BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Islam Sebagai
agama mengandung sistem keprcayaan dan peribadatan. Islam tidak saja memiliki
pokok-pokok kepercayaan tetapi juga memiliki sistem ibadah. Al qur’an sebagai
sumber dana dasar utama islam mengandung ajaran tentang berbagai hal yang
terkait dengan peribadatan yang tujuan pokoknya adalah kemulyaan dan kebahagiaan.
Kebahagian hanya dapat diperoleh dengan mel;akukan hubungan dengan Allah dan
Manusia.[1]
ôMt/ÎàÑ ãNÍkön=tã èp©9Ïe%!$# tûøïr& $tB (#þqàÿÉ)èO wÎ) 9@ö6pt¿2 z`ÏiB «!$# 9@ö6ymur z`ÏiB Ĩ$¨Y9$# râä!$t/ur 5=ÒtóÎ/ z`ÏiB «!$# ôMt/ÎàÑur ãNÍkön=tã èpuZs3ó¡yJø9$# 4 Ï9ºs öNßg¯Rr'Î/ (#qçR%x. tbrãàÿõ3t ÏM»t$t«Î/ «!$# tbqè=çGø)tur uä!$uÎ;/RF{$# ÎötóÎ/ 9d,ym 4 y7Ï9ºs $yJÎ/ (#q|Átã (#qçR%x.¨r tbrßtG÷èt ÇÊÊËÈ
Artinya :
“ mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika
mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi
kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan
membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka
durhaka dan melampaui batas ”. (
Qs. Ali-Imron : 112).[2]
Ibadah adalah
ketundukan hamba yang tak terhingga kepada Allah dengan cara melakukan tindakan
apapun disertai mengharap ridha Allah, ibadah adalah tugas pokok manusia
sebagai mahluk ciptaan-Nya.
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya :
“ dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku ”.
(Qs. Adz-Dzariyat : 56 ).[3]
Peribadatan
menurut Al qur’an hanya ada dua jenis, yakni peribadatan kepada Allah dan
peribadatan kepada selain Allah. Peribadatan kepada Allah adalah bentuk
penghambaan yang diajarkan bahkan diharuskan oleh Al qur’an, sedangkan
peribadatan kepada selain Allah adalah hal yang sangat dicela oleh Allah SWT.[4]
Berbagai gambaran
Al qur’an mendeskripsikan hal itu dalam berbagai tempat dalam kaitannya dengan
“ ibadah ” yang dilakukan manusia. Diantara perintah tegas dan yang tidak bisa
ditawar oleh manusia yang didiktekan oleh Al qur’an kepada manusia adalah
perintah untuk mengabdi kepada Allah (Qs. Yunus : 104; Qs. Az-Zumar : 14 dan
64; Qs. Ar-Ra’d : 38; Qs. Al Kahfi : 16 dan masih banyat ayat yang senada).
Sedangkan lawan
beribadah kepada Allah adalah beribadah kepada selain-Nya. Dalam hal ini Al
qur’an memberikan beberapa gambaran tentang perilaku manusia menyembah selain
kepada Allah. Diantaranya adalah penyembahan manusia kepada thogut (Qs Al
Maidah : 63), Al qur’an terkadang menyebut peribadatan kepada Syaitan (Qs
Maryam : 44), kepada jin (Qs Saba : 41), patung (Qs Ibrahim : 35; Qs
Asy-Syu’ara : 22), pahatan dan ukiran mereka sendiri (Qs Ash-Shaffat : 95).
Disamping itu Al qur’an juga sering memakai ungkapan penyembahan kepada
selain-Nya (Qs An-Nahl : 73; Qs Yunus : 18; Qs Al Hajj : 71; Qs Fathir : 55 dan
lain-lain).[5]
Al qur’an juga
sering menyalahkan penyembahan kepada sesuatu yang tidak bisa mendengar dan
melihat (Qs. Maryam: 42), penyembahan kepada sesuatu yang biasa disembah oleh
nenek moyang, tanpa pengetahuan yang pasti (Qs. Hud: 62,86 dan 110; Qs.
Ibrahim: 10 dan lain-lain). Ada juga celaan kepada manusia yang menyembah
kepada allah tetapi hanya pada “ ujung ” (harf) saja, tidak dengan penuh
keyakinan (Qs. Al-Hajj: 11), bahkan “ perintah ” untuk menyembah kepada
selain-Nya menurut kesukaan manusia (Qs Az-Zumar: 15).
Di antara redaksi
Al Qur’an juga terdapat rangkaian ibadah kepada Allah diiringi larangan
menyekutukan kepada-Nya (Qs. Ali Imron: 64; Qs. An-Nur: 55 dan lain-lain)dan
diiringi oleh perintah untuk sabar, teguh dalam menyembah dan mengabdikan diri
kepada Allah semata (Qs. Maryam: 65), diiringi syukur kepada Allah (Qs. Al
Angkabut: 17), dan terkadang diiringi perintah tawakal kepada-Nya (Qs. Hud:
123) dan adapula yang disertai perintah bertaqwa kepada-Nya (Al Angkabut: 16),
diiringi perintah untuk bersujud kepada-Nya (Qs. Al Hajj: 77) dan diiringi
larangan menyembah dan perintah menjauhi tahgut (Qs. An-Nahl: 36). Secara umum,
perintah untuk beribadah kepada Allah adalah bermuara pada sikap ikhlas (Qs.
Az-Zumar: 2), karena hanya amal yang ikhlas saja yang diterima disisinya.
Perhatikan ayat berikut :
!$¯RÎ) !$uZø9tRr& øs9Î) |=»tFÅ6ø9$# Èd,ysø9$$Î/ Ïç7ôã$$sù ©!$# $TÁÎ=øèC çm©9 úïÏe$!$# ÇËÈ
Artinya :
“ sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa)
kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya ”.( Qs. Az-Zumar : 2 ).[6]
Secara umum ibadah
dibagi dua yaitu ibadah mahdah dan ibadah gairu mahdah. Ibadah mahdah
adalah ibadah tertentu bentuk dan caranya seperti sholat, zakat, puasa, haji.
Sedangkan ibadah ghairu mahdah adalah semua bentuk aktivitas sebaiknya
yang tidak ditentukan cara dan bentuknya seperti menolong orang lain, mendoakan
orang lain dan sebagainya. Dalam kesempatan ini dan karena alasan khusus maka
disini hanya akan dijelaskan jenis ibadah mahdah. Namun, demikian harus tetap
diperhatikan bahwa apa pun bentuk ritual harus memakai sendi-sendi yang ada
dalam tuntutan syari’at.[7]
Salah satu bentuk
ibadah adalah sedekah. Sedekah berasal dari kata bahasa Arab sadaqah
yang berarti sesuatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang
lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.
Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan
yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sadaqah berasal dari kata
shadaqa yang berarti benar. Makna sedekah secara bahasa adalah membenarkan
sesuatu.[8]
Sadaqah menurut
bahasa adalah sesuatu yang diberikan dengan tujuan mendekatkan diri kepada
Allah Swt. Menurut syara sadaqah adalah memberi kepemilikan pada
seseorang pada waktu hidup dengan tanpa imbalan sesuatu dari yang diberi serta
ada tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sedekah juga diartikan
memberikan sesuatu yang berguna bagi orang lain yang memerlukan bantuan dengan
tujuan untuk mendapatkan pahala.[9]
Pengertian sadaqah
sama dengan pengertian Infak. Hanya saja jika infak berkaitan dengan materi,
sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut juga hal yang non-materi. Misalnya
amal kebaikan yang dilakukan seorang Muslim juga termasuk sedekah.[10]
Belakangan ini,
masyarakat kurang peduli terhadap lingkungan. Kebanyakan yang dimiliki
seolah-olah tidak ada campur tangan Allah, dianggap jerih payah sendiri,
sehingga mereka acuh tak acuh, hidup individualistic dengan sebutan hidupku
hidupku hidupmu hidupmu. Untuk merespon dan membentuk jiwa yang peduli dialtih
sejak dibangku sekolah.
SMA Takhassus Al
Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu
sekolah umum yang berbasis Al qur’an yang mengajarkan pendidikan islam
khususnya tentang sedekah. Di SMA Takhassus Al Qur’an setiap peserta didik
diharuskan untuk membawa uang untuk sedekah setiap hari jum’at. Hal ini
bertujuan untuk melatih kebiasaan peserta didik agar terbiasa untuk untuk
bersedakah.
Dari latar
belakang masalah diatas, peneliti bermaksud mengangkat judul tentang “
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SEDEKAH STUDI KASUS JUM’AT BERAMAL DI SMA
TAKHASSUS AL QUR’AN KALIBEBER KECAMATAN MOJOTENGAH KABUPATEN WONOSOBO ”,
dengan alasan sebagai berikut:
Menanamkan
pendidikan islam adalah tanggung jawab bersama, khususnya orang tua serta
pendidik. Pendidikan islam harus dilakukan sejak dini (lahir) sampai pada akhir
hayat, sehingga akan terbentuk pribadi muslim yang mantap dan berkualitas
sesuai dengan perkembangan zaman.
Sedekah merupakan
amalan yang terpuji, karena dengan bersedekah dapat membantu orang lain dari
kesusahan dan akan mempererat antara yang lebih kaya dengan orang yang miskin.
Oleh karena itu, perintah untuk bersedakah banyak tercantum dalam Al Qur’an dan
Hadist.
Peneliti
memilih SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten
Wonosobo sebagi objek peneliti karena peserta didik SMA Takhassus Al Qur’an
tersebut diajarkan untuk melakukan ibadah sedekah, sehingga relevan atau
sejalan dengan penelitian yang hendak dikaji.
B.
Penegasan Istilah
Untuk
menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam menafsirkan judul skripsi diatas,
maka perlu kiranya peneliti terlebih dahulu memberikan penegasan terhadap
beberapa istilah yang dianggap penting agar dapat memberikan gambaran yang
jelas akan maksud judul diatas.
1.
Nilai-nilai
Yang dimaksud
dengan nilai-nilai dalam penelitian ini adalah makna atau maksud yang
terkandung didalamnya.[11]
2.
Pendidikan Islam
Pendidikan
berasal dari kata didik mendapat awalan pe- dan akhiran –an yang berarti proses
pengubahan sikap tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, pembuatan
dan cara mendidik. Pendidikan Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pendidikan yang mempunyai dasar-dasar atau nilai-nilai agama islam, yakni
sedekah.[12]
3.
Sedekah
Sedekah adalah
suatu pemberian yang diberikan seorang muslim kepada orang lain, badan atau
lembaga sosial secara sukarela (tidak diwajibkan) tanpa dibatasi oleh waktu dan
jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang
sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah Swt dan pahala semata.[13]
4.
SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo.
SMA Takhassus
Al Qur’an Kalibeber Kecamngatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo adalah salah satu
sekolah yang dimiliki oleh yayasan Al Asy’ariyyah yang berdiri sejak tahun
1989.
C.
Rumusan Masalah
Agar peneliti
ini terfokus pada permasalahan, maka peneliti merumuskan pokok permsalahan yang
akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu :
1.
Bagaimana nilai-nilai pendidikan islam dalam sedekah ?
2.
Bagaiman pendidikan sedekah di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber
Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo ?
3.
Bagaimana nilai-nilai pendidikan islam dalam sedekah di SMA
Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo ?
D.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan sekaligus memberikan jawaban terhadap pokok masalah seperti tersebut
diatas, yaitu:
1.
Untuk mengetahui nilai-nilai Pendidikan Islam dalam sedekah.
2.
Untuk mengetaui pendidikan sedekah di SMA Takhassus Al Qur’an
Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo.
3.
Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam sedekah SMA
Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo.
Adapun
kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Secara Teoritis
Hasil dari
penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan kualitas
pendidikan khususnya di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah
Kabupaten Wonosobo dalam memberikan pendidikan
Islam khususnya nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah sedekah bagi
peserta didiknya dan bagi para pembaca umumnya.
2.
Secara Praktis
a.
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi komponen yang
ada disekolah antara lain kepala sekolah, staf dan karyawan untuk berkomitmen
memberikan pendidikan Islam bagi peserta didik.
b.
Bagi peserta didik, dengan adanya penelitian ini diharapkan peserta
didik dapat merubah perilakunya agar sesuai dengan perilaku yang islami serta
menerapkan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam ibadah sedekah.
E.
Tinjauan Pustaka
1.
Analisis Teoritis dan Penelitian Yang Relevan
Dalam
penelitian ini digunakan banyak referensi untuk menghasilkan sebuah karya
ilmiah. Selama proses pembuatan penelitian ini telah ditemukan skripsi dan
buku-buku yang membahas tentang pendidikan Islam dan Perilaku sedekah, antara
lain :
Dari Menurut
Fuad Ihsan dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Kependidikan,
menjelaskan bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk menjadikan
nilai-nilai luhur agama itu menjadi bagian dari diri peserta didik di lembaga
pendidikan formal perlu dilakukan secara sistematis dan terpadu oleh semua
unsur pendidikan yang ada di lembaga pendidikan tersebut seperti di sekolah
dasar khususnya Madrasah Salafiyah Islam (MSI). Upaya-upaya yang dilakukan
antara lain dengan jalan menciptakan pergaulan yang bersifat mendidik,
keteladanan yang mencerminkan perilaku dan tingkah laku yang dapat dihayati
oleh anak didik baik secara individu maupun secara bersama-sama disekolah
maupun diluar lingkungan sekolah. Anak didik diajak mengamalkan nilai-nilai
islam dengan berbagai cara seperti melakukan shalat bersama di sekolah,
mengadakan perayaan-perayaan hari besar islam dan sebagainya.[14]
Lebih lanjut
Yuhanal Ilyas dalam bukunya yang berjudul Kuliah Ahlak, mengatakan kita
harus mengetahui aspek-aspek kepribadian apa saja yang harus dibina dan
bagaimana kiat-kiat praktis dalam
pembinaan kepribadian (al ahlakul karimah) menurut Islam, sebagaimana
Rasulullah saw dengan tegas menyebut misi utamanya dalam berdakwah yang tersurat
dalam sebuah sabda beliau :[15]
Jelas bahwa
sebagai pendidik kita diwajibkan memberikan pendidik islam yang baik kepada
anak kita dan sebagai tenaga pendidik kita diharuskan menanamkan nilai-nilai
agama Islam kepada anak didik kita sedini mungkin dengan memberikan suri
tauladan yang baik kepada mereka, agar mereka terhindar dari hal-hal yang
negatif yang dapat merusak keimanan dan ketaqwaan mereka.
Menurut Yusuf
Qardhawi dalam bukunya yang berjudul Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur’an
dan Sunnah, mengatakan bahwa kalau
shalat merupakan ibadah ruhiyah, maka sedekah merupakan ibadah maliyah dan
itima’iyah (harta dan sosial). Tetapi tetap saja sedekah juga merupakan ibadah
dan pendekatan diri kepada Allah Swt, maka niat dan keihklasan merupakan syarat
yang ditetapkan oleh syri’at. Tidak diterima sedekah tersebut kecuali dengan
niat bertaqarrub kepada Allah, inilah yang membedakan dengan pajak, suatu
aturan yang dibuat oleh manusia.[16]
Dalam buku yang
berjudul Sistem Ekonomi Islam : Zakat dan Wakaf karya Muhammad Daud Ali, mengatakan bahwa
diantara hikmah yang terkandung dalam ritual atau ibadah sedekah, antara lain
hikmah yang terkandung dalam ritual ataun ibadah sedekah, antara lain sebagai
beriut :
a.
Mensyukuri karunia ilahi, menumbuhsuburkan harta dan pahala.
b.
Membersihkan diri dari sifat-sifat kikir, dengki, iri hati serta
dosa.
c.
Melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan akibat
kemelaratan.
d.
Mewujudkan rasa solidaritas dan kasih sayang antara sesama manusia.
e.
Manifesto kegotong royongan dan tolong menolong dalam kebaikan dan
takwa.[17]
Menurut Lukman
Mohammad Baga karyanya yang berjudul Artikel Fikih Zakat, menjelaskan
bahwa tujuan sedekah bagi para penerima adalah ada dua tingkatan tujuan sedekah
bagi para penerimanya. Pertama, diharapkan setelah menerima sedekah, mereka
mencapai tingkatan berdaya. Setidaknya, dalam rentang beberapa waktu mereka
tidak lagi menjadi orang-orang menerima sedekah. Orang-orang yang biasa
menerima sedekah ini, seharusnya siwaktu tertentu sudah bisa memberdayakan diri
mereka sendiri. Tidak perlu menengadahkan tangan, meminta-minta dan berharap
belas kasih orang lain. Mereka tidak lagi menerima sedekah karena sudah tidak
membutuhkan. Meski demikian, dalam tingkatan ini mereka belum menjadi
penyedekah. Kedua, yakni mereka berubah status dari penerima menjadi pemberi
sedekah, seharusnya ditahun berikutnya
merekalah para penyedekah yang berniat memberdayakan orang-orang yang
disedekahinya.
2.
Kerangka Berpikir
Berdasrkan
kajian teoritis diatas, maka dapat dibangun suatu kerangka berfikir bahwa
beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pendidikan Islam adalah manusia
sesuai dengan fitrahnya yang mana akan mengalami perkembangan dari usaha
sendiri dan juga hidayah dari Allah Swt, sehingga seseoorang akan memiliki
pribadi muslim yang sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan Islam. Hal ini
berkaitan dengan prestasi hasil belajar anak didik, karena dengan memberikan
pendidikan ahlak yang baik maka anak didik akan berkembang menjadi insan yang
berbudi pekerti mulia.
Disinilah peran
sekolah selaku lembaga formal dalam mendidik anak didiknya untuk menjadi
pribadi yang tidak hanya cerdas semata namun juga memiliki budi pekerti yang
luhur yang patut dibanggakan. Dengan budi pekerti yang luhur maka generasi muda
akan tumbuh menjadi generasi yang kokoh dan pada akhirnya bangsa Indonesia akan
menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang tidak rapuh tergerus oleh perubahan
zaman. Oleh karena itu, harus ada sebuah pembinaan atau pendidikan ahlak,
sehingga akan terwujud anak didik yang berkepribadian Islami yang sesuai
dengan perubahan zaman.
Sedekah
merupakan bagian dari upaya tazkiyatun nafs, memberikan pribadi, baik
lahir maupun batin. Jika hati bersih, rahmat Allah Swt mudah menghampiri.
Sebab, Allah itu suci, hanya berdekatan dengan yang serba suci. Dalam Al Qur’an,
sedekah disebutkan sebagai salah satu ibadah yang utama. Bahkan dalam kitab
suci kalimat perintah Allah untuk bersedekah menggunakan huruf waw ‘athaf,
yang bisa digunakan sebagai kata-kata sumpah. Misalnya, wallahi, demi
Allah. Dengan demikian, sedekah merupakan perintah yang sangat mengikat dan
sangat penting.
Begitu
pentingnya sedekah, sehingga dalam al qur’an terdapat banyak perintah mengenai
amalan utama itu. Misalnya dalam surah Ibrahim ayat : 31
@è% yÏ$t7ÏèÏj9 tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qßJÉ)ã no4qn=¢Á9$# (#qà)ÏÿZãur $£JÏB öNßg»uZø%yu #vÅ ZpuÏRxtãur `ÏiB È@ö6s% br& uÎAù't ×Pöqt w Óìøt/ ÏmÏù wur î@»n=Åz ÇÌÊÈ
Artinya :
“
Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka
mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka
secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada
bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan ”(Qs.
Ibrahim : 31)
Bersedekah
merupakan amalan yang terpuji, karena dengan bersedekah dapat membantu orang
lain dari kesusahan dan akan mempererat antara yang lebih kaya dengan orang
orang yang miskin. Oleh karena itu perintah untuk bersedekah banyak tercantum
dalam Al Qur’an dan hadist. Dengan bersedekah pula peserta didik khususnya di
SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Batang
diharapkan mengetahui makna yang terkandung didalam sedekah dan terbiasa untuk
melakukan sedekah.
F.
Metode Penelitian
1.
Desain Penelitian
Desain
penelitian adalah proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian.
a. Pendekatan
Penelitian
Dalam penelitian ini jenis pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang analisisnya
tidak menekankan pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistika.
Penelitian ini menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan
induktif serta pada analisis terhadap dinamika antara fenomena yang diamati
dengan menggunakan logika ilmiah.[18]
b. Jenis
Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research), karena merupakan penyelidikan mendalam (independent study)
mengenai unit sosial sedemikian rupa, yang mana penelitian ini dilakukan dalam
kancah kehidupan yang sebenarnya, sehingga manghasilkan gambaran yang
terorganisirdengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut.[19]
Penelitian lapangan mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah
–masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melakukan penelitian lapangan (field research) akan dapat
menentukan pengumpulan data dan informasi tentang adanya nilai-nilai pendidikan
Islam Khususnya ibdah sedekah bagin peserta didik di SMA Takhassus Al Qur’an
Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo.
2.
Sumber Data
Adapun sumber
data yang diperoleh dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a.
Sumber Data Primer
Sumber data primer dalam skripsi ini adalah kepala sekolah, guru
dan peserta didik SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah
Kabupaten Wonosobo, dimana mereka sebagai responden yang akan memberikan
informasi berupa data tentang niali-nilai pendidikan islam dalam sedekah di SMA
Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo.
b.
Sumber Data Sekunder
Dokumen dan buku penunjang lain yang relevan dengan pembahasan
penelitian ini.
3.
Teknik Pengumpulan Data
Penggunaan teknik pengumpulan data secara tepat yang relevan dengan
jenis data yang akan digali adalah langkah penting dalam suatu kegiatan
penelitian. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti
akan menggunakanteknik sebagai berikut :
a.
Metode Observasi
Metode Observasi adalah suatu metode pengumpulan data dimana
peneliti mengadakan pengamatan secara langsung.[20]
Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan datatentang kondisi umum SMA
Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo.
b.
Metode Interview
Metode ininterview yaitu metode pengumpulan data melalui tanya
jawab dan bercakap-cakap secara lisan.[21]
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik interview bebas terpimpin,
sehingga tidak mengikat jalannya interview tersebut. Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan dapat
ditambah dan dikurangi, tanpa mengganggu kelancaran jalannya interview dan akan
membawa hasil yang akurat. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data
tentang nilai-nilai pendidikan Islam khususnya ibadah sedekah bagi peserta didik
di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo.
c.
Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan jalan meneliti bahan-bahan yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, raport, surat kabar, majalah,
prasati, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.[22]
Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang struktru organisasi
SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo,
keadaan guru, karyawan, peserta didik, sarana dan prasarana, serta digunakan
untuk memperoleh data tentang nilai-nilai pendidikan Islam khususnya ibadah
sedekah bagi peserta didik di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kecamatan
Mojotengah Kabupaten Wonosobo.
4.
Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu
usaha mengetahui tafsiran terhadap data yang terkumpul dari hasil penelitian.
Data yang terkumpul tersebut kemudian diklasifikasikan dan disusun, selanjutnya
diolah dan dianalis. Analisis data tersebut merupakan temuan-temuan di
lapangan.[23]
Untuk menganalisa data yang ada, akan digunakan analisis data
kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah
prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan atau melukiskan
subjek dan objek penelitian (seseorang lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada
saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak atau sebagaimana adanya, kemudian
dicoba diadakan penagasan dan analisa sehingga nantinya akan membentuk dalam
rumusan teori baru atau memperkuat rumusan teori lama, dengan menghasilkan
modifikasi teori lama, dengan menghasilkan modifikasi teori bukan merumuskan
teori, yang kemudian menjadi suatu kesimpulan mengenai nilai-nilai pendidikan
Islam khususnya ibadah sedekah bagi peserta didik di SMA Takhassus AL Qur’an
Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo.
G.
Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penelitian diperlukan dalam rangka mengarahkan tulisan
agar runtut, sistematis dan mengerucut pada pokok permasalahan, sehingga
memudahkan pembaca dalam memahami kandungan dari suatu karya ilmiah. Adapun
sistematika penulisan skripsine ini adalah sebagai berikut :
a.
Bagian Awal
Pada bagian ini memuat : halaman sampul, halaman judul, halaman
pernyataan, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman persembahan,
halaman motto, abstrak, kata pengantar, serta daftar isi.
b.
Bagian Isi
Pada
bagian ini memuat lima bab :
Bab I terdiri dari pendahuluan yang
berisi hal-hal sebagai berikut : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika
Penulisan Skripsi.
Bab II Pendidikan Sedekah Dalam
Islam. Subbab pertama tentang Pendidikan Islam meliputi : Pengertian Pendidikan
Islam, Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam, Materi Pendidikan Islam, serta Metode
Pendidikan Islam. Subbab kedua tentang Sedekah Dalam Islam meliputi :
Pengertian Sedekah, Landasan Hukum
Sedekah, Manfaat Sedekah Dalam Islam, serta Tujuan Sedekah.
Bab III Gambaran umum SMA Takhassus
AL Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo pada bab ini
terdiri dari tiga subbab. Subbab pertama tentang kondisi umum SMA Takhassus AL
Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo meliputi : Letak
Geografis, Tinjauan Historis, Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa, Struktur Organisasi, Sarana dan Prasarana. Subbab
kedua tentang pendidikan sedekah di SMA Takhassus AL Qur’an Kalibeber Kecamatan
Mojotengah Kabupaten Wonosobo.
Bab IV Nilai-nilai pendidikan Islam
dalam sedekah di SMA Takhassus AL Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah
Kabupaten Wonosobo, meliputi : Analisis nilai-nilai pendidikan Islam dalam
sedekah, Analisis pendidikan sedekah di SMA Takhassus AL Qur’an Kalibeber
Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo, Analisis nilai-nilai pendidikan Islam
dalam sedekah di SMA Takhassus AL Qur’an Kalibeber Kecamatan Mojotengah
Kabupaten Wonosobo.
Bab V Penutup, berisi tentang
simpulan dan saran-saran.
c.
Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini memuat daftar pustaka, daftar riwayat hidup
dan lampiran-lampiran.
[1] Musa Asy’ari, Manusia Pembentuk Kebudayaan Dalam Al
Qur’an, (Yogyakarta: LESFI, 1992), hlm. 16.
[2] Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: PT.
Toha Putra, 1995), hlm. 231.
[3] Ibid, hlm. 55
[4] Yusuf
Qardhawi, Sistem Masyarakat Islam dalam
Al Qur’an & Sunnah, Terj. Malaamihu Al Mujtama’ Al Muslim Alladzi
Nasyuduh, (Bogor: citra islam Press, 1997), Cet 1, hlm 17.
[6]
Departemen Agama RI, Op.Cit, hlm.
448.
[7] Lukman
Mohammad Baga, Artikel Fiqih Zakat: Sari Penting Kitab Dr. Yusuf Al-Qardhawy,
(Bogor: Citra Islami Press, 1997), hlm 6-7.
[9] Shodiq, Kamus Istilah Agama, (Jakarta: C.V.
Seintrama, 1998), Cet. 2, hlm 289.
[10] Muhammad
Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan
Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998), Cet. 1, hlm 41.
[11]
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm. 435.
[12]
Departemen Pendidikan dari Kebudayaan, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 70.
[18]
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 5.
[19] Ibid, hlm. 8
[20] Ibid, hlm. 185.
[21] Ibid, hlm. 74.
[22] Ibid, hlm. 136.
[23] Anas
Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 192.
No comments:
Post a Comment