siapa-siapa selain
dirinya sendiri dan tidak tahu harus meminta solusi disetip masalah-masalahnya
kepada siapa penyelasiannya. Masalah yang diahadapi tidak bisa terselasaikan
karena ia merasa bahwa keluarga yang seharusnya tempt berlindung seperti orang
asing. Jika frustasi ini berlanjut terus menerus maka mental si anak akan down
yang menyebabkan si anak bisa bunuh diri.
B.
Faktor Eksteren
1. teman
sepermainan
Faktor ekstern yang paling berpengaruh
adalah teman sepermaianamn. Ada pepatah yang mengatakan bahwa seseorang itu
bila dekat dengan tukang besi maka akan bau besi, bila dekat dengan penjual
minyak wangi, maka akan ikut harum dan juga ada pepatah yang mengatkan bahwa
seseorang itu kan berubah tergantung dengan siapa orang yang ditemuinya (teman)
dan apa yang dia baca (buku). Teman snagat berperan dalam pengaruh kepribdian
anak, jika anak yang pada dasrnya baik budi pekertinya tapi berteman dengan
kumpulan-kumpulan teman yang tidak baik maka anak itu akan menjadi pidar
kebaikannya tertapi sebaliknya jika pada dasranya kurang baik berteman dengan
teman yang baik insyaallah anak itu akan menjadi baik.
2. Lingkungan
sekolah
Dalam
lingkungan sekolah peranan guru sangat berperan sentral dalam mendidik seorang
anak, dengan demikian setiap guru harus bisa mengarahkan murid-muridnya agar
bisa menjadi anak yang berbakti pada orang tua, guru, dan berguna bagi nusa dan
bangsa. Di jaman sekarang ini kebanyakan para guru melupakan makna pendidikan
yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa tetapi mereka hanya menginginkan gaji saja tanpa memperhatikan peserta
didiknya mengajar asal-asalan yang penting datang dikelas, tidak peduli apakah
peserta didik paham atau tidak. Jika kita ingat bahwa besok di yaumul hisab
setiap perbuatan yang kita kerjakan akan diminta pertanggungjawaban, begitu
pula bila besok terjadi kesalahan seorang murid karena belum tahu tidak
diajarkan oleh gurunya ketika hidup didunia maka guru tersebut akan menerima
setoran dosa. padahal wali murid (orang tua) sudah memasrahkan menitipkan
anaknya supaya di didik unutk menjadi anak yang berakhlaq, ini semua sebagai
renungan kita bersama bahwa betapa besar tanggungjawab seorang guru bukan hanya
didunia tapi juga diakhirat.
3. Lingkungan
Masyarakat
Lingkungan masyarakat memegang peranan
yang penting setelah keluarga dan teman sepermainan. Dimana dalam lingkungan
masyarakat ini anak harus sudah bisa mengambil peran dan menjalankan fungsi
peran statusnya dalam masyarakat bila ia kesulitan dalam menjalankan perannya
maka ia akan terabaikan dan tersingkirkan dari masyarakat bahkan yang tidak
diharapkan menjadi sampah masyarakat. Jika anak yang sudah diabaikan dan
disingkirkan dari masyarakat yang terjadi anak akan membuat sensasi dan
bertindak yang menuju kearah yang negatif.
·
Solusi
Dari gejala-gejala kenakalan remaja agar
tidak terulang dan anak menjadi sholih dan sholihah orang tua harus sholih dulu
para orang tua jangan hanya mauidhoh hasanah(menasehati/berkata-kata saja)
tetapi juga memberikan uswatun khasanah (memberikan contoh yang baik) dengan
tiap hari memberikaan keteladanan yang baik anak akan mudah meniru tanpa harus
diprintahkan terlebih dahulu. Anak itu ibarat kaset yang merekam segala
kejadian yang terjadi dilingkungan sekitarnya terlebih lingkungan keluarga,
juga kepada orang tua walaupun dalam kesibukan apapun untuk menyempatkan waktu
untuk keluarga jangan hanya mementingkan karirnya saja, karena rasa kasih
sayang akan muncul dan tumbuh ketika terjadi komunikasi yang baik dan dari
komunikasi yang baik ini akan muncul rasa kebersamaan saling menjalankan peran
masing-masing anggota keluarga sehingga tercipta keluarga yang sakinah mawadah
warohmah.memilih teman-teman yang berakhlaq karena pengaruh teman sangat besar
bagi anak. Jika dalam keluarga sudah baik dalam hubungan kemasyarakatan akan
baik.
·
Rekomendasi
Dizaman sekarang ini banyak anak-anak
yang berani kepada orang tua untuk dan tidak bermoral juga terlebih lagi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih yang bila
tidak bisa menyaring, memilah dan memilih maka akan menimbulkan mahdhorot yang
besar. Banyak pornografi mudah diakses secara online. Kita tidak bisa
membendung perkembangan zaman karena itu
merupakan sunatuwoh karena perkembangan teknologi itu akan baik atau
buruk tergantung siapa yang menggunakan. Untuk itu pondasi yang utama dengan
menanamkan akidah yang kuat terhadap anak aqidah, melakukn kontrol kepada anak
dalam kehidupan agama memberikan pemahaman agama yang lebih. Karena jika tidak
anak akan mudah tergiur ke hal-hal yang negatif tetapi bila pondasi iman sudah
kuat maka berbagai rintangan akan mudah dihadapi, disekolahkan kesekolah yang
bernafaskan islam agar anak tau agama.
·
Kesimpulan
Keluarga
adalah ilmu pertama yang diperoleh anak, keluarga menjadi langkah awal untuk
mencetak anak-anak yang berakhlaq maka bila terjadi hubungan yang harmonis
serta anak di didik tentang agama dan budi pekerti yang baik maka tidak akan
terjadi penyimpangan-penyimpangan sosial. Karena di lingkungan masyarakat di
lingkungan sekolah anak sudah memiliki pegangan yang diperoleh dari
keluarga(orang tua) keluarga yang menjadi baiti jannati bukan keluarga broken
home.
No comments:
Post a Comment