Monday 21 October 2013

HAM



Pengakuan Hak Asasi Manusia

BAB I
PENDAHULUAN
Ø    LATAR BELAKANG
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)
HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia.Menurut John Locke HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Ruang lingkup HAM meliputi:
Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain;
            Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;
            Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; serta
            Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.
Hakikat1 Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

B.     HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada Pancasila, yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan. Berbagai instrumen2 hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia,yakni:
1.      Undang – Undang Dasar 1945
2.      Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
3.      Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :
1.      Hak – hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
2.      Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
3.      Hak – hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik.
4.      Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan ( rights of legal equality).
5.      Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.
6.      Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998.
2.4 UU yang mengatur HAM di Indonesia :
Undang-Undang tentang HAM di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999. Adapun hak-hak yang ada dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 199 tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Hak untuk hidup (Pasal 4)
b. Hak untuk berkeluarga (Pasal 10)
c. Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16)
d. Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17, 18, 19)
e. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27)
f. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35)


C.  PERMASALAHAN DAN PENEGAKKAN HAM DI INDONESIA
Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di pisahkan, baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui sutu konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar negaraserta hukum internasional yang berlaku.
Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi, antitrorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut:
Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009 sebagai gerakan nasional Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/ menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat berjalan sewajarnya.
            Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi.  Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negara serta badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum dan HAM. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
D.  LANDASAN TERHADAP PENGAKUAN HAM :
1.  Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia. Kodrat manusia adalah sama derajat dan martabatnya. Semua manusia adalah sederajat tanpa membedakan ras, agama, suku, bahasa dan sebagainya.
2. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni Tuhan yang menciptakan manusia. Semua manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu dihadapan Tuhan manusia adalah sama kecuali nanti pada amalnya.

E.  ASAL MULA PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM DUNIA
1.      MAGNA CHARTA
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa raja memiliki kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung jawabannya dimuka hokum (Mansyur Effendi,1994).
2.      THE AMERICAN DECLARATION
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.
3.      THE FRENCH DECLARATION
Pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi Perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.
4.      THE FOUR FREEDOM
Ada empat hak kebebasan yaitu : berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara lain ( Mansyur Effendi,1994).

F.  GENERASI PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM
1.  GENERASI PERTAMA, berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan politik.
2.  GENERASI KEDUA, pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya.
3.  GENERASI KETIGA, sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua yang menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan.
4.  GENERASI KEEMPAT, yang mengkritik peranan negara yang sangat dominan dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit.
G.  BEBERAPA CONTOH KASUS PELANGGARAN HAM
    Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.
Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
            Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yang artinya hak untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jika masyarakat bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proses hukum nya sangat cepat, akan tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan kesalahan misalkan korupsi, proses hukum nya sangatlah lama Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat penganiayaan dari majikannya Kasus pengguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang kawin diluar nikah
H. UPAYA PENCEGAHAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
1.       Pendekatan keamanan yang terjadi di era Orde Baru dengan mengedepankan upaya represif tidak boleh terulang kembali. Untuk itu, supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan.
2.       Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.
3.       Sentralisasi kekuasaan yang terjadi selama ini perlu dibatasi. Desentralisasi melalui otonomi daerah dengan penyerahan berbagai kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah perlu dilanjutkan. Otonomi daerah sebagai jawaban untuk mengatasi ketidakadilan tidak boleh berhenti, melainkan harus ditindaklanjuti dan dilakukan pembenahan atas kekurangan yang selama ini masih terjadi.
4.       Reformasi aparat pemerintah dengan merubah paradigma penguasa menjadi pelayan masyarakat dengan cara melakukan reformasi struktural, infromental, dan kultural mutlak dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran HAM oleh pemerintah. Kemudian, perlu juga dilakukan penyelesaian terhadap berbagai konflik horizontal dan konflik vertikal di tanah air yang telah melahirkan berbagai tindak kekerasan yang melanggar HAM dengan cara menyelesaikan akar permasalahan secara terencana, adil, dan menyeluruh.
5.       Kaum perempuan berhak untuk menikmati dan mendapatkan perlindungan yang sama di semua bidang. Anak-anak sebagai generasi muda penerus bangsa harus mendapatkan manfaat dari semua jaminan HAM yang tersedia bagi orang dewasa. Anak-anak harus diperlakukan dengan cara yang memajukan martabat dan harga dirinya, yang memudahkan mereka berinteraksi dalam masyarakat. Anak-anak harus mendapatkan perlindungan hukum dalam rangka menumbuhkan suasana fisik dan psikologis yang memungkinkan mereka berkembang secara normal dan baik. Untuk itu perlu dibuat aturan hukum yang memberikan perlindungan hak asasi anak.
6.       Perlu adanya social control (pengawasan dari masyarakat) dan pengawasan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan pula sikap proaktif DPR untuk turut serta dalam upaya perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM sesuai yang ditetapkan dalam Tap MPR No. XVII/MPR/1998.
7.       Dalam bidang penyebarluasan prinsip-prinsip dan nilai-nilai HAM, perlu diintensifkan pemanfaatan jalur pendidikan dan pelatihan dengan, antara lain, pemuatan HAM dalam kurikulum pendidikan umum, dalam pelatihan pegawai dan aparat penegak hukum, dan pada pelatihan kalangan profesi hukum.
Pelanggaran HAM tidak saja dapat dilakukan oleh negara (pemerintah), tetapi juga oleh suatu kelompok, golongan, ataupun individu terhadap kelompok, golongan, atau individu lainnya. Selama ini perhatian lebih banyak difokuskan pada pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara, sedangkan pelanggaran HAM oleh warga sipil mungkin jauh lebih banyak, tetapi kurang mendapatkan perhatian. Oleh sebab itu perlu ada kebijakan tegas yang mampu menjamin dihormatinya HAM di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
2. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif.
3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing.
4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi
BAB III
PENUTUP
Ø  KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
Tuntutan untuk menegakkan HAM kini sudah sedemikian kuat, baik dari dalam negeri maupun melalui tekanan dari dunia internasional, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu perlu adanya dukungan dari semua pihak, seperti masyarakat, politisi, akademisi, tokoh masyarakat, dan pers, agar upaya penegakan HAM bergerak ke arah positif sesuai harapan kita bersama.
Penghormatan dan penegakan terhadap HAM merupakan suatu keharusan dan tidak perlu ada tekanan dari pihak mana pun untuk melaksanakannya. Pembangunan bangsa dan negara pada dasarnya juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi warga negaranya. Diperlukan niat dan kemauan yang serius dari pemerintah, aparat penegak hukum, dan para elite politik agar penegakan HAM berjalan sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan memastikan bahwa hak asasi warga negaranya dapat terwujud dan terpenuhi dengan baik. Dan sudah menjadi kewajiban bersama segenap komponen bangsa untuk mencegah agar pelanggaran HAM di masa lalu tidak terulang kembali di masa kini dan masa yang akan datang.





DAFTAR PUSTAKA

www.google.com/ pengakuan hak asasimanusia/15:20/ 06,05,2012;
(1983) Wawasan Nusantara (dalam asas filsafat dan metodologi) Buku VI, alumni.


Metode Penelitian Pendidikan



MELAKSAKANA TATACARA SHALAT WAJIB SELAIN SHALAT LIMA WAKTU
(SHALAT JUM’AT DAN SHALAT JENAZAH)

MakalahinidisusungunauntukmemenuhitugasmatakuliahMetodePenelitianPendidikan yang diampuolehBapak Abdul Malik






FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN ( FITK )
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN ( UNSIQ )
JAWA TENGAH DIWONOSOBO
2012


PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH
          Shalatmenurutbahasaialahdoa. Sedangkanmenurutsyariatadalahucapan-ucapandangerakan-gerakantertentu yang dilakukandenganniatshalat, dimulaidengantakbirdandiakhiridengansalam.
            Dalam Islam, shalatmenempatibagianterpentingdalam “perjalanan spiritual” menuju Allah SWT yang ialakukanpadawaktu-waktutertentusetiapharinya. Dalamshalatiamelepaskandiridarisemuakesibukanduniawi, memohonpetunjuk-nyasertamengharapkanpertolongandankekuatandari-Nya.
            Dalamshalat, seorangmukminmenyerahkandirisepenuhnyakedalamperlindunganTuhannya Yang MahaRahman, Maa Rahim, Yang taka da sesuatu pun di alamsemestaini yang dapatmenyerupai-Nyaapalagimenandingi-Nya, dansekaligusmembukacakrawalaharapancerahbagikelanjutanupayanya.
            Seorangmuslim yang sudahbalighdanberakalsehat (yaknitidakgila) dantidakterhalangolehhaidataunifas (bagiwanita), wajibmengerjakanshalat lima waktudalamseharisemalam, yaknishalatSubuh, Zhuhur, Asar, MaghribdanIsya’. Shalatmemilikikedudukanamatpentingsedemikianrupasehinggasiapasaja yang mengingkarinyasecaraterang-terangan, makaiadapatdianggaptelahkeluardari agama Islam.
            Selainshalatfardu yang lima, adajugashalat yang wajibkitalakukanyaitushalatjum’atdanshalatjenazah. Dalammakalahinikitaakanmembahastentangkeduashalattersebut.

PERMASALAHAN
            Berdasarkanlatarbelakangmasalah di atas, maka kami merumuskanpokokpermasalahan yang akan kami angkatdalammakalahiniyaitusebagaiberikut :
1.      Menjelaskan ketentuan shalat dan khutbah Jumat
2.      Mempraktikkan khutbah dan shalat Jumat
3.      Menjelaskan ketentuan shalat jenazah
4.      Menghafal bacaan-bacaan shalat jenazah
5.      Mempraktikkan shalat jenazah






PEMBAHASAN

A.   SHALAT JUM’AT

1.     PengertianShalatJum’at
Shalat Jum’at adalah tergolong shalat yang wajib dikerjakan pada waktu zuhur hari Jum’at dengan diawali khutbah Jum’at.
Perintah melaksanakan shalat Jum’at tertera dalam Al-Qur’an surat Jumu’ah ayat 9:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿٩﴾

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (Q.S. Al-Jumu’ah: 9)

الْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِي جَمَاعَةٍ إِلَّا أَرْبَعَةً: عَبْدٌ مَمْلُوكٌ، أَوِ امْرَأَةٌ، أَوْ صَبِيٌّ، أَوْ مَرِيضٌ

Artinya : Sabda Rasul SAW: Juma’atan itu benar-benar wajib atas setiap muslim dengan berjamaah kecuali 4 golongan” hamba sahaya, perempuan, anak-anak, dan orang sakit (H.R. Abu Daud dan Hakim).
2.Ketentuan-ketentuanshalatjum’at
                a.   Syarat wajib shalat Jum’at
Ø  Islam
Ø  Balig
Ø  Berakal
Ø  Laki-laki
Ø  Merdeka
Ø  Mukim
Ø  Tidak ada halangan
               b.   Siapasaja yang tidakwajibshalatjum’at
Ø  Perempuan
Ø  Anak-anak
Ø  Dalam perjalanan (musafir)
Ø  Sakit yang tidak mungkin dapat melaksanakan sholat Jum’at
Ø  Hujan lebat, banjir, angin ribut, kebakaran dan lain-lain yang menyulitkan untuk mengerjakan shalat Jum’at
Ø  Orang yang takutakankehilanganjiwaatauhartanyaapabilapergiketempatshalat
Ø  Orang yang berhutangdantidakmampumembayarnya, daniabersembunyikarenatakutakandipenjaraakibathutangnya.
                c.      Syarat sah sholat Jum’at
Ø  Diselenggarakan di masjid daerah pemukiman (tidak sah sholat Jum’at dilaksanakan di sawah, lapangan yang tidak ada penduduk yang menetap)
Ø  Dilaksanakan pada waktu sholat zuhur
Ø  Dikerjakan secara berjamaah
Ø  Dikerjakan setelah dua khutbah
               d.      Rukun shalat jum’at
                        Rukun shalat Jum’at sama dengan rukun pada shalat farhu.
                e.      Sunah shalat Jum’at
           Sebelum berangkat menunaikan shalat Jum’at disunahkan melakukan beberapa perbuatan, diantaranya:
Ø  Mandi Jum’at
Ø  Memotong kuku dan kumis
Ø  Berpakaian bersih dan putih
Ø  Memakai harum-haruman (minyak wangi)
Ø  Menyegerakan ke masjid
3.     Khutbahjum’at
            Kata “khutbah” berasaldaribahasa Arab yang artinyapidatoatauceramah.Khutbahjum’atadalahpidatoatauceramah yang wajibdilaksanakanolehseorangkhatibsebelumshalatjum’atdimulai.
            Shalatjum’attidaklahsahapabilatidakdidahuluiolehduakhutbah, mengingatbahwaNabi Saw.tidakpernahshalatjum’atkeculidenganmengucapkanduakhutbahsebelumnya.
a.       KetentuanKhotbahJum’at
1)      KhatibJum’at
            Sebelumshalatdilaksanakan, terlebihdahuludilaksanakankhotbahjum’at.Adapunintisarikhotbahjum’atberupapenyampaiankabargembirakepada orang yang bertakwadankabardukabagi orang yang durhaka.Tujuanutamadilaksanakankhotbahjum’atadalah agar jama’ahjum’atmenjadimuslim yang betul-betulbertakwakepada Allah SWT.
Syaratkhatibkhutbahjumatyaitu :
a)      Mengetahuiajaran Islam terutamaakidah, ibadahdanakhlak
b)      Mengetahuisyaratdanrukunsertasunahkhotbahjumat
c)      Dapatmembaca Al-Quran danHaditsdenganbaikdanbenarsertapembicaraannyamudah di pahami
d)     Sudahbaligh, bertakwa, danberakhlakmulia
e)      Di pandangterhormat
2)      SyaratDuaKhutbahJumat
a)      Khatibsucidarihadasdannajissertatertutupauratnya
b)      Khotbahdilakukansesudahmataharitergelincir
c)      Ketikakhotbah, khatibhendaknyaberdiri
d)     Khotbahdiucapkandengansuarakerasterdengarolehseluruhjama’ah
e)      Berturut-turut (tertib)
3)      RukunKhotbah
        Khotbahjumatjugaharusmemenuhirukun-rukunnya.Adapunrukunkhotbahjumatadalahsebagaiberikut :
a)      Membacahamdalahataupuji-pujiankepada Allah
b)      Membacasahadatain (duakalimatsahadat)
c)      MembacasalawatatasNabi Muhammad SAW
d)     Berwasiatataumemberinasehattentangtakwa
e)      Membacaayat al-quranpadasalahsatudarikutbah
f)       Berdoasaatkhotbahkedua agar kaummusliminmemperolehampunandanrahmatdari Allah SWT
4)      SunahKhotbahJumat
a)      Khatibberdiridiatasmimbaratauditempat yang lebihtinggidanletakmimbar di sebelahkanan imam shalat
b)      Khatibmengawalikhotbahdenganmemberisalam, setelahitududuksebentarsambilmendengaradzan
c)      Khotbahhendaknyaisinyajelas, mudahdipahami, singkatdanpadat
d)     Khatibdalamberkhotbahhendaknyamenghadapjama’ahdanjanganberputar-putar
e)      Menertipkantigarukun, yaitupujian, salawat, dannasihat
f)       Membacasuratikhlassewaktududukantaraduakhotbah
5)      MendengarkanKhotbah
            Jama’ahjumatmendengarkankhotbahwajibhukumntya, danbilakhatibberkhotbahmakajama’ahdilarangberbicara, sebabsedikitsajabicarasaatkhatibberkhotbahmakashalatjumatnyasia-sia.
6)      FungsiKhotbahJumat
a)      Untukmenyampaikanayat-ayat Allah kepadajama’ahsupayadipahamijikaperludihafal
b)      Sebagai media dakwahuntukmenyampaikankabargembirabagikaummuslim
c)      Menyampaikanpelajaran-pelajaran yang diperlukanolehjama’ah
d)     Sebagai media untukmempersatukanumat Islam
7)      Bacaan yang disunahkandalamshalatjumat
        Telahdisepakatiolehseluruhumat Islam, bahwashalatjumatadalahduarakaat.Setelahmembaca Al-Fatihah, dianjurkanmembaca surah (ataubeberapaayat Al-Qur’an) dengansuara yang dikeraskanpadakeduarakaattersebut.
        Bolehmembacaayatatausuratapapun, tetapiAsy-Syafi’Idansebagaianulamalainnyamenganjurkanmembacasuratke 62 (Al-Jumu’ah) padarakaatpertama, dansurat ke63 (Al-Munafiqun) dalamrakaatkedua. Atausuratke 87 (Al-A’la) padarakaatpertamadan surah ke 88 (Al-Ghasyiah) padarakaatkedua.
B.     ShalatJenazah
1.      PengertianShalatJenazah
        Shalat jenazah adalah shalat yang dilakukan kaum muslimin disebabkan orang Islam yang lain meninggal dunia.
Rasulullah SAW bersabda: “Shalatkanlah mayat-mayat kamu” (H.R. Ibnu Majah).
2.      Hukum Shalat Jenazah
        Shalat jenazah hukumnya fardhu kifayah atau wajib kifayah, artinya suatu kewajiban bagi orang Islam tetapi dapat dilaksanakan secara perwakilan saja. Namun yang mendapat pahala hanyalah yang mengerjakan shalat saja.
        Tetapi ada kewajiban khusus terhadap orang yang meninggal karena perang fisabilillah, yaitu tidak dimandikan dan tidak dikafani serta tidak disholatkan, hanya cukup langsung dikubur bersama pakaian yang dipakai ketika jihad saja, walaupun berlumuran darah.
1.         Syaratshalatjenazah
a.    Suci dari hadats dan najis
b.   Menutup aurat
c.    Menghadap kiblat
d.   Sesudah jenazah dimandikan dan dikafani
2.         Rukunshalatjenazah
a.    Niat
b.   Berdiri bagi yang mampu
c.    Takbir empat kali
d.   Membaca Al-Fatihah
e.    Membaca shalawatsetelahtakbirkedua
f.    Mendoakanmayat
g.   Salam
3.      Sunnah-sunnah dalam shalat jenazah
a.    Mengangkat tangan pada waktu takbir
b.   Merendahkan suara
c.    Membaca istiazah / ta’awun(audzubilah)
d.   Memperbanyak jumlah jamaah
e.    Memperbanyak shaf (barisan) minimal dijadikan tiga shaf
4.      Tata carashalatjenazah
a.        Niat
b.       Takbiratul ihram kemudian membaca surat Al-Fatihah
c.        Takbir kedua membaca shalawat
d.       Takbir ketiga membaca doa
     Jenazah laki-laki:
اَاللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِيْهِ وَاعْفُ عَنْهُ
     Jenazah perempuan:
اَاللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِيْهَا وَاعْفُ عَنْهَا
e.  Takbir yang keempat membaca
اَاللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
    Artinya : Ya Allah janganlah engkau rugikan kami daripada mendapat ganjaran dan jangan engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.
f.          Membaca salam, dengan memalingkan muka kanan dan kiri.
5.      Cara MelaksanakanShalatJenazah
a)         Posisi imam
b)         Jikajenazahnyalaki-laki, maka imam berdiri di arahdekatlehermayat.
c)         Jikamayatnyaperempuan, maka imam berdiri di arahdekatpinggangjenazah.
d)        Jikajenazahnyahanyasebagiananggotabadannyasaja, makaanggota yang masihdiletakkandi depan imam.
e)         Jikajenazahghoib, maka imam cukupberdirimenghadapkiblatsaja.
f)          Orang perempuanbolehmenjadi imam sholat, asalsemuamakmumnyajugaperempuan
g)         Apabilajenazahlebihdarisatudanjeniskelaminnyaberbeda, maka :
·      Jenazahlaki-laki di dekatkankepada imam
·      Jenazahperempuanlebihdekatdengankepalaarahkiblat

KESIMPULAN
         Shalatadalahtiang agama makakitasebagaimuslimharuslahmelaksanakanshalat, baikshalatfardhumaupunshalatsunah. Selainshalatfardu yang limakitajugawajibmelaksanakanshalatjum’atdanshalatjenazah.
         Shalatjum’atdilaksanakanpadawaktumataharidiataskepala (samadenganshalatzhuhur) tetapidilaksanaknpadaharijum’at. Shalatjum’atwajibhukumnya, shalatjum’at yang bersamaandenganharirayaidulfitribolehtidakdilaksanakandengansyaratsudahmelaksanakanshalat id, tetapitidakbolehmeninggalkanshalatzhuhur, akanlebihbaikjikadilaksanakan agar orang-orang berkumpul.
         Shalatjenazahtidakwajibuntuksemua, jikasudahada yang mewakilimakagugurlahkewajiban orang-orang disekitar orang yang meninggaluntukmenshalati, tetapijikatidakadasatupun yang menshalati, maka orang-orang disekitarmayamendapatkandosa.



















DAFTAR PUSTAKA
Bagir, Muhammad Al-Habsyi, 1999, FiqihPraktis, Bandung :Mizan Media Utama (MMU)
Rifa’I, Moh, 2009, RisalahTuntunanShalatLengkap, Semarang ;KaryaToha Putra