Masa Skolastik dan Peralihan
Kliping ini guna memenuhi tugas mata kuliah sekolastik yang diampu
oleh: Bp. Slamet faizi M.Pd
Oleh:
Ahmad Saiful Rijal
NIM. 1109007
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
USIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENNGAH DI WONOSOBO
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Filsafat pada abad pertengahan
adalah suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan arah pemikiran dunia
kuno. Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zamanyang baru sekali di tengah-tengah
suatu rumpun bangsa yang baru, yaitu bangsa Eropa barat. Filsafat yang baru ini
disebut Skolastik.
Sebutan skolastik mengungkapkan,
bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahandiusahakan boleh sekolah-sekolah, dan
bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran disekolah-sekolah itu. Semula
Skolastik timbul di biara-biara tertua di GalliaSelatan. Daribiara-biara di
Gallia selatan itu pengaruh Skolastik keluar sampai di Irlandia, di
Nederlanddan di Jerman. Kemudian Skolastik timbul di sekolah-sekolah kapittel,
yaitu sekolah-sekolah yang dikaitkan dengan gereja. Setelah abad pertengahan
berakhir baru muncullah abad yang kemudian dinamakan abad peralihan.
BAB
II
PEMBAHASAN
- A. MASA SKOLASTIK
Filsafat barat abad petengahan (476-1492)
dapat dikatakan sebagai “abad gelap”karena berdasarkan pada pendekatan sejarah
gereja, saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga
manusia tidak lagi memiliki kebebasan untukmengembangkan potensi dirinya. Semua
hasil-hasil pemikiran manusia diawasi oleh kaum gereja dan apabila terdapat
pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka orangyang
mengemukakannya akan mendapatkan hukuman yang berat.[1]
Masa abad pertengahan dibagi menjadi
2 (dua) masa yaitu masa Patristik dan masa
Skolastik[2]. Istilah skolastik adalah kata
sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah.
Atau dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama
yaitu ajaran atau sekolahan. Yang demikian karena
sekolah yang diadakan oleh Karel Agung yangmengajarkan apa yang diistilahkan
sebagai artes liberales (seni bebas) meliputi mata pelajaran gramatika,
geometria, arithmatika, astronomi, musika, dan dialektika.
Dialektika ini sekarang disebut logika dan kemudian meliputi seluruh filsafat.[3] Jadi,
skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
Katas skolastik menjadi
istilah bagi filsafat pada abad 9 s/d 15 yang mempunyai corak khusus yaitu
filsafat yang dipengaruhi agama.[4] Perkataan
skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Filsafat
skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang
rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada,
kejasmanian, kerohanian, baik buruk.
Sebutan skolastik mengungkapkan
bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah-sekolah, dan
bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran di sekolah-sekolah itu. Pada
waktu itu rencana pelajaran sekolah-sekolah meliputi suatu studi duniawi yang
terdiri dari 7 kesenian bebas (artes liberalis) yang dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu : Trivium, 3 mata pelajaran bahasa, yang meliputi Tata
Bahasa, Retorika dan Dialektika (yaitu semacam tehnik.
berdiskusi), yang dimaksud sebagai
Pendidikan Umum. dan Quadravium, 4 mata pelajaran matematika, yang
meliputi Ilmu Hitung, Ilmu Ukur, IlmuPerbintangan dan Musik,
yang dimaksud bagi mereka yang ingin belajar lebih tinggi(teologia) atau
ingin menjadi sarjana. Dari sini jelas, bahwa dialektika termasuk pendidikan
yang lebih rendah (trivium), sebagai persiapan bagi quadrivium,
yang dipandang lebih Tinggi kedudukannya dari pada mata pelajaran bahasa. Akan
tetapi di sepanjang perjalanan abad keabad keadaanpun berubah. Buku-buku
pegangan dialektika lama-kelamaan diganti dengankarangan-karangan Aristoteles mengenai
logika, sedang dalam perkembangannya yang lebih lanjut lagi pelajaran Artes
Liberales makin diubah menjadi studi filsafat, terutama filsafat
Aristoteles. Demikianlah filsafat menjadi penting.
Pada dasarnya sampai pertengahan
abad ke 12 orang-orang Barat belum pernah mengenal filsafat Aristoteles secara
keseluruhan. Scholastik Islam-lah yang membawakan perkembangan
filsafat di Barat, terutama berkat tulisan dari para ahli pikir Islam seperti
Ibnu Rusyd. Peran ahli pikir Islam ini besar sekali, tidak hanya dalam
pemikiran filsafat saja, akan tetapi juga memberi sumbangan yang tidak kecil
bagi bangsa Eropa, yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan. Namun setelah
pemikiran-pemikiran Islam ini masuk ke Eropa, banyak buku filsafat dan peranan
para ahli pikir Islam atas kemajuan dan peradaban Barat sengaja disembunyikan
karena mereka (Barat) tidak mengakui secara terus terang jasa para ahli
pikirIslam itu dalam mengantarkan kemoderatan Barat.
A.
PERKEMBANGAN MASA/FILSAFAT SKOLASTIK ISLAM
Dikalangan masyarakat Islam istilah
Skolastik Islam jarang dipakai, yang paling masyhur yaitu ilmu kalam atau
Filsafat Islam. antara kedua ilmu tersebut dalam pembahasannya dipisahkan.
Dala perkembangann filsafat Islam,
dikenal dua periode yaitu ; periode mutakallim (700-900), dan periode filsafat
Islam (850-1200). Dimana para ahli pikir Islam (Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina,
Al-Ghazali, Ibnu Rusyd) sangat berperan, bukan hanya dalam pemikiran filsafat
saja, akan tetapi meraka memberikan sumbangan yang besar bagi Eropa, yaitu
dalam bidang ilmu pengetahuan.
1.
Al-Kindi (801-865)
Abu Yusuf Ya’kub Ibn Ishak Ibn
Ahabah Ibn Umron Ibn Ismail Ibn Muhammad Ibn Al Ibn Qais Al-Kindi atau lebih
dikenal Al-Kindi. disamping sebagai ahli dalam ilmu Agama, juga ahli dalam ilmu
kedokteran, filsafat, matemtika, logika, pengubahan lagu, geometri,
arithmatika, fisiologi dan astromomi. Ia adalah orang pertama yang memasukkan
filsafat sebagai salah satu ilmu ke Islaman, setelah ia menyesuaikan dengan
Islam.Ajaran pokok filsafatnya
a.
Tentang pengetahuan
Al-Kindi membagi pengetahuan menjadi
:
1.
Pengetahuan Ilahiyah sebagai
tercantum dalam Al-Qur’an. Pengetahuan itu deterima Nabi dari Tuhan. Dasar dari
pengetahuan ini adalah keyakinan.
2.Pengetahuan Insaniyah. Dasarnya pikiran. Kebenyaran yang
dibawah Al-Qur’an lebih menyakinkan dari pada filsafat, tetapi Al-Qur’an
dan filsafat tidak bertentangan.
b.
Soal kenabian
Al-kindi berpendapat bahwa apa yang
telah dicapai oleh para Nabi adalah derajat pengetahuan yang tertinggi yang
dapat dicapai oleh manusia. Sedangkan Nabi dapat mencapai yang begitu
tentang pengetahuan alam gaib dan ke-Tuhanan melalui jalan intuisi (wahyu)
diatas kesanggupan manusia biasa.
c.
Tentang filsafat.
Agama dan filsafat masing-masing
mencari kebenaran. Disitulah letak agama dan filsafat. Tujuan agama adalah
menerangkan apa yang benar dan apa yang baik, begitu pula dengan filsafat.
Agama disamping wahyu juga menggunakan akal, da filsafat menggunakan akal.
2.
Al-Farabi (870-950)
Nama lengkapnya Abu Nasher Muhammad
Ibn Muhammad Ibn Anzalq Ibn Turchan Al-Farabi. Dilahirkan di Farab Turkistan.
Ia digelari sebagai Al-Muallimuts tsani (guru kedua) dalam ilmu filsafat
sesudah Aristoteles, yang dianggap sebagai guru pertama.
B.
PERKEMBANGAN MASA/FILSAFAT SKOLASTIK KRISTEN
a.
Masa Awal Skolastik
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi,
pemikiran filsafat patristik mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan
ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan pada saat itu terjadi serangan
terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang
telah dibangun selama berabad-abad.[5]
Baru pada abad ke-8 Masehi,
kekuasaan berada di bawah Karel Agung (742 – 814) dapat memberikan suasana
ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termsuk
kehidupan manusia serta pemikiran filsafat menampakkan mulai adanya
kebangkitan. Kebangkitan inilah yang merupakan kecemerlangan abad
pertengahan.Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di biara
italia selatan dan pada akhirnya sampai berpengaruh kejerman dan belanda.
Kurikulum pengajaranya meliputi studi duniawi, tata bahasa, retorika,
dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan musik.
Sutardjo Wiramihardja mengatakan
bahwa zaman ini berhubungan dengan terjadinya perpindahan penduduk, yaitu
perpindahan bangsa Hun dari Asia ke Eropa sehingga bangsaJerman pindah melewati
perbatasan kekaisaran Romawi yang secara politik sudah mengalami
kemerosotan[6].
Walaupun demikian masa ini merupakan kebangkitan pemikiran abad pertengahan
yang mana sebelumnya merosot karena kuatnya dominasi golongan Gereja[7].
Karena situasi yang ricuh, tidak
banyak pemikiran filsafati yang patut ditampilkanpada masa ini. Namun, ada
beberapa tokoh dan situasi penting yang harus diperhatikan dalam memahami
filsafat masa ini.
1.
Augustinus (354-430)
Menurutnya, dibalik keteraturan dan
ketertiban alam semesta ini pasti adayang mengendalikan, yaitu Tuhan. Kebenaran
mutlak ada pada ajaran agama.Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala
sesuatu diciptakan oleh Allah dariyang tidak ada (creatio ex nihilo). Kehidupan
yang terbaik adalah kehidupan bertapa,dan yang terpenting adalah cinta pada
Tuhan.
2.
Boethius (480-524 M)
Dalam usianya yang ke 44 tahun,
mendapat hukuman mati dengan tuduhan berkomplot. Ia dianggap sebagai filosof
akhir Romawi dan filosof pertama Skolastik. Jasanya adalah menterjemahkan
logika Aristoteles ke dalam bahasa latin dan menulis beberapa traktat logika
Aristoteles. Ia adalah seorang guru logika pada abad pertengahan dan mengarang
beberapa traktat teologi yang dipelajari sepanjang abad pertengahan.
3.
Kaisar Karel Agung
Ia memerintah pada awal abad ke-9
yang telah berhasil mencapai stabilitas politik yang besar. Hal ini menyebabkan
perkembangan pemikiran kultural berjalan pesat. Pendidikan yang dibangunnya
terdiri dari tiga jenis yaitu pendidikan yang digabungkan dengan biara,
pendidikan yang ditanggung keuskupan, dan pendidikanyang dibangun raja atau
kerabat kerajaan.
4.
Santo Anselmus (1033-1109)
Ciri khas filsafat abad pertengahan
ini terletak pada rumusan Santo Anselmus yaitu credo ut intelligam (saya
percaya agar saya paham). Filsafat ini jelas berbeda dengan sifat filsafat
rasional yang lebih mendahulukan pengertian dari pada iman.
5.
Peter Abaelardus (1079-1142)11
Eropa membuka kembali kebebasan
berpikir yang dipelopori oleh Peter Abelardus. Ia menginginkan kebebasan
berpikir dengan membalik diktum Augustinus-Anselmus credo utintelligam dan
merumuskan pandangannya sendiri menjadi intelligo ut credom (saya
paham supaya saya percaya). Peter Abelardus memberikan status yang lebih tinggi
kepada penalaran dari pada iman.
b.
Masa Keemasan Skolastik
Pada masa Skolastik awal, filsafat
bertumpu pada alam pikiran dan karya-karya Kristianai. Tetapi sejak pertengahan
abad ke-12 karya-karya non Kristiani mulai muncul dan filosuf Islam mulai
berpengaruh. Dan pada masa in merupakan kejayaan Skolastik yangberlangus dari
abad 1200-1300 M, yang disebut juga masa berbunga karena bersamaandengan
munculnya beberapa universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan
ilmu pengetahuan. Abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik. Ada beberapa
faktor yang memberi sumbangan yang berguna bagi kejayaan skolastik antara lain:
1. Mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia
pemikiran Yunani dan dunia pemikiran Arab, yaitu dengan peradaban Yunani dari
Italia Selatan dan Silsilia dan dengan kerajaan Bizantium di satu pihak, dan
peradaban arab yang ada diSpanyol di lain pihak. Melalui karya orang-orang Arab
dan Yahudi Eropa Barat mulai lebih mengenal karya-karya Aristoteles, yang
semula memang kurang dikenal. Kecuali melalui karya orang-orang Arab
tulisan-tulisan Aristoteles dikenal melalui karya para bapak gereja Timur, yang
sejak zaman itu dikenal juga.
2. Timbulnya universitas-universitas. Didirikannya Universitas
Almamater di Paris yangmerupakan gabungan dari beberapa sekolah. Dan
universitas inilah yang menjadi awal (embrio) berdirinya universitas di
Paris, Oxford, Mont Pellier, Cambridge danlainnya. Pada abad pertengahan,
umumnya universitas terdiri atas empat fakultas,yaitu kedokteran, hukum, sastra
(fakultas Atrium), dan teologi.
3. Timbulnya ordo-ordo baru, yaitu ordo Fransiskan (didirikan
1209 M.) dan ordo Dominikan (didirikan 1215 M.)15. Ordo-ordo ini muncul karena
banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan
dorongan yang kuat untukmemberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal
ini akan berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan
tokoh-tokohnya memegang peranan di bidang filsafat dan teologi, seperti;
Albertus de Grote, Thomas Aquines, Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham[8].
Tokoh-tokoh yang ada pada masa
keemasan Skolastik ini diantaranya:
- Albertus Magnus (1203-1280 M.)
Ia lahir dengan nama Albertus Von
Bollstadt yang juga dikenal sebgai doktoruniversitas dan dokto
magnus, kemudian bernama Albertus Magnus (Albert the Great) Ia
mempunyaikepandaian luar biasa. Di universitasPadua ia belajar
artes liberales, belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun
1223 M, kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan kepandaian luar
biasa. Di universitasPadua ia belajar artes liberales, belajar
teologi di Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223 M, kemudian masuk ke
Koln menjadi dosen filsafat dan teologi. Terakhir dia diangkat sebagai uskup agung.
Pola pmikirannya meniru Ibnu Rusyd dalam menulis tentang Aristoteles. Dalam
bidang ilmu pengetahuan, ia mengadakan penelitian dalam ilmu biologi dan ilmu
kimia[9].
- Thomas Aquinas (1225-1274 M.)
Puncak kejayaan masa skolastik
dicapai melalui pemikiran Thomas Aquinas (1225-1274 M.). Lahir
di Roccasecca, Italia 1225 M dari kedua orang tua bangsawan[10].
Ia mendapat gelar “The Angelic Doctor”, karena banyak pikirannya, terutama
dalam “SummaTheologia” menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gereja.
Menurutnya, pengetahuan berbeda dengan kepercayaan. Pengetahuan didapat melalui
indera dan diolah akal. Namun, akal tidak mampu mencapai realitas tertinggi
yang ada pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah keagamaan yang harus
diselesaikan dengan kepercayaan. Dalil-dalil akal ataufilsafat harus
dikembangkan dalam upaya memperkuat dalil-dalil agama dan mengabdi kepadaTuhan.
Aquinas merupakan theolog skolastik yang terbesar. Ia adalah muridAlbertus
Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga
ia sangat mahir dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles
diselaraskannya dengan pandangan-pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil
menyelaraskan keduanya sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang
berbahaya bagi iman Kristen. Pada tahun1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai
ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.
Thomas mengajarkan Allah sebagai “ada
yang tak terbatas” (ipsum esse subsistens).Allah adalah “dzat yang
tertinggi”, yang mempunyai keadaan yang paling tinggi. Allah adalah penggerak
yang tidak bergerak. Tampak sekali pengaruh filsafat Aristoteles dalam
pandangannya. Dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu
tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati)
hanya dapat dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang
sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat
(adikodrati). “Tabiat kodrati bukan ditiadakan, melainkan disempurnakan oleh
rahmat,” demikian kata Thomas Aquinas[11].
- C. Masa Skolastik Akhir (1300-1450 M.)
Masa Skolastik akhir ditandai dengan
kemalasan berpikir filsafati sehingga menyebabkan stagnasi (kemandegan)
pemikiran filsafat Scholastik Kristen.Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolous
Cusanus (1401-1404 M.). Dari filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah
obyek sentral bagi intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi manusia
dapat mencapai yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak ada
hal-hal yang berlawanan. Dalam diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai
kesatuan. Semua makhluk berhingga berasal dari Allah pencipta, dan
segalanyaakan kembali pula pada pencipta-Nya[12].
Nicolous Cusanus sebagai tokoh pemikir yang berada paling
akhir masa Scholasti. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal,
yaitu : lewan indra, akal, dan intuisi. Dengan
indra kita akan mendapat pengetahuan tentang benda berjasad, yang sifatnya tak
sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang
abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dengan intuisi, kita
akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi sebagaiamana dijelaskan pada
paragraf sebelumnya.
Pada tahap akhir masa skolastik
terdapat filosof yang berbeda pandangan dengan Thomas Aquinas, yaitu William
Occam (1285-1349). Tulisan-tulisannya menyerang kekuasaan gereja
dan teologi Kristen. Karenanya, ia tidak begitu disukai dan kemudian
dipenjarakan oleh Paus. Namun, ia berhasil meloloskan diri dan meminta suaka
politik kepada Kaisar Louis IV, sehingga ia terlibat konflik berkepanjangan
dengan gereja dan negara. William Occam merasa membela agama dengan menceraikan
ilmu dari teologi.Tuhan harus diterima atas dasar keimanan, bukan dengan
pembuktian, karena kepercayaan teologis tidak dapat didemonstrasikan.
C. MASA PERALIHAN
setelah abad pertengahan berakhir
sampilah pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat
pembaharuan. Zaman peralihan ini merupakan embrio masa modern. Masa peralihan
ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme dan reformasi yang
berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.
1.
Renaissance
Renaissance atau kelahiran kembali
di Eropa ini merupakan suatu gelombang kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di
Italia, kemudian di Prancis, Spanyol, dan selanjutnya hingga menyebar keseluruh
Eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalah Leonardo da Vinci, Michelangelo,
Machiavelli, dan Giordano Bruno.
2.
Humanisme
Humanisme pada mulanya dipakai
sebagai suatu pendirian dikalangan ahli pikir Renaissance yang mencurahkan
perhatiannya terhadap pengejaran kesusastraan Yunani dan Romawi, serta
perikemanusiaan. Kemudian, humanisme berubah fungsinya menjadi gerakan untuk
kembali melepaskan ikatan dari gereja dan berusaha menemukan kembali sastra
Yunani dan Romawi. Diantara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco
Vallia, Erasmus, dan Thomas Morre.
3.
Reformasi
Reformasi merupakan revolusi
keagamaan di Eropa barat pada abad ke-16. Refolusi tersebut dimulai dari
gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja Katolik. Kemudian berkembang menjadi
asas-asas Protestantisme. Para tokohnya antara lain Jean Calvin dan Martin
Luther.
Abad pertengahan disebut masa kelam
bagi pemikiran filsafat, kerena kebebasan berpikir manusia telah dipangkas dan
didominasi oleh dogma gereja. Tetapi, justru abad pertengahan menjadi titik balik
bagi munculnya cahaya baru pemikiran filsafat, yang ditandai dengan
gerakan Renaisance yang kembali melahirkan budaya berfikir
ilmiah. Renaisance ini lah yang menjadi cikal-bakal bagi
munculnya pemikiran filsafat modern. Namun, pemikiran filsafat modern dengan
budaya berpikir ilmiah yang berujung pada lahirnya ilmu pengetahuan dan
teknologi mutakhir, juga memberikan karakteristik negatif berupa menurunya
kepercayaan atas dogma gereja, dan mulai tumbuh masyarakat anti agama.
Simbol bagi perubahan zaman dari
gelapnya abad pertengahan menuju abad modern adalah terbuktinya teori
Copernicus, yang juga diperkuat oleh Galileo dan Keppler. Hal ini semakin
menyudutkan posisi gereja yang telah salah memberikan doktrin mati, bahwa bumi
itu pusat tata surya, sementara pada masa modern dapat dibuktikan bahwa
mataharilah yang merupakan pusat tata surya. Perubahan yang sangat mendasar
bagi corak pemikiran pada abad pertengahan dan modern adalah, para filsuf dan
ilmuan modern berpikir mengandalkan rasio, mereka bebas mengungkapkan
argumen-argumen tanpa adanya batasan dari otoritas gereja, sehingga filsafat
dapat berkembang luas. Teori dan argumen yang diungkapkan dimasa modern
merupakan teori dan argumen terbuka yang bisa menerima kritik, efaluasi,
verifikasi, modifikasi ataupun falsifikasi, bukan berupa dogma-dogma yang kaku
dan tidak dapat diubah sebagaimana yang diajarkan pada abad pertengahan oleh
gereja.
Era modern ditandai dengan munculnya
ilmu – ilmu praktis, dengan ditemukannya alat-alat produksi berbasis mesin, juga
listrik dan mesin uap. Bahkan, ilmu teoritis-spekulatif hampir lumpuh dan
tergantikan oleh ilmu-ilmu praktis yang manfaatannya dapat dirasakan secara
langsung oleh manusia. Pentingnya ilmu praktis ini terkait dengan kebutuhan
logistik akan perang yang berlangsung pada waktu itu.
Sisi filosofis dan moralitas berubah
drastis pada masa modern. Masyarakat dogmatis dengan ciri filsafat skolastik
telah berganti menjadi masyarakat yang indifidualis dan rasional, yang lebih
menekankan pada prinsip dan nilai-nilai kedisiplinan, intelektualitas, moral,
dan politik konseptual. Akibatnya, karya-karya manusia modern semakin
menakjubkan, terutama dibidang seni, sastra dan teknologi. Lahirnya zaman
modern tidak bisa lepas dari kontribusi filsuf-filsuf seperti Descartes,
Spinoza, Leibniz, John locke, David Hume, Imanuel Kant, Berkeley, dan Hegel.
Masing-masing filsuf tersebut mempunyai corak pemikiran tersendiri dalam
memandang realitas, yang dari pemikiran mereka-lah filsafat pemikiran modern
muncul dan berkembang pesat.
BAB
II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Filsafat barat abad petengahan
(476-1492) dapat dikatakan sebagai “abad gelap”
karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat
membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi dirinya. Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa yaitu
masa Patristik dan masa Skolastik. Aliran skolastik berkaitan dengan sekolah dan merupakan
corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Filsafat skolastik adalah filsafat yang
mempunyai corak semata-mata agama, filsafat yang mengabdi kepada teologi, atau filsafat
yang rasional memecahkan persolan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian,
kerohanian, baik buruk, filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan kodrat, akan dimasukkan
ke dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal, filsafat Nasrani,
karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja. Dengan demikian Sebutan skolastik
mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah-
sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran di sekolah-sekolah itu. Ahli
pikir skolastik antara lain, Augustinus, Santo Anselmus, Peter Abaelardus, Thomas Aquinas,
William Ockham. Setelah masa skolastik berakhir maka muncullah masa peralihan, yang mana pada masa ini diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.
karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat
membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi dirinya. Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa yaitu
masa Patristik dan masa Skolastik. Aliran skolastik berkaitan dengan sekolah dan merupakan
corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Filsafat skolastik adalah filsafat yang
mempunyai corak semata-mata agama, filsafat yang mengabdi kepada teologi, atau filsafat
yang rasional memecahkan persolan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian,
kerohanian, baik buruk, filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan kodrat, akan dimasukkan
ke dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal, filsafat Nasrani,
karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja. Dengan demikian Sebutan skolastik
mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah-
sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran di sekolah-sekolah itu. Ahli
pikir skolastik antara lain, Augustinus, Santo Anselmus, Peter Abaelardus, Thomas Aquinas,
William Ockham. Setelah masa skolastik berakhir maka muncullah masa peralihan, yang mana pada masa ini diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.
B. Saran dan
Kritik
Sebagai manusia, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, nampaknya masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis berharap
adanya saran dan kritikan para pembaca makalah ini yang sifatnya membangun, demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Walaupun demikian, penulis sudah berusaha untuk
mempersembahkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis mengucapkan terima kasih
banyak kepada pihak-pihak yang turut serta mendorong dan membantu penulis untuk
menyelesaikan makalah ini
sempurna, nampaknya masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis berharap
adanya saran dan kritikan para pembaca makalah ini yang sifatnya membangun, demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Walaupun demikian, penulis sudah berusaha untuk
mempersembahkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis mengucapkan terima kasih
banyak kepada pihak-pihak yang turut serta mendorong dan membantu penulis untuk
menyelesaikan makalah ini
Akhirnya, hanya kepada Allah jualah
penulis berharap agar makalah ini benar-benar
bermanfa’at. Semoga amal ibadah dan kerja keras kita senantiasa mendapatkan ridha,
ampunan dan pahala dari Allah SWT. Amiin.
bermanfa’at. Semoga amal ibadah dan kerja keras kita senantiasa mendapatkan ridha,
ampunan dan pahala dari Allah SWT. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat
Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet.
2. Asmoro Asmadi,Filsafat Umum, (Bandung: PT.
Raja Grafindo Persada,2000),
3. Ahmad Sadali dan Mudzakir,Fil
saf at …, .
4. Ahmad Sadali dan Mudzakir,Fil saf at
…,
5. Asmoro Achmadi, Filsafat
Umum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995),
6. Http://anungadhy-uin-bi-2b.blogspot.com/2008/07/filsafat-skolastik-dan-pendapat-dari.html.
tgl 1 Maret 2010
[4].Selanjutnya
dilihat dari sudut pandang pengaruh agama, skolastik ini dibagi dua yaituScholastikIslam
dan Scholastik Kristen, namun dalam makalah ini penulis
memfokuskan pembicaraan pada ScholastikKristen (Barat). Lebih
jelas bisa dilihat; Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat…, h.
81-91.
[6]. Atang
Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, (Bandung:
Pustaka Setia, 2008), Cet.I, h.
[7].
Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat
…, h. 91.
[9].
Ahmad Sadali dan Mudzakir,Fil saf
at …, h. 95.
[10]Ahmad Sadali dan Mudzakir,Fil saf at …, h. 95.
[11].
Http://anungadhy-uin-bi-2b.blogspot.com/2008/07/filsafat-skolastik-dan-pendapat-dari.html.
tgl 1 Maret 2010
[12]
. Ahmad Sadali dan Mudzakir,Fil saf
at …, h. 99.
No comments:
Post a Comment