Wednesday 18 February 2015

AGAMA DALAM PERSEPEKTIF AL-QUR’AN



BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Dalam ajaran Islam, pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting karena manusia sebagai wakil Allah SWT di muka bumi memikul tugas dan tanggung jawab yang cukup berat.Oleh karena itu, agar manusia mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik diperlukan sikap personalitas yang berkualitas dan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kehendak Allah. Hal itu hanya dapat dipenuhi melalui proses pendidikan.Pendidikan berkaitan dengan nilai diri manusia, terutama dalam mencari nilai itu sendiri.Dengan pendidikan manusia akan mempunyai banyak ketrampilan dan kepribadian.Ketrampilan dan kepribadian merupakan sekian banyak dari proses yang dialami manusiauntuk menjadi makhluk yang bekualitas baik fisik maupun mental. Pribadi berkualitas danberakhlak mulia tidak datang dengan sendirinya, tetapi ada semacam latihan-latihan/riyadhah. Kebiasaan yang baik akan berakibat baik dan menjadi bagian dari kepribadiankeseharian, sebaliknya kepribadian dan kebisaan sehari-hari yang buruk juga akan berakibat buruk terhadap kepribadaian dan perbuatan dirinya sendiri.Maka pendidikan dalam keseharian manusia menjadi penting artinya dalam rangka mengwala manusiamenjadimanusia yang berbudi dan berperadaban yang luhur.Pendidikan bukan hanya sekedar transfer ilmu, tetapi juga transfer nilai, dengan adanyatransfer ilmu dan nilai-nilai yang baik dimungkinkan manusia menjadi pribad yang tidakhanya cerdas otaknya, tetapi juga cerdas akhlaknya.Tidak heran jika Allah menyatakanbahwa kepribadain saja belum cukup, ilmu saja juga belum ada artinya, tetapi jika keduanya,antara ilmu dan iman sudah menyatu ,maka kepribadian dan ketinggian derajat akandiperoleh manusia. Hal ini dapat dipahami dari ayat 11 surat Mujadalah,yang artinya :“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalammajlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabiladikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orangyang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al Mujadalah: 11).Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa antara kecerdasan intelektual/ ilmu pengetahuandan spiritual/keimanan menjadi kesatuan yang utuh dalam rangka mencapai tujuan mulia,pencapaian derajat yang tinggi di hadapan Allah. Artinya adalah ilmu saja tidak cukup untukmengantarkan manusia menjadi makhluk yang berperadaban dan mempunyai derajattertinggi di hadapan Allah.Maka dalam ayat tersebut secara eksplisit dapat dipahami bahwauntuk mencapai derajat yang tinggi dibutuhkan paling tidak dua variable yaitu ilmupengetahuan dan kedalaman keimanan seseorang. Jika kedua variable tersebut telah adadalam diri seseorang, maka sangat dimungkinkan derajatnya akan dimuliakan oleh AllahSwt.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut:
Ø  Bagaimana pandangan/perspektif Islam tentang pendidikan?
Ø  Bagaimana pemerolehan pengetahuan (pendidikan) ?
Ø  Bagaimana arah tujuan pemanfaatan pendidikan?
C. TUJUAN
Ø  Untuk mengetahui pandanganperspektif Islam tentang pendidikan.
Ø  Untuk mengetahui pemerolehan pengetahuan (pendidikan).
Ø  Untuk mengetahui arah tujuan pemanfaatan pendidikan.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.   PANDANGAN DAN PERSPEKTIF ISLAM TENTANG PENDIDIKAN
 Pendidikan menurut Al-Qur’an.Al-Qur’an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pengetahuan. Tanpapengetahuan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, al-Qur’an bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan: “…Allah akanmeninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberiilmu pengetahuan beberapa derajat…”.Al-Qur’an juga telah memperingatkan manusia agar mencari ilmu pengetahuan,sebagaimana dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 122 disebutkan:“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnyaapabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.Dari sini dapat dipahami bahwa betapa pentingnya pengetahuan bagi kelangsungan hidup manusia. Karena dengan pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, yang membawa manfaatdan yang membawa madharat.Dalam sebuah sabda Nabi saw. Dijelaskan :“Mencari ilmu adalah kewajibansetiap muslim”. (HR. Ibnu Majah).Hadits tersebut menunjukkan bahwa Islammewajibkan kepada seluruh pemeluknya untuk mendapatkan pengetahuan. Yaitu,kewajiban bagi mereka untuk menuntut ilmu pengetahuan.Islam menekankan akanpentingnya pengetahuan dalam kehidupan manusia. Karena tanpa pengetahuanniscaya manusia akan berjalan mengarungi kehidupan ini bagaikan orang tersesat,yang implikasinya akan membuat manusia semakin terlunta-lunta kelak di hariakhirat.Imam Syafi’i pernah menyatakan:“Barangsiapa menginginkan dunia, maka harusdengan ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, maka harus dengan ilmu.Danbarangsiapa menginginkan keduanya, maka harus dengan ilmu”. Dari sini, sudahseyogyanya manusia selalu berusaha untuk menambah kualitas ilmu pengetahuandengan terus berusaha mencarinya hingga akhir hayat.Dalam al-Qur’an surat Thahaaayat 114 disebutkan:“Katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmupengetahuan’.”Paradigma pendidikan dalam Alquran juga tidak lepas dari tujuan Allah SWTmenciptakan manusia itu seindiri, yaitu pendidikan penyerahan diri secara ikhlaskepada sang Kholik yang mengarah pada tercapainya kebahagiaan hidup duniamaupun akhirat, sebagaimana Firman-Nya dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 : "Tidaksemata-mata kami ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah". MenurutArmai Arief (2007:175) " bahwa tujuan pendidikan dalam Alquran adalah membinamanusia secara pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan fungsinyasebagai hamba Allah SWT. dan kholifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuaidengan konsep yang diciptakan Allah".Pendidikan dalam perspektif Alquran dapat dilihat bagaimana Luqman Al-Hakim memberikan pendidikan yang mendasar kepada putranya, sekaligus memberikancontohnya, juga menunjukkan perbuatannya lewat pengamalan dan sikap mental yang dilakukannya sehari-hari dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.Diantara wasiat pendidikan monumental yang dicontohkan Luqman lewat materibillisan dan dilakukannya lewat bilamal terlebih dahulu adalah: Jangan sekali-kalimenyekutukan Allah, berbuat baiklah kepada kedua orang tua, jangan mengikutiseruan syirik, ingatlah bahwa manusia itu pasti mati, hendaklah kita tetap merasadiawasi oleh Allah, hendaklah selalu mendirikan sholat, kerjakan selalu yang baik dantinggalkan perbuatan keji, jangan suka menyombongkan diri, sederhanalah dalambepergian, dan rendahkanlah suaramu.Walaupun sederhana materi dan metode yang diajarkan Luqman Al-Hakimkepada putranya termasuk kepada kita semua yang hidup di jaman modern ini, namunbetapa cermat dan mendalam filosofi pendidikan serta hikmah yang dimiliki Luqmanuntuk dapat dipelajari oleh generasi berikutnya sampai akhir jaman.
Konsep pendidikan dalam perspektif Alquran yang direfleksikan Allah SWT dalamQS.Luqman(31):12-19 selengkapnya berbunyi :12. Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqmman, yaitu : "bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah) makasesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur,maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberpelajaran kepada anaknya: "Hai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah,sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu adalah benar-benar kedzaliman yangbesar".14. Dan Kami perintahkan kepada manusia terhadap dua orang ibu-bapak; ibunyatelah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, danmenyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatuyang tidak ada pengetahuannya tentang itu, maka janganlah engkau mengikutikeduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orangyang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, makakuberikan kepadamu apa yang telah engkau kerjakan.16. (Luqman berkata): "Hai anakkua, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscayaAllah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagiMaha Mengetahui”.17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dancegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yangmenimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan(oleh Allah).18. Dan janganlah engkau memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) danjanganlah engkau berjalan di muka bumi dengan angkuh.Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.19.Dan sederhanalah engkau dalam berjalan dan lunakkan suaramu.Sesungguhnyaseburuk-buruk suara adalah suara keledai.Ketokohan Luqman Al-Hakim seperti dijelaskan di atas merupakan suatukeniscayaan dalam dunia pendidikan, hingga dapat melahirkan para ahli pendidikandibidangnya masing-masing sejak Al-quran dilauncingkan oleh pembawa risalahterakhir Rosululloh Muhammad SAW empat belas abad yang lalu hingga sekarangbahkan sampai akhir jaman.Islam memandang dan memposisikan sendi-sendikeilmuan atau ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sesuatu yang sangat utamadan urgen.Ia merangkul iptek sedemikian rupa sehingga menganggap suci dandisamakan derajatnya dengan jihad bagi perjuangan orang-orang yang berilmu danyang mencari ilmu, juga karya-karya yang mereka temukan tentang fenomena danrahasia alam semesta ini. Hal ini dijelaskan dengan firman Allah dalam QS. Al-Mujadiah ayat 11 :"Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yangDiberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.Ilmu pengetahuan yang dituju oleh Al-qur’an menurut Widodo (2007: 161) adalah ilmupengetahuan dengan pengertiannya yang menyeluruh, yang mengatur segala yangberhubungan dengan kehidupan dan tidak terbatas pada ilmu syariah dan akidah saja.Ia mencakup berbagai disiplin ilmu seperti ilmu sosial, ekonomi, sejarah, fisika,biologi, matematika, astronomi, dan geografi dalam bentuk gejala-gejala umum,general ideas, atau grand theory yang perlu dikem,bangkan lagi oleh akal manusia.Dalam pandangan yang bersifat internal-global, ilmu-ilmu dalam Alquran dapatdijabarkan ke dalam masalah-masalah akidah, syariah, ibadah, muamalah, akhlak,kisah-kisah lampau,berita-berita akan dating, dan ilmu pengetahuan ilahiah lainnya.Demikian lengkapnya berbagai ilmu yang terdapat dalam Alquran, tidak terkecualimasalah sains dan matematika. Tentang term ini Fahmi Basya (1427H: 95)menjelaskan bahwa Matematika Islam ialah matematika yang menjadikan Alquran  dan Sunnah Nabi sebagi postulat. Hal itu sejalan dengan apa yang dikatakan NabiMuhammad SAW bahwa :" Aku tinggalkan untuk kalian dua urusan, kamu tidakakan tersesat selama berpegangkepada keduanya, yaitu Kitab Allah (Alquran) dan Sunnah Rasul Allah (Hadits)."Sebab itu masih menurut dia, dalam Matematika Islam, kita tidak lagi perlumembuktikan suatu data yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, sekalipun nantidalam perjalananya, Matematika Islam seolah membuktikan kebenaran sunnah-sunnah Nabi. Data bilangan dari Alquran dan Nabi, diolah dan dibuat modelmatematikanya.Untuk memperjelas penemuannya dia mengutip QS. Al-Hasyr ayat21 sebagai berikut :Kalau Kami turunkan Al-quran ini kepada gunung, sungguh kamu lihat dia tundukterpecah belah dari takut kepada Allah. Dan itu perumpamaan yang Kami adakanuntuk manusia supaya mereka berfikir”.Cuplikan ayat di atas menjelaskan bahwa Alquran adalah suatu Formula.Oleh karenaitu diakhir ayat tadi dikatakan itu perumpamaan yang kami adakan untuk manusiasupaya mereka berfikir’.Fenomena ini menandakan bahwa Alquran berisi Sains yang perlu difikirkan.Pendidikan Menurut Perspektif Islam.Dalam ajaran Islam, pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting karenamanusia sebagai wakil Allah SWT di muka bumi memikul tugas dan tanggung jawabyang cukup berat. Oleh karena itu, agar manusia mampu menjalankan tanggungjawabnyadengan baik diperlukan sikap personalitas yang berkualitas dan ilmu pengetahuan yangsesuai dengan kehendak Allah.Hal itu hanya dapat dipenuhi melalui proses pendidikan.Tugas manusia yang pertama adalah menjadi hamba Allah yang taat,sebagaimanafirman Allah dalam Al Quran Surat Adz-Dzariyat 56, yang artinya:”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mengabdi(ibadah)kepada-Ku.”. Manusia diperintah untuk beribadah hanya kepada Allah,karena tidak adatuhan selain Dia. “Sembahlah Allah, sekali-kali tak ada tuhanbagimu selain-Nya”(Q.S.Al-A’raaf: 59).Tugas manusia yang kedua adalah sebagai khalifah di muka bumi,yang menuntut tanggung jawab yang berat. Tanggung jawab tersebut berkaitan erat dengan pernyataanAllah dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 30, yang artinya:”Ingatlah ketika Allahberfirman kepada malaikat: Aku akan menciptakanseorang khalifah di muka bumi”.Bumi yang merupakan tempat tinggal bagi manusia untuk sementara, pengelolaanya diserahkan kepada manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam Al Quran surat Al-An’am ayat 165yang artinya :“Dan Dialah yang menjadikan kamu pengelola bumi”.Mengelola berartimenjaga,memelihara,melestarikan,memberdayakan dan memanfaatkannya untuk dijadikan sarana penunjang dalam beribadah kepada Allah. Bukan sebaliknya, yakni menciptakan kerusakan di muka bumi atau merasa bangga menjadi perusak alam. Allah sangat membenci orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi dan malapetakaakan menimpa manusia itu sendiri apabila memperlakukan alam sekehendak hatinya,sebagaimana firman-Nya dalam surat Ar-Rum ayat 41 yang artinya :“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan tangan manusia, supaya Allahmerasakan kepada merekasebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar merekakembali (ke jalan yangbenar)”.Diangkatnya manusia sebagai khalifah tidak semata-mata perintah Allah,melainkan adakesanggupan dari manusia itu sendiri, setelah makhluk lain menolaknya karena khawatirakan menghianatinya. Dengan kata lain, hanya manusia yang sanggup mengembang amanah Allah yang maha berat itu. (QS.AlAhzab: 72) .Penghambaan manusia kepadaAllah yang dibuktikan dalam bentuk beribadah kepada-Nya, pada hakekatnya merupakanperwujudan rasa syukur atas segala karunia dan ni’mat Allah. Orang yang berimanmenyadari bahwa dirinya telah menerima limpahan kasih sayang yang tak terhingga dariAllah, dengan diangkatnya derajat manusia yang lebih tinggi dari mahkluk lainnya.Diberinya akal dan kemampuan berpikir merupakan sarana yang ampuh dalam rangkamengembangkan tugas sebagai khalifah.Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan peranan akal, sehingga pentingnyapendidikan dalam pandangan Islam berkaitan erat dengan penggunaan akal, hati, danpancaindera untuk berpikir dan mendekatkan diri kepada Allah.Alangkah ruginyamanusia yang telah banyak menerima karunia dariAllah,tetapi tidak maumenggunakannya untuk memikirkan ciptaan,kekuaaan,keesaan, dan keagungan sangMaha Pencipta (Allah SWT).Derajat manusia yang tinggi itu dapat jatuh ke tempat yang lebih rendah dari bintang(QS.Al-A’raf:179).Betapa pentingnya pendidikan, karena hanya dengan prosespendidikanlah manusia dapat mempertahankan eksistensinya sebagai manusia yangmulia,melalui pemberdayaan potensi dasar dan karunia yang telah diberikan Allah.Apabila semua itu dilupakan dengan mengabaikan pendidikan,manusia akan kehilangan jatidirinya.Namun perlu digaris bawahi, bahwa pendidikan yang dimaksud adalahpendidikan berdasarkan konsep Islam sesuai dengan petunjuk Allah. Secara garis besar,konsepsi pendidikan dalam Islam adalah mempertemukan pengaruh dasar denganpengaruh ajar. Pengaruh pembawaan dan pengaruh pendidikan diharapkan akan menjadisatu kekuatan yang terpadu yang berproses ke arah pembentukn kepribadian yangsempurna.Oleh karena itu, pendidikan dalam Islam tidak hanya menekankan kepadapengajaran yang berorientasi kepada intelektualitas penalaran, melainkan lebihmenekankan kepada pendidikan yang mengarah kepada pembentukan keribadian yangutuh dan bulat.Pendidikan Islam menghendaki kesempurnaan kehidupan yang tuntassesuai dengan firman Allah pada surat Al Baqarah ayat 208, yangartinya :“Wahai orang-orang yang beriman,masuklah kamu ke dalam Islam secarakeseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.Sesungguhnyasyaitan itu musuh yang nyata bagimu”.Bagi manusia pendidikan penting sebagai upaya menanamkan danmengaktualisasikan nilai-nilai Islam pada kehidupan nyata melalui pribadi-pribadimuslim yang beriman dan bertakwa, sesuai dengan harkat dan derajatkemanusiaansebagai khalifah di atas bumi.Penghargaan Allah terhadap orang-orang yang berilmu danberpendidikan dilukiskan pada ayat berikut. “Allah akan meninggikan orang-orang yangberiman di antara kamu dan orang-orang yangdiberi pengetahuan derajat (yangbanyak) (QS.Al Mujadalah 11“.“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (QS, An-Nahl 43). “Katakanlah :”Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui”(QS.Az.Zumar:9).Pentingnya pendidikan telah dicontohkan oleh Allah pada wahyu pertama, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5 yang banyak mengandung isyarat-isyarat pendidikan dan pengajaran dengan makna luas dan mendalam. PrilakuNabiMuhammad saw sendiri, selama hayatnya sarat dengan nilai-nilai pendidikan yangtinggi.Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam ajaran Islampendidikan menduduki posisi yang sangat penting. Mengingat bahwa keberadaanmanusia di dunia ini mengemban tugas dan tanggung jawab yang berat,sebagai hambaAllah maupun sebagai khalifah di muka bumi.Kedua tugas tersebut dalam pelaksanaanyamerupakan satu kesatuan yang terintegrasi di dalam perilaku seseorang.Dengandemikian,pendidikan memegang peranan peting dalam membentuk manusia yangbersedia mengabdi kepada Allah,dengan menyelaraskan aktivitas peribadatan dalamkonteks hablum minallah,hablum minannas, dan hablum minal’alam.

Pemerolehan Pengetahuan (Pendidikan).Pendidikan Islam memiliki karakteristik yang berkenaan dengan cara memperoleh danmengembangkan pengetahuan serta pengalaman. Anggapan dasarnya ialah setiap manusiadilahirkan dengan membawa fitrah serta dibekali dengan berbagai potensi dan kemampuanyang berbeda dari manusia lainnya. Dengan bekal itu kemudian dia belajar: mula-mulamelalui hal yang dapat diindra dengan menggunakan panca indranya sebagai jendelapengetahuan; selanjutnya bertahap dari hal-hal yang dapat diindra kepada yang abstrak, dandari yang dapat dilihat kepada yang dapat difahami. Sebagaimana hal ini disebutkan dalamteori empirisme dan positivisme dalam filsafat. Dalam firman Allah Q.s. an-Nahl ayat 78disebutkan: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahuisesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamubersyukur”.Dengan pendengaran, penglihatan dan hati, manusia dapat memahami danmengerti pengetahuan yang disampaikan kepadanya, bahkan manusia mampumenaklukkan semua makhluk sesuai dengan kehendak dan kekuasaannya. Dalam al-Qur’an surat al-Jatsiyah ayat 13 disebutkan:“Dan dia menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya,(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarterdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”.Namun, pada dasarnya proses pemerolehan pengetahuan adalah dimulai denganmembaca, sebagaimana dalam al-Qur’an surat al-‘Alaq ayat 1-5: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telahmenciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajarkepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.Dalam pandangan Quraish Shihab kata Iqra’ terambil dari akar kata yang berartimenghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah,mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca teks tertulis maupuntidak.Wahyu pertama itu tidak menjelaskan apa yang harus dibaca, karena al-Qur’anmenghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut bismi Rabbik, dalamarti bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra’ berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilahciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yangtertulis maupun yang tidak. Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yangdapat dijangkaunya. Sebagaimana dalam al-Qur’an surat Yunus ayat 101 disebutkan:“Katakanlah: ‘Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi”.Al-Qur’an membimbing manusia agar selalu memperhatikan dan menelaah alamsekitarnya. Karena dari lingkungan ini manusia juga bisa belajar dan memperolehpengetahuan.Dalam al-Qur’an surat asy-Syu’ara ayat 7 juga disebutkan:“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?”.Demikianlah, al-Qur’an secara dini menggarisbawahi pentingnya “membaca” dankeharusan adanya keikhlasan serta kepandaian memilih bahan bacaan yang tepat.Namun, pengetahuan tidak hanya terbatas pada apa yang dapat di hindra saja.Pengetahuan juga meliputi berbagai hal yang tidak dapat diindra. Sebagaimana tertuangdalam al-Qur’an surat Al-Haqqah ayat 38-39: “Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat (38). Dan dengan apa yang tidakkamu lihat (39)”.Dengan demikian, objek ilmu meliputi materi dan nonmateri, fenomena dannonfenomena, bahkan ada wujud yang jangankan dilihat, diketahui oleh manusia puntidak. Dalam al-Qur’an surat Al-Nahl ayat 8 disebutkan:“Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya”. Sebagaimana telah dipaparkan di atas, dalam pengetahuan manusia tidak hanyasebatas apa yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia, namun juga semuapengetahuan yang dapat menyelamatkannya di akhirat kelak.Islam mengehendakipengetahuan yang benar-benar dapat membantu mencapai kemakmuran dankesejahteraan hidup manusia. Yaitu pengetahuan terkait urusan duniawi dan ukhrowi,yang dapat menjamin kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia di dunia dan diakhirat.Pengetahuan duniawi adalah berbagai pengetahuan yang berhubungan denganurusan kehidupan manusia di dunia ini. Baik pengetahuan moderen maupun pengetahuanklasik.Atau lumrahnya disebut dengan pengetahuan umum.Sedangkan pengetahuanukhrowi adalah berbagai pengetahuan yang mendukung terciptanya kemakmuran dankesejahteraan hidup manusia kelak di akhirat.Pengetahuan ini meliputi berbagaipengetahuan tentang perbaikan pola perilaku manusia, yang meliputi pola interaksimanusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.Atau biasadisebut dengan pengetahuan agama.Pengetahuan umum (duniawi) tidak dapat diabaikanbegitu saja, karena sulit bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hari kelak tanpamelalui kehidupan dunia ini yang mana dalam menjalani kehidupan dunia ini pun harusmengetahui ilmunya. Demikian halnya dengan pengetahuan agama (ukhrowi), manusiatanpa pengetahuan agama niscaya kehidupannya akan menjadi hampa tanpa tujuan.Karena kebahagiaan di dunia akan menjadi sia-sia ketika kelak di akhirat menjadi nista.Islam selalu mengajarkan agar manusia menjaga keseimbangan, baikkeseimbangan dhohir maupun batin, keseimbangan dunia dan akhirat. Dalam Qs. Al-Mulk ayat 3 disebutkan:“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat padaciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlahberulang-ulang! Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”.Dalam al-Qur’an surat ar-Ra’d ayat 8 juga disebutkan:“Segala sesuatu di sisi-Nya memiliki ukuran”.Dari sini dapat dipahami bahwa Allah selalu menciptakan segala sesuatu dalamkeadaan seimbang, tidak berat sebelah. Demikian halnya dalam penciptaan manusia.Manusia juga tercipta dalam keadaan seimbang. Dari keseimbangan penciptaannya,manusia diharapkan mampu menciptakan keseimbangan diri, lingkungan dan alamsemesta. Karena hanya manusia yang mampu melakukannya sebagai bentuk darikekhalifahan manusia di muka bumi.Dalam al-Qur’an surat al-Qashash ayat 77 disebutkan:“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeriakhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi danberbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Manusia tidak dianjurkan oleh Islam hanya mencari pengetahuan yang hanyaberorientasi pada urusan akhirat saja. Akan tetapi, manusia diharapkan tidak merupakanpengetahuan tentang urusan dunia.Meskipun kehidupan dunia ini hanyalah sebuahpermainan dan senda gurau belaka, atau hanyalah sebuah sandiwara raksasa yangdiciptakan oleh Tuhan semesta alam. Namun, pada dasarnya manusia diharapkan mampumenjaga keseimbangan dirinya dalam menjalani realita kehidupan ini, termasuk dalammencari pengetahuan.Al-Qur’an surat al-An’aam ayat 32 menyebutkan:“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dansungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Makatidakkah kamu memahaminya?”.Islam menghendaki agar pemeluknya mempelajari pengetahuan yang dipandangperlu bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan di akhirat kelak. Dalam al-Qur’an suratal-Baqoroh ayat 201 disebutkan:“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikandi dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.Kebaikan(hasanah) dalam bentuk apapun tanpa didasari ilmu, niscaya tidak akan terwujud. Baikberupa kebaikan duniawi yang berupa kesejahteraan, ketenteraman, kemakmuran dan lainsebagainya. Apalagi kebaikan di akhirat tidak akan tercapai tanpa adanya pengetahuanyang memadai. Karena segala bentuk keinginan dan cita-cita tidak akan terwujud tanpaadanya usaha dan pengetahuan untuk mencapai keinginan dan cita-cita itu sendiri.

Pemanfaatan Pengetahuan (Orientasi Pendidikan).Manusia memiliki potensi untuk mengetahui, memahami apa yang ada di alamsemesta ini. Serta mampu mengkorelasikan antara fenomena yang satu dan fenomenayang lainnya.Karena hanya manusia yang disamping diberi kelebihan indera, manusiajuga diberi kelebihan akal. Yang dengan inderanya dia mampu memahami apa yangtampak dan dengan hatinya dia mampu memahami apa yang tidak nampak. Dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 31 disebutkan:“Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya”.Yang dimaksud nama-nama pada ayat tersebut adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Iniberarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam raya.Adanya potensi itu, dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, sertaketidakmampuan alam raya terhadap perintah dan hukum-hukum Tuhan,menjadikan ilmuwan dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam.Karenanya, semua itu mengantarkan manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam yang telah ditundukkan Tuhan. Namun, di sisi lain manusia juga memiliki nafsu yang cenderung mendorong manusiauntuk menuruti keinginannya. Nafsu jika tidak terkontrol maka yang terjadi adalah keinginan yang tiada akhirnya.Nafsu juga tidak jarang menjerumuskan manusia dalamlembah kenistaan. Dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 53 disebutkan:“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberirahmat oleh Tuhanku”.Al-Qur’an menandaskan bahwa umat Islam adalah umat terbaik, yang mampumenciptakan lingkungan yang baik, kondusif, yang bermanfaat bagi seluruh alam.
Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.Dalam al-Qur’an surat Ali Imron ayat 110 disebutkan:“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepadayang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.Sabda Nabi saw.:“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat”.Pisau akan sangat berguna ketika digunakan oleh orang yang berpikiran positifdan ahli dalam menggunakan pisau. Sebaliknya, ketika pisau digunakan oleh orang yangberpikiran negatif, niscaya bukan kemanfaatan dan kemaslahatan yang akan dihasilkandari pisau itu, melainkan kemadharatan.Demikian halnya dengan pengetahuan, ketika penggunaannya bertujuan untukmencapai kemanfaatan niscaya pengetahuan itu pun akan bermanfaat. Namun sebaliknya,ketika pengunaan pengetahuan digunakan untuk kemadharatan, maka kemadharatanitulah yang akan didapat.Ilmu pengetahuan adalah sebuah hubungan antara pancaindera,akal dan wahyu. Dengan pancaindera dan akal (hati), manusia bisa menilai sebuahkebenaran (etika) dan keindahan (estetika).Karena dua hal ini adalah piranti utama bagimanusia untuk mendapatkan pengetahuan.Namun, disamping memiliki kelebihan, keduapiranti ini memiliki kekurangan.Sehingga keduanya masih membutuhkan penolonguntuk menunjukkan tentang hakikat suatu kebenaran, yaitu wahyu. Dan dengan wahyumanusia dapat memahami posisinya sebagai khalifah fil ardh.
Wahyu yang diturunkan kepada manusia tidak hanya berisikan perintah danlarangan saja, akan tetapi lebih dari itu al-Qur’an juga membahas tentang bagaimanaseharusnya hidup dan menghargai kehidupan. Dan tidak terlepas juga di dalam al-Qur’andikaji tentang sains dan teknologi sehingga tidaklah berlebihan jika kita menyebutnya sebagai kitab sains dan medis.Namun, berbagai bentuk kemajuan sains dan teknologiserta ilmu pengetahuan tanpa didasari tujuan yang benar, niscaya hanya akan menjadisebuah bumerang yang menghancurkan kehidupan manusia. Karena tidak jarang saat inimanusia malah mengalami kejenuhan, kehampaan jiwa, hedonisme, materialisme bahkandekadensi moral yang tidak jarang pula implikasinya merugikan diri mereka sendiribahkan lingkungan sekitar. Padahal dengan adanya kemajuan sains dan teknologikehidupan manusia diharapkan menjadi lebih mudah, efisien, instan, yang bukan malahmenimbulkan tekanan jiwa dan kerusakan lingkungan.Dalam Islam telah digariskan aturan-aturan moral penggunaan pengetahuan.Apapun pengetahuan itu, baik kesyaritan maupun lainnya, teoritis maupun praktis, ibaratpisau bermata dua yang dapat digunakan pemiliknya untuk berlaku munafik dan berkuasaatau berbuat kebaikan dan mengabdi kepada kepentingan umat manusia. Pengetahuantentang atom umpamanya, dapat digunakan untuk tujuan-tujuan perdamaian dankemanusian, tapi dapat pula digunakan untuk menghancurkan kebudayaan manusiamelalui senjata-senjata nuklir. Al-Qur’an juga telah menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi adalah akibat dari ulahmanusia sendiri. Dalam al-Qur’an surat ar-Rum ayat 41 disebutkan:“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tanganmanusia”.Manusia adalah makhluk yang memiliki tanggung jawab, yaitu tanggung jawab menjadikhalifah fil ardh. Kekhalifahan manusia adalah salah satu bentuk dari ta’abbud-nyakepada sang Khalik. Sedangkan ta’abbud adalah tugas pokok dari penciptaan manusia,sekaligus menggali, mengatur, menjaga dan memelihara alam semesta ini. Sebagaimanatelah dijelaskan dalam al-Qur’an surat adz-Dzariyat ayat 56:“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdikepada-Ku”.Dalam al-Qur’an surat al-A’raf ayat 85 disebutkan:“Sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagimanusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuatkerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baikbagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman“.Pemanfaatan pengetahuan harus ditujukan untuk mendapatkan kemanfaatan daripengetahuan itu sendiri, menjaga keseimbangan alam semesta ini dengan melestari-kankehidupan manusia dan alam sekitarnya, yang sekaligus sebuah aplikasi dari tugaskekhalifahan manusia di muka bumi. Dan pemanfaatan pengetahuan adalah bertujuan untuk ta’abbud kepada Allah swt., Tuhan semesta alam. Wallahu a’lam.






BAB III
PENUTUP.
 KESIMPULAN
Dari deskripsi singkat di atas, dapat dipahami bahwa al-Qur’an telahmemberikan rambu-rambu yang jelas kepada kita tentang konsep pendidikan yangkomperehensif. Yaitu pendidikan yang tidak hanya berorientasi untuk kepentinganhidup di dunia saja, akan tetapi juga berorientasi untuk keberhasilan hidup di akhiratkelak. Karena kehidupan dunia ini adalah jembatan untuk menuju kehidupansebenarnya, yaitu kehidupan di akhirat.Manusia sebagai insan kamil dilengkapi dua piranti penting untukmemperoleh pengetahuan, yaitu akal dan hati. Yang dengan dua piranti ini manusiamampu memahami “bacaan” yang ada di sekitarnya.Fenomena maupun nomenayang mampu untuk ditelaahnya.Karena hanya manusia makhluk yang diberikelebihan ini.Pengetahuan yang telah didapat manusia sudah seyogyanya diorientasikanuntuk kepentingan seluruh umat manusia.Karena sebaik-baik manusia adalah yangpaling bermanfaat bagi manusia seluruhnya.Namun, tidak boleh dilupakan bahwamanusia juga hidup berdampingan dengan lingkungan, sehingga tidak bisa serta mertakemajuan pengetahuan pengetahuan dan teknologi malah menghancurkan danmerusak keseimbangan alam.Karena sudah menjadi tugas manusia untukmelestarikan alam ini sebagai kekhalifahan manusia sekaligusbentuk ta’abbudnya kepada Allah swt.









DAFTAR PUSTAKA
file:///http/pentingnys%20pendidikan%20dalam%20pandangan%20islam/Pentingnya%20Pengetahuan%20dan%20Pendidikan%20Menurut%20al-Qur%E2%80%99an%20%20%20Kajian%20Al-Qur%E2%80%99an.htm

1 comment:

  1. Casino.mgm casino - Drmcd
    With over 500 casino games, including over 200 table games, the MGM 정읍 출장샵 Mirage Hotel and Casino has made it to the 공주 출장마사지 world's largest online 남양주 출장샵 gaming  Rating: 4.3 · ‎9 양산 출장마사지 reviews 슬롯 가입 머니

    ReplyDelete