BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Observasi merupakan suatu
pengamatan yang dilakukan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan
menggunakan alat indera atas kejadian-kejadian yang langsung dapat ditangkap
pada waktu kejadian itu terjadi. Observasi biasanya dapat dikatakan
sebagai alat penilaian yang banyak digunakan untuk memperoleh data mengenai
keterampilan, perilaku individu atau proses kegiatan tertentu.
Bimbingan (guidence) berasal
dari kata Guide, bermakna menuntun, mengarahkan, menunjukan dan
mempedomani, dapat dilihat dari persfektif teori dalam ilmu bimbingan dan
konseling, Guide,berarti mengarahkan (to direct),memandu (to
pilot),mengelola ( to manage) dan menyetir ( to stees).
Konseling berarti kontak
atau hubungan timbal balikantara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani
masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan
integrasi berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi
klien.
Bimbingan dan Konseling
merupakan layanan kepada peserta didik (student servics), layanan untuk
membantu mengoptimalkan perkembangan peserta didik. Layanan bimbingan dan
konseling kepada peserta didik akan optimal jika difokuskan pada pengembangan
pribadi,sosial dan pemcahan masalah individual.
B.
Tujuan
Observasi
Mengetahui kegiatan layanan bimbingan dan
konseling
Mengetahui kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling
Mengetahui jenis-jenis dan unsur program
bimbingan dan konseling
Mengetahui sajian kegiatan Bimbingan dan
Konseling yang dilaksanakan
Menemukan faktor-faktor
yang menjadi penunjang maupun kendala dalam proses pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling.
C.
Manfaat
Observasi
Manfaat Observasi yang kami lakukan
selama ini adalah sebagai berikut:
·
Sebagai masukan dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan di masa yang akan dating
·
Sebagai motivasi untuk
menjadi guru bahasa arab yang kreatif dan inovatif dan mampu menjadi pembimbing
di setiap pembelajara.
·
Untuk menambah wawasan saya
sebagai calon guru
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tentang BK di Sekolah yang diobservasi (SMA N bobotsari,purbalingga)
Tahap Pertama : Hari senin, tanggal 13 Mei
2013
Pada
tahap keempat ini kami melakukan observasi dengan dengan melakukan wawancara
kepada pihak sekolah.
1. Tujuan BK di Sekolah
Tujuan BK dilaksanakan
diantaranya adalah untuk mengembangkan minat, bakat, dan potensi siswa. Adapun
fungsinya yaitu untuk membantu siswa dalam bimbingan. Berfungsi sebagai
mediator, memberi solusi dalam menyelesaikan masalah. Apabila masalah itu
adalah sebuah pilihan, maka BK memberikan sebuah pemaparan yang berisi
pemantapan. Karena pada akhirnya, siswa itu sendiri yang akan memilihnya,
dengan disangkutkan kepada berbagai pertimbangan. Baik itu pertimbangan yang
berasal dari dalam maupun dari luar. Dan untuk memandirikan siswa serta
memberikan kesadaran sesuai perkembangan remajanya
2. Apabila tidaknya pendataan bagi siswa yang mengunjungi BK
BK di sekolah SMA N bobotsari,purbalingga tidak ada pendataan
terhadap siswa yang belum pernah pengunjungi BK. Dan juga tidak ada keharusan
bahwa setiap siswa harus mengunjungi BK. Artinya disini guru BK menyediakan
kepada siswa yang akan berkonsultasi, adapun siswa yang tidak mengunjungi BK
atau tidak pernah sama sekali, itu terserah mereka. Karena mereka yang
mempunyai keperluan. Guru BK hanya sebagai mediator saja Dan di sekolah SMP N 1
karanganyar,purbalingga ini BK di jadikan mata pelajaran di mulai dari kelas
tujuh sampai kelas sembilan sehingga hal ini memudahkan guru BK untuk melakukan
pendekatan dan bimbingan kepada siswa.
3. Klien BK
Mengenai masalah
siapa-siapa saja yang menjadi klien dalam BK adalah seluruh siswa yang duduk di
bangku sekolah yang bersangkutan. Dari mulai kelas tujuh sampai kelas sembilan.
Dari mulai siswa yang bermasalah sampai siswa yang tidak bermasalah,siswa yang
berprestasi dan siswa yang memiliki prestasi biasa saja.
4. Pemilihan Tempat Pelayanan
Tempat dilaksanakannya
pelayanan BK bisa dimana saja seperti di kantin, lapangan atau taman yang
sudah tentu nyaman untuk pelajaran BK bagi siswa. Pelayanan yang di
tempat-tempat tersebut merupakan pelayanan klasikal.Namun untuk pelayanan
konseling yang bersifat pribadi siswa disediakan ruangan khusus yang lebih
menjaga privasi klien siswa.stem yang dilaksanakan dari pelayanan BK di luar
(tempat-tempat tertentu) itu adalah pertama-tama mengadakan janji terlebih
dahulu dengan klien untuk menentukan waktu dan tempatnya. Kemudian jika sudah
menemukan kesepakatan maka tinggal dilaksanakan. Namun, disini terkadang molor.
Terkadang siswa ada keperluan yang lain yang harus diselesaikan pada waktu yang
bersamaan. Atau bisa juga pelayanan BK dilakukan secara kondisional saja
seperti ketika guru dan siswa sedang berbincang – bincang diluar pelajaran.
5. Peran BK
Peran BK itu sangat penting
kedudukannya. Apalagi jika dikaitkan dengan kejiwaannya. Secara psikologi
memang diperlukan. Demi kelancarannya dalam berinteraksi di lingkungan sekitar.
Dan untuk pengembangan minat dan potensi siswa.
6. Unsur Pendukung BK
Demi kelancaran proses kegiatan
guru BK dalam melaksanakan perannya, maka orang tua dan wali kelas itu
diikutkan dan kedudukannya adalah sebagai unsur pendukung BK. Jadi guru BK
dalam pelaksanaannya yaitu meminta bantuan kepada orang tua dan wali kelas
untuk membantu. Di SMAN bobotsari,purbalingga masing – masing siswa memiliki
buku bimbingan dan konseling dan di buku itu pun bisa terjadi komunikasi antara
orang tua siswa,wali kelas dan guru BK sehingga hal ini memudahkan untuk
melakukan bimbingan.
7. Jadwal BK
Jadwal BK adalah satu hari
(full). Dari hari Senin sampai Jumat. Pelajaran BK dijadwal kan bagi
seluruh siswa dari mulai kelas tujuh sampai kelas sembilan secara bergantian..
8. Hambatan dalam menangani Klien
Guru BK di SMA N bobotsari,purbalingga ada satu orang yaitu
ibu Heriyah,MA dan ini tidak sebanding dengan jumlah murid yang ada di SMA
N bobotsari,purbalingga, Sebenarnya
tidak akan susah jika antara guru BK (konsultan) dengan siswa (klien) jumlahnya
adalah sebanding. Maka dari itu guru BK mendapatkan hambatan untuk hasil yang
diharapkan yaitu dalam hal kemaksimalannya.
9. Kegiatan Pendukung Layanan BK
Langkah jauh keluar jika
ada masalah yang dihadapi oleh siswa, namun guru BK tidak mampu karena
masalahnya sudah terlalu berat, yang dilakukan oleh guru BK adalah dengan
segera melakukan kerjasama dengan wali kelas, orang tua. Jadi guru BK tidak
begitu saja membiarkan klien dalam masalah terus-menerus tanpa ada solusi. Maka
ini dinamakan alih tangan kasus. Alih tangan kasus merupakan salah satu poin
dari kegiatan pendukung BK. Dimana poin-poin kegiatan adalah aplikasi
instrumensi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan
kasus.
B. Manajemen BK
1)
Perencanaan /Persiapan
a.
Pembagian Tugas
Ibu Heriyah MA mengajar BK
dari kelas tujuh sampai kelaas sembilan,dan wali kelas serta guru mata
pelajaran turut membantu untuk pelayanan BK
2)
Penyusunan Program
a) Program
Tahunan
Program tahunan berisi
program semestaran dan laporan bulanan yang dilaksanakan selama satu tahun
pelajaran dan unit semester dan bulanan.
·
Program Semesteran
·
Program Bulanan
Agenda mingguan dan agenda
harian dimana program yang dilaksanakan selama satu bulan dalam unit mingguan
dan harian.
b) Program
Mingguan
i.
Konsultasi Program
·
dengan Ka Sekolah
·
dengan Staff BK
·
dengan Mitra Kerja
ii.
Penyedian Sarana
Sarana yang disediakan
diantaranya adalah Mabel, papan data, ATK, alat peraga, recorder, dan
lain-lain.
C. Program layanan BK
I.
Layanan BK
·
Orientasi
Salah satu kegiatan layanan
BK yaitu layanan Orientasi. Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang
dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkugan
yang baru dimasukinya. Program ini dilaksanakan di awal yaitu pada MOS. Dimana
uraian yang disampaikan adalah pengenalan BK.
·
Informasi
1.
Membuat majalah dinding
2.
Seminar narkoba dan kepro
·
Penempatan dan Penyaluran
1.
Pengelompokkan kelas
2.
Pembentukan kelompok
Ekstrakulikuler
3.
Pembentukan kelompok
belajar
4.
Pembentukan sahabat
remaja/konseling sebaya
·
Penguasaan
konten/pembelajaran
1.
Kini aku sudah remaja
2.
Konsentrasi
3.
Karir dan cita-cita
4.
Disiplin diri
5.
Makna disiplin diri
6.
Penerapan Disiplin Diri
7.
Gaya remaja sehat
8.
Remaja dan stress
9.
Peran Gender
·
Bimbingan Kelompok
·
Konseling Individu
Individu bermasalah
(masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir)
·
Konseling Kelompok
1.
Kelompok siswa berkasus
homogen (bolos, nilai rendah, dll)
2.
Kelas yang sedang
bermasalah
3.
Peta Konsep Pembelajaran
Program
BK diantaranya yaitu ada bimbingan klasikal dan individu yang mana pada tiap
akhir semester mendapat bimbingan secara individu atau pun klasikal di kelas
masing – masing, pelaksanaannya yaitu memberikan bimbingan berupa bimbingan
mental. Misalnya, bimbingan yang diberikan berupa motivasi-motivasi kepada
siswa. Menyarankan kepada mereka agar selalu berusaha, dan selalu berdoa
memohon kepada-Nya.
II.
Kegiatan Pendukung
ü Instrumen Bimbingan
·
Melengkapi format yang
belum ada
·
Merevisi format yang sudah
tidak sesuai
·
membuat format baru yang
diperlukan
ü Menyelenggarakan himpunan dan mengolah data
·
Data hasil tes (input PSB)
·
Data hasil belajar (raport
mid semester, raport semester, dll)
·
Data Kasus (dari buku
komunikasi piket, catatan kejadian, catatan observasi, laporan wali kelas,
angket, dll)
·
Data siswa (buku pribadi,
hasil psikotes, preetes BK, postes BK, dll)
·
Tes psikologis
ü Kunjungan rumah (untuk siswa bermasalah tertentu)
Kunjungan
rumah bermaksud untuk mendeteksi, menyelidiki, dan mengetahui kondisi keluarga
dalam kaitannya dengan permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung
jawab pembimbing atau konselor. Tapi di SMP Al syukro untuk melakukan kunjungan
rumah sedikit sulit karena waktu orang tua siswa yang memang jarang di rumah
jadi untuk mendeteksi dan mengetahui kondisi keluarga hanya melalui telfon
saja.
ü Konferensi Kasus (untuk kasus tertentu)
Konferensi
kasus adalah suatu forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing atau konselor
guna membahas permasalahan dan arah pemecahannya, yang direncanakan dan
dipimpin oleh pembimbing atau konselor yang dihadiri oleh pihak-pihak tertentu
yang terkait dengan kasus dan upaya pemecahanya.
ü Alih Tangan Kasus (untuk kasus tertentu)
Alih
tangan kasus merupakan upaya mengalihkan atau memindahkan tanggung jawab
memecahkan masalah atau kasus-kasus yang dialami siswa kepada orang lain yang
lebih mengetahui dan berwenang.
III.
Pengembangan
v Sistem dan Program BK
Melalui pertemuan, Rakord, Raker, dll.
v Pembinaan dan pengembangan SDM personil BK
IV.
Perlengkapan Tata Laksana
BK
§ Perlengkapan
pengumpulan data
Dalam
menghadapi klien, menggunakan metode wawancara, observasi, kuisioner, dan
sosiometri. Maka perlengkapan yang diperlukan diantaranya adalah pedoman
wawancara, pedoman observasi, angket, daftar isian, dll.
§ Perlengkapan
penyimpanan data
Untuk
menyimpan data baik yang bersifat individu atau kelompok itu dibutuhkan alat
penyimpanan data. Maka perlengkapan yang diperlukan yaitu alat penyimpanan data
diantaranya berupa kartu, folder, booklets, buku pribadi serta map.
§ Perlengkapan
pelaksanaan BK
Semua alat-alat yang
mendukung pada pelaksanaan BK.
CONTOH KASUS
Seorang siswa SMA kelas II
IPS, laki-laki menunjukan gejala jarang masuk sekolah, sering melanggar tata
tertib sekolah, dan prestasi belajarnya rendah. Siswa tersebut sering bolos,
terutama kalau akan menghadapi mata pelajaran matematika. Pada akhir tahun yang
lalu yang bersangkutan termasuk salah seorang yang dipermasalahkan untuk kenaikan kelasnya. Di rumah, siswa
tersebut tidak mempunyai tempat belajar sendiri; dia belajar di tempat
tidurnya. Ia banyak membantu kegiatan keluarga sehingga seringkali terlambat
masuk sekolah.
Penanganaya : saat siswa tersebut
berada diruang bk selalu diberi nasihat dari guru bk tersebut. Dalam menangani
kasus tersebut guru bk menasehati agar selalu masuk kelas dan jangan bolos
lagi, untuk mata pelajaran matematika dicoba untuk mulai mengikutinya. Karena
pelajaran itu penting untuk nantinya. Mulai sekarang kalau dirumah untuk bias
membagi waktu belajar dan membantu orang tua,jadi nanti nilainya tidak jelek
dan orang tua tidak kecewa dengan kamu.
SARAN
Salah satu langkah yang
perlu dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling untuk menangani suatu kasus
seseorang siswa ialah mengetahui kemungkinan sumber penyebab masalahnya sebagai
latar belakang kasus atau aspek diagnosis dari sesuatu kasus. Aspek diagnosis
itu adalah tinjauan ke masa yang lampau yang diduga menjadi sumber penyebab
timbulnya masalah pada diri siswa. Setiap permasalahan yang terdapat pada diri
siswa itu tentu ada penyebabnya. Ada dua pertimbangan paling tidak yang dapat
digunakan untuk dapat diduga menjadi seumber penyebab itu, yaitu pengalaman
empiris dan kajian secara teoritis. Tepatnya langkah dalam membuat keputusan
diagnosis ini memungkinkan tepatnya langkah aspek prognosis dan hal itu akan
memungkinkan tepatnya bentuk bantuan yang diberikan untuk mengatasi masalah.
Membuat perkiraan
kemungkinan penyebab atau aspek prognosis sesuatu kasus perlu dilakukan oleh
para Guru Pembimbing. Dengan membuat diagnosa ini, Guru Pembimbing dapat
meramalkan kemungkinan keberhasilan melalui sesuatu bentuk usaha bantuan yang
dapat ditempuh Guru Pembimbing. Atau apa kemungkinan akibat yang lebih buruk
akan terjadi apabila kasus dibiarkan saja tanpa intervensi atau bantuan Guru
Pembimbing.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan di SMP Islam Al syukro, maka dapat disimpulkan bahwa di
sekolah ini telah terdapat layanan Bimbingan dan Konseling. Dan guru BK sendiri
disiapkan khusus untuk Bimbingan Konseling. Namun, sekolah masih kekurangan
dalam tenaga guru BK itu sendiri. Karan guru BK yang ada tidak seimbang dengan
jumlah murid yang ada disekolah tersebut. Ini menunjukan bahwa perhatian
terhadap ketenagaan guru BK disekolah masih kurang atau juga masih kurang
diperhatikan.
Dan berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan, BK pada sekolah ini telah membuat program layanan
khusus Bimbingan Konseling untuk siswa. Program layanan itu sendiri dilakukan
berdasarkan kebutuhannya. Jika masalah itu pribadi, maka dilakukan konseling
individu. Namun bila kasus yang terjadi berupa kasus yang homogen, maka
dilakukan konseling kelompok.
Dan setelah dilaksanakannya
Bimbingan Konseling pada siswa, guru BK pun melakukan evaluasi terhadap target
program, apakah program yang telah dibuat, berhasil dilaksanakan sesuai dengan
rencana. Kemuadian evaluasi proses dan pelaksanaan program, dimana guru BK
mengevaluasi apakah proses dan pelaksanaan BK disekolah telah sesuai dengan
ketentuan yang telah dibuat.
Jadi, secara program dan
pelaksanaan layanan BK disekolah ini dapat dikatakan cukup baik dan memadai.
Namun kekurangannya, yaitu kurangnya tenaga guru BK disekolah ini.
Saran
Menurut saya, untuk
meningkatkan mutu BK disekolah ini. Ada baiknya bila Kepala Sekolah menambah
tenaga guru BK. Agar jumlah guru BK yang ada dapat seimbang dengan jumlah murid
yang ada. Dengan begitu dapat memudahkan guru BK dalam menangani kasus-kasus
yang terjadi di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Zikri Neni Iska, 2011, Pengantar Bimbingan
dan Konseling, Jakarta: Kizi Brother’s
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan,
Landasan Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Rineka Cipta, Remaja
Rosdakarya,2006
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di
Sekolah dan Madrasah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
No comments:
Post a Comment