Wednesday 18 February 2015

AGAMA DALAM PERSEPEKTIF AL-QUR’AN



BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Dalam ajaran Islam, pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting karena manusia sebagai wakil Allah SWT di muka bumi memikul tugas dan tanggung jawab yang cukup berat.Oleh karena itu, agar manusia mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik diperlukan sikap personalitas yang berkualitas dan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kehendak Allah. Hal itu hanya dapat dipenuhi melalui proses pendidikan.Pendidikan berkaitan dengan nilai diri manusia, terutama dalam mencari nilai itu sendiri.Dengan pendidikan manusia akan mempunyai banyak ketrampilan dan kepribadian.Ketrampilan dan kepribadian merupakan sekian banyak dari proses yang dialami manusiauntuk menjadi makhluk yang bekualitas baik fisik maupun mental. Pribadi berkualitas danberakhlak mulia tidak datang dengan sendirinya, tetapi ada semacam latihan-latihan/riyadhah. Kebiasaan yang baik akan berakibat baik dan menjadi bagian dari kepribadiankeseharian, sebaliknya kepribadian dan kebisaan sehari-hari yang buruk juga akan berakibat buruk terhadap kepribadaian dan perbuatan dirinya sendiri.Maka pendidikan dalam keseharian manusia menjadi penting artinya dalam rangka mengwala manusiamenjadimanusia yang berbudi dan berperadaban yang luhur.Pendidikan bukan hanya sekedar transfer ilmu, tetapi juga transfer nilai, dengan adanyatransfer ilmu dan nilai-nilai yang baik dimungkinkan manusia menjadi pribad yang tidakhanya cerdas otaknya, tetapi juga cerdas akhlaknya.Tidak heran jika Allah menyatakanbahwa kepribadain saja belum cukup, ilmu saja juga belum ada artinya, tetapi jika keduanya,antara ilmu dan iman sudah menyatu ,maka kepribadian dan ketinggian derajat akandiperoleh manusia. Hal ini dapat dipahami dari ayat 11 surat Mujadalah,yang artinya :“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalammajlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabiladikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orangyang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al Mujadalah: 11).Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa antara kecerdasan intelektual/ ilmu pengetahuandan spiritual/keimanan menjadi kesatuan yang utuh dalam rangka mencapai tujuan mulia,pencapaian derajat yang tinggi di hadapan Allah. Artinya adalah ilmu saja tidak cukup untukmengantarkan manusia menjadi makhluk yang berperadaban dan mempunyai derajattertinggi di hadapan Allah.Maka dalam ayat tersebut secara eksplisit dapat dipahami bahwauntuk mencapai derajat yang tinggi dibutuhkan paling tidak dua variable yaitu ilmupengetahuan dan kedalaman keimanan seseorang. Jika kedua variable tersebut telah adadalam diri seseorang, maka sangat dimungkinkan derajatnya akan dimuliakan oleh AllahSwt.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut:
Ø  Bagaimana pandangan/perspektif Islam tentang pendidikan?
Ø  Bagaimana pemerolehan pengetahuan (pendidikan) ?
Ø  Bagaimana arah tujuan pemanfaatan pendidikan?
C. TUJUAN
Ø  Untuk mengetahui pandanganperspektif Islam tentang pendidikan.
Ø  Untuk mengetahui pemerolehan pengetahuan (pendidikan).
Ø  Untuk mengetahui arah tujuan pemanfaatan pendidikan.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.   PANDANGAN DAN PERSPEKTIF ISLAM TENTANG PENDIDIKAN
 Pendidikan menurut Al-Qur’an.Al-Qur’an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pengetahuan. Tanpapengetahuan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, al-Qur’an bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan: “…Allah akanmeninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberiilmu pengetahuan beberapa derajat…”.Al-Qur’an juga telah memperingatkan manusia agar mencari ilmu pengetahuan,sebagaimana dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 122 disebutkan:“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnyaapabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.Dari sini dapat dipahami bahwa betapa pentingnya pengetahuan bagi kelangsungan hidup manusia. Karena dengan pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, yang membawa manfaatdan yang membawa madharat.Dalam sebuah sabda Nabi saw. Dijelaskan :“Mencari ilmu adalah kewajibansetiap muslim”. (HR. Ibnu Majah).Hadits tersebut menunjukkan bahwa Islammewajibkan kepada seluruh pemeluknya untuk mendapatkan pengetahuan. Yaitu,kewajiban bagi mereka untuk menuntut ilmu pengetahuan.Islam menekankan akanpentingnya pengetahuan dalam kehidupan manusia. Karena tanpa pengetahuanniscaya manusia akan berjalan mengarungi kehidupan ini bagaikan orang tersesat,yang implikasinya akan membuat manusia semakin terlunta-lunta kelak di hariakhirat.Imam Syafi’i pernah menyatakan:“Barangsiapa menginginkan dunia, maka harusdengan ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, maka harus dengan ilmu.Danbarangsiapa menginginkan keduanya, maka harus dengan ilmu”. Dari sini, sudahseyogyanya manusia selalu berusaha untuk menambah kualitas ilmu pengetahuandengan terus berusaha mencarinya hingga akhir hayat.Dalam al-Qur’an surat Thahaaayat 114 disebutkan:“Katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmupengetahuan’.”Paradigma pendidikan dalam Alquran juga tidak lepas dari tujuan Allah SWTmenciptakan manusia itu seindiri, yaitu pendidikan penyerahan diri secara ikhlaskepada sang Kholik yang mengarah pada tercapainya kebahagiaan hidup duniamaupun akhirat, sebagaimana Firman-Nya dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 : "Tidaksemata-mata kami ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah". MenurutArmai Arief (2007:175) " bahwa tujuan pendidikan dalam Alquran adalah membinamanusia secara pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan fungsinyasebagai hamba Allah SWT. dan kholifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuaidengan konsep yang diciptakan Allah".Pendidikan dalam perspektif Alquran dapat dilihat bagaimana Luqman Al-Hakim memberikan pendidikan yang mendasar kepada putranya, sekaligus memberikancontohnya, juga menunjukkan perbuatannya lewat pengamalan dan sikap mental yang dilakukannya sehari-hari dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.Diantara wasiat pendidikan monumental yang dicontohkan Luqman lewat materibillisan dan dilakukannya lewat bilamal terlebih dahulu adalah: Jangan sekali-kalimenyekutukan Allah, berbuat baiklah kepada kedua orang tua, jangan mengikutiseruan syirik, ingatlah bahwa manusia itu pasti mati, hendaklah kita tetap merasadiawasi oleh Allah, hendaklah selalu mendirikan sholat, kerjakan selalu yang baik dantinggalkan perbuatan keji, jangan suka menyombongkan diri, sederhanalah dalambepergian, dan rendahkanlah suaramu.Walaupun sederhana materi dan metode yang diajarkan Luqman Al-Hakimkepada putranya termasuk kepada kita semua yang hidup di jaman modern ini, namunbetapa cermat dan mendalam filosofi pendidikan serta hikmah yang dimiliki Luqmanuntuk dapat dipelajari oleh generasi berikutnya sampai akhir jaman.
Konsep pendidikan dalam perspektif Alquran yang direfleksikan Allah SWT dalamQS.Luqman(31):12-19 selengkapnya berbunyi :12. Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqmman, yaitu : "bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah) makasesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur,maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberpelajaran kepada anaknya: "Hai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah,sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu adalah benar-benar kedzaliman yangbesar".14. Dan Kami perintahkan kepada manusia terhadap dua orang ibu-bapak; ibunyatelah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, danmenyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatuyang tidak ada pengetahuannya tentang itu, maka janganlah engkau mengikutikeduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orangyang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, makakuberikan kepadamu apa yang telah engkau kerjakan.16. (Luqman berkata): "Hai anakkua, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscayaAllah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagiMaha Mengetahui”.17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dancegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yangmenimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan(oleh Allah).18. Dan janganlah engkau memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) danjanganlah engkau berjalan di muka bumi dengan angkuh.Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.19.Dan sederhanalah engkau dalam berjalan dan lunakkan suaramu.Sesungguhnyaseburuk-buruk suara adalah suara keledai.Ketokohan Luqman Al-Hakim seperti dijelaskan di atas merupakan suatukeniscayaan dalam dunia pendidikan, hingga dapat melahirkan para ahli pendidikandibidangnya masing-masing sejak Al-quran dilauncingkan oleh pembawa risalahterakhir Rosululloh Muhammad SAW empat belas abad yang lalu hingga sekarangbahkan sampai akhir jaman.Islam memandang dan memposisikan sendi-sendikeilmuan atau ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sesuatu yang sangat utamadan urgen.Ia merangkul iptek sedemikian rupa sehingga menganggap suci dandisamakan derajatnya dengan jihad bagi perjuangan orang-orang yang berilmu danyang mencari ilmu, juga karya-karya yang mereka temukan tentang fenomena danrahasia alam semesta ini. Hal ini dijelaskan dengan firman Allah dalam QS. Al-Mujadiah ayat 11 :"Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yangDiberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.Ilmu pengetahuan yang dituju oleh Al-qur’an menurut Widodo (2007: 161) adalah ilmupengetahuan dengan pengertiannya yang menyeluruh, yang mengatur segala yangberhubungan dengan kehidupan dan tidak terbatas pada ilmu syariah dan akidah saja.Ia mencakup berbagai disiplin ilmu seperti ilmu sosial, ekonomi, sejarah, fisika,biologi, matematika, astronomi, dan geografi dalam bentuk gejala-gejala umum,general ideas, atau grand theory yang perlu dikem,bangkan lagi oleh akal manusia.Dalam pandangan yang bersifat internal-global, ilmu-ilmu dalam Alquran dapatdijabarkan ke dalam masalah-masalah akidah, syariah, ibadah, muamalah, akhlak,kisah-kisah lampau,berita-berita akan dating, dan ilmu pengetahuan ilahiah lainnya.Demikian lengkapnya berbagai ilmu yang terdapat dalam Alquran, tidak terkecualimasalah sains dan matematika. Tentang term ini Fahmi Basya (1427H: 95)menjelaskan bahwa Matematika Islam ialah matematika yang menjadikan Alquran  dan Sunnah Nabi sebagi postulat. Hal itu sejalan dengan apa yang dikatakan NabiMuhammad SAW bahwa :" Aku tinggalkan untuk kalian dua urusan, kamu tidakakan tersesat selama berpegangkepada keduanya, yaitu Kitab Allah (Alquran) dan Sunnah Rasul Allah (Hadits)."Sebab itu masih menurut dia, dalam Matematika Islam, kita tidak lagi perlumembuktikan suatu data yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, sekalipun nantidalam perjalananya, Matematika Islam seolah membuktikan kebenaran sunnah-sunnah Nabi. Data bilangan dari Alquran dan Nabi, diolah dan dibuat modelmatematikanya.Untuk memperjelas penemuannya dia mengutip QS. Al-Hasyr ayat21 sebagai berikut :Kalau Kami turunkan Al-quran ini kepada gunung, sungguh kamu lihat dia tundukterpecah belah dari takut kepada Allah. Dan itu perumpamaan yang Kami adakanuntuk manusia supaya mereka berfikir”.Cuplikan ayat di atas menjelaskan bahwa Alquran adalah suatu Formula.Oleh karenaitu diakhir ayat tadi dikatakan itu perumpamaan yang kami adakan untuk manusiasupaya mereka berfikir’.Fenomena ini menandakan bahwa Alquran berisi Sains yang perlu difikirkan.Pendidikan Menurut Perspektif Islam.Dalam ajaran Islam, pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting karenamanusia sebagai wakil Allah SWT di muka bumi memikul tugas dan tanggung jawabyang cukup berat. Oleh karena itu, agar manusia mampu menjalankan tanggungjawabnyadengan baik diperlukan sikap personalitas yang berkualitas dan ilmu pengetahuan yangsesuai dengan kehendak Allah.Hal itu hanya dapat dipenuhi melalui proses pendidikan.Tugas manusia yang pertama adalah menjadi hamba Allah yang taat,sebagaimanafirman Allah dalam Al Quran Surat Adz-Dzariyat 56, yang artinya:”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mengabdi(ibadah)kepada-Ku.”. Manusia diperintah untuk beribadah hanya kepada Allah,karena tidak adatuhan selain Dia. “Sembahlah Allah, sekali-kali tak ada tuhanbagimu selain-Nya”(Q.S.Al-A’raaf: 59).Tugas manusia yang kedua adalah sebagai khalifah di muka bumi,yang menuntut tanggung jawab yang berat. Tanggung jawab tersebut berkaitan erat dengan pernyataanAllah dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 30, yang artinya:”Ingatlah ketika Allahberfirman kepada malaikat: Aku akan menciptakanseorang khalifah di muka bumi”.Bumi yang merupakan tempat tinggal bagi manusia untuk sementara, pengelolaanya diserahkan kepada manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam Al Quran surat Al-An’am ayat 165yang artinya :“Dan Dialah yang menjadikan kamu pengelola bumi”.Mengelola berartimenjaga,memelihara,melestarikan,memberdayakan dan memanfaatkannya untuk dijadikan sarana penunjang dalam beribadah kepada Allah. Bukan sebaliknya, yakni menciptakan kerusakan di muka bumi atau merasa bangga menjadi perusak alam. Allah sangat membenci orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi dan malapetakaakan menimpa manusia itu sendiri apabila memperlakukan alam sekehendak hatinya,sebagaimana firman-Nya dalam surat Ar-Rum ayat 41 yang artinya :“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan tangan manusia, supaya Allahmerasakan kepada merekasebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar merekakembali (ke jalan yangbenar)”.Diangkatnya manusia sebagai khalifah tidak semata-mata perintah Allah,melainkan adakesanggupan dari manusia itu sendiri, setelah makhluk lain menolaknya karena khawatirakan menghianatinya. Dengan kata lain, hanya manusia yang sanggup mengembang amanah Allah yang maha berat itu. (QS.AlAhzab: 72) .Penghambaan manusia kepadaAllah yang dibuktikan dalam bentuk beribadah kepada-Nya, pada hakekatnya merupakanperwujudan rasa syukur atas segala karunia dan ni’mat Allah. Orang yang berimanmenyadari bahwa dirinya telah menerima limpahan kasih sayang yang tak terhingga dariAllah, dengan diangkatnya derajat manusia yang lebih tinggi dari mahkluk lainnya.Diberinya akal dan kemampuan berpikir merupakan sarana yang ampuh dalam rangkamengembangkan tugas sebagai khalifah.Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan peranan akal, sehingga pentingnyapendidikan dalam pandangan Islam berkaitan erat dengan penggunaan akal, hati, danpancaindera untuk berpikir dan mendekatkan diri kepada Allah.Alangkah ruginyamanusia yang telah banyak menerima karunia dariAllah,tetapi tidak maumenggunakannya untuk memikirkan ciptaan,kekuaaan,keesaan, dan keagungan sangMaha Pencipta (Allah SWT).Derajat manusia yang tinggi itu dapat jatuh ke tempat yang lebih rendah dari bintang(QS.Al-A’raf:179).Betapa pentingnya pendidikan, karena hanya dengan prosespendidikanlah manusia dapat mempertahankan eksistensinya sebagai manusia yangmulia,melalui pemberdayaan potensi dasar dan karunia yang telah diberikan Allah.Apabila semua itu dilupakan dengan mengabaikan pendidikan,manusia akan kehilangan jatidirinya.Namun perlu digaris bawahi, bahwa pendidikan yang dimaksud adalahpendidikan berdasarkan konsep Islam sesuai dengan petunjuk Allah. Secara garis besar,konsepsi pendidikan dalam Islam adalah mempertemukan pengaruh dasar denganpengaruh ajar. Pengaruh pembawaan dan pengaruh pendidikan diharapkan akan menjadisatu kekuatan yang terpadu yang berproses ke arah pembentukn kepribadian yangsempurna.Oleh karena itu, pendidikan dalam Islam tidak hanya menekankan kepadapengajaran yang berorientasi kepada intelektualitas penalaran, melainkan lebihmenekankan kepada pendidikan yang mengarah kepada pembentukan keribadian yangutuh dan bulat.Pendidikan Islam menghendaki kesempurnaan kehidupan yang tuntassesuai dengan firman Allah pada surat Al Baqarah ayat 208, yangartinya :“Wahai orang-orang yang beriman,masuklah kamu ke dalam Islam secarakeseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.Sesungguhnyasyaitan itu musuh yang nyata bagimu”.Bagi manusia pendidikan penting sebagai upaya menanamkan danmengaktualisasikan nilai-nilai Islam pada kehidupan nyata melalui pribadi-pribadimuslim yang beriman dan bertakwa, sesuai dengan harkat dan derajatkemanusiaansebagai khalifah di atas bumi.Penghargaan Allah terhadap orang-orang yang berilmu danberpendidikan dilukiskan pada ayat berikut. “Allah akan meninggikan orang-orang yangberiman di antara kamu dan orang-orang yangdiberi pengetahuan derajat (yangbanyak) (QS.Al Mujadalah 11“.“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (QS, An-Nahl 43). “Katakanlah :”Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui”(QS.Az.Zumar:9).Pentingnya pendidikan telah dicontohkan oleh Allah pada wahyu pertama, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5 yang banyak mengandung isyarat-isyarat pendidikan dan pengajaran dengan makna luas dan mendalam. PrilakuNabiMuhammad saw sendiri, selama hayatnya sarat dengan nilai-nilai pendidikan yangtinggi.Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam ajaran Islampendidikan menduduki posisi yang sangat penting. Mengingat bahwa keberadaanmanusia di dunia ini mengemban tugas dan tanggung jawab yang berat,sebagai hambaAllah maupun sebagai khalifah di muka bumi.Kedua tugas tersebut dalam pelaksanaanyamerupakan satu kesatuan yang terintegrasi di dalam perilaku seseorang.Dengandemikian,pendidikan memegang peranan peting dalam membentuk manusia yangbersedia mengabdi kepada Allah,dengan menyelaraskan aktivitas peribadatan dalamkonteks hablum minallah,hablum minannas, dan hablum minal’alam.

Pemerolehan Pengetahuan (Pendidikan).Pendidikan Islam memiliki karakteristik yang berkenaan dengan cara memperoleh danmengembangkan pengetahuan serta pengalaman. Anggapan dasarnya ialah setiap manusiadilahirkan dengan membawa fitrah serta dibekali dengan berbagai potensi dan kemampuanyang berbeda dari manusia lainnya. Dengan bekal itu kemudian dia belajar: mula-mulamelalui hal yang dapat diindra dengan menggunakan panca indranya sebagai jendelapengetahuan; selanjutnya bertahap dari hal-hal yang dapat diindra kepada yang abstrak, dandari yang dapat dilihat kepada yang dapat difahami. Sebagaimana hal ini disebutkan dalamteori empirisme dan positivisme dalam filsafat. Dalam firman Allah Q.s. an-Nahl ayat 78disebutkan: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahuisesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamubersyukur”.Dengan pendengaran, penglihatan dan hati, manusia dapat memahami danmengerti pengetahuan yang disampaikan kepadanya, bahkan manusia mampumenaklukkan semua makhluk sesuai dengan kehendak dan kekuasaannya. Dalam al-Qur’an surat al-Jatsiyah ayat 13 disebutkan:“Dan dia menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya,(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarterdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”.Namun, pada dasarnya proses pemerolehan pengetahuan adalah dimulai denganmembaca, sebagaimana dalam al-Qur’an surat al-‘Alaq ayat 1-5: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telahmenciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajarkepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.Dalam pandangan Quraish Shihab kata Iqra’ terambil dari akar kata yang berartimenghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah,mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca teks tertulis maupuntidak.Wahyu pertama itu tidak menjelaskan apa yang harus dibaca, karena al-Qur’anmenghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut bismi Rabbik, dalamarti bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra’ berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilahciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yangtertulis maupun yang tidak. Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yangdapat dijangkaunya. Sebagaimana dalam al-Qur’an surat Yunus ayat 101 disebutkan:“Katakanlah: ‘Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi”.Al-Qur’an membimbing manusia agar selalu memperhatikan dan menelaah alamsekitarnya. Karena dari lingkungan ini manusia juga bisa belajar dan memperolehpengetahuan.Dalam al-Qur’an surat asy-Syu’ara ayat 7 juga disebutkan:“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?”.Demikianlah, al-Qur’an secara dini menggarisbawahi pentingnya “membaca” dankeharusan adanya keikhlasan serta kepandaian memilih bahan bacaan yang tepat.Namun, pengetahuan tidak hanya terbatas pada apa yang dapat di hindra saja.Pengetahuan juga meliputi berbagai hal yang tidak dapat diindra. Sebagaimana tertuangdalam al-Qur’an surat Al-Haqqah ayat 38-39: “Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat (38). Dan dengan apa yang tidakkamu lihat (39)”.Dengan demikian, objek ilmu meliputi materi dan nonmateri, fenomena dannonfenomena, bahkan ada wujud yang jangankan dilihat, diketahui oleh manusia puntidak. Dalam al-Qur’an surat Al-Nahl ayat 8 disebutkan:“Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya”. Sebagaimana telah dipaparkan di atas, dalam pengetahuan manusia tidak hanyasebatas apa yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia, namun juga semuapengetahuan yang dapat menyelamatkannya di akhirat kelak.Islam mengehendakipengetahuan yang benar-benar dapat membantu mencapai kemakmuran dankesejahteraan hidup manusia. Yaitu pengetahuan terkait urusan duniawi dan ukhrowi,yang dapat menjamin kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia di dunia dan diakhirat.Pengetahuan duniawi adalah berbagai pengetahuan yang berhubungan denganurusan kehidupan manusia di dunia ini. Baik pengetahuan moderen maupun pengetahuanklasik.Atau lumrahnya disebut dengan pengetahuan umum.Sedangkan pengetahuanukhrowi adalah berbagai pengetahuan yang mendukung terciptanya kemakmuran dankesejahteraan hidup manusia kelak di akhirat.Pengetahuan ini meliputi berbagaipengetahuan tentang perbaikan pola perilaku manusia, yang meliputi pola interaksimanusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.Atau biasadisebut dengan pengetahuan agama.Pengetahuan umum (duniawi) tidak dapat diabaikanbegitu saja, karena sulit bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hari kelak tanpamelalui kehidupan dunia ini yang mana dalam menjalani kehidupan dunia ini pun harusmengetahui ilmunya. Demikian halnya dengan pengetahuan agama (ukhrowi), manusiatanpa pengetahuan agama niscaya kehidupannya akan menjadi hampa tanpa tujuan.Karena kebahagiaan di dunia akan menjadi sia-sia ketika kelak di akhirat menjadi nista.Islam selalu mengajarkan agar manusia menjaga keseimbangan, baikkeseimbangan dhohir maupun batin, keseimbangan dunia dan akhirat. Dalam Qs. Al-Mulk ayat 3 disebutkan:“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat padaciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlahberulang-ulang! Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”.Dalam al-Qur’an surat ar-Ra’d ayat 8 juga disebutkan:“Segala sesuatu di sisi-Nya memiliki ukuran”.Dari sini dapat dipahami bahwa Allah selalu menciptakan segala sesuatu dalamkeadaan seimbang, tidak berat sebelah. Demikian halnya dalam penciptaan manusia.Manusia juga tercipta dalam keadaan seimbang. Dari keseimbangan penciptaannya,manusia diharapkan mampu menciptakan keseimbangan diri, lingkungan dan alamsemesta. Karena hanya manusia yang mampu melakukannya sebagai bentuk darikekhalifahan manusia di muka bumi.Dalam al-Qur’an surat al-Qashash ayat 77 disebutkan:“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeriakhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi danberbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Manusia tidak dianjurkan oleh Islam hanya mencari pengetahuan yang hanyaberorientasi pada urusan akhirat saja. Akan tetapi, manusia diharapkan tidak merupakanpengetahuan tentang urusan dunia.Meskipun kehidupan dunia ini hanyalah sebuahpermainan dan senda gurau belaka, atau hanyalah sebuah sandiwara raksasa yangdiciptakan oleh Tuhan semesta alam. Namun, pada dasarnya manusia diharapkan mampumenjaga keseimbangan dirinya dalam menjalani realita kehidupan ini, termasuk dalammencari pengetahuan.Al-Qur’an surat al-An’aam ayat 32 menyebutkan:“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dansungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Makatidakkah kamu memahaminya?”.Islam menghendaki agar pemeluknya mempelajari pengetahuan yang dipandangperlu bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan di akhirat kelak. Dalam al-Qur’an suratal-Baqoroh ayat 201 disebutkan:“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikandi dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.Kebaikan(hasanah) dalam bentuk apapun tanpa didasari ilmu, niscaya tidak akan terwujud. Baikberupa kebaikan duniawi yang berupa kesejahteraan, ketenteraman, kemakmuran dan lainsebagainya. Apalagi kebaikan di akhirat tidak akan tercapai tanpa adanya pengetahuanyang memadai. Karena segala bentuk keinginan dan cita-cita tidak akan terwujud tanpaadanya usaha dan pengetahuan untuk mencapai keinginan dan cita-cita itu sendiri.

Pemanfaatan Pengetahuan (Orientasi Pendidikan).Manusia memiliki potensi untuk mengetahui, memahami apa yang ada di alamsemesta ini. Serta mampu mengkorelasikan antara fenomena yang satu dan fenomenayang lainnya.Karena hanya manusia yang disamping diberi kelebihan indera, manusiajuga diberi kelebihan akal. Yang dengan inderanya dia mampu memahami apa yangtampak dan dengan hatinya dia mampu memahami apa yang tidak nampak. Dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 31 disebutkan:“Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya”.Yang dimaksud nama-nama pada ayat tersebut adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Iniberarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam raya.Adanya potensi itu, dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, sertaketidakmampuan alam raya terhadap perintah dan hukum-hukum Tuhan,menjadikan ilmuwan dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam.Karenanya, semua itu mengantarkan manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam yang telah ditundukkan Tuhan. Namun, di sisi lain manusia juga memiliki nafsu yang cenderung mendorong manusiauntuk menuruti keinginannya. Nafsu jika tidak terkontrol maka yang terjadi adalah keinginan yang tiada akhirnya.Nafsu juga tidak jarang menjerumuskan manusia dalamlembah kenistaan. Dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 53 disebutkan:“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberirahmat oleh Tuhanku”.Al-Qur’an menandaskan bahwa umat Islam adalah umat terbaik, yang mampumenciptakan lingkungan yang baik, kondusif, yang bermanfaat bagi seluruh alam.
Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.Dalam al-Qur’an surat Ali Imron ayat 110 disebutkan:“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepadayang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.Sabda Nabi saw.:“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat”.Pisau akan sangat berguna ketika digunakan oleh orang yang berpikiran positifdan ahli dalam menggunakan pisau. Sebaliknya, ketika pisau digunakan oleh orang yangberpikiran negatif, niscaya bukan kemanfaatan dan kemaslahatan yang akan dihasilkandari pisau itu, melainkan kemadharatan.Demikian halnya dengan pengetahuan, ketika penggunaannya bertujuan untukmencapai kemanfaatan niscaya pengetahuan itu pun akan bermanfaat. Namun sebaliknya,ketika pengunaan pengetahuan digunakan untuk kemadharatan, maka kemadharatanitulah yang akan didapat.Ilmu pengetahuan adalah sebuah hubungan antara pancaindera,akal dan wahyu. Dengan pancaindera dan akal (hati), manusia bisa menilai sebuahkebenaran (etika) dan keindahan (estetika).Karena dua hal ini adalah piranti utama bagimanusia untuk mendapatkan pengetahuan.Namun, disamping memiliki kelebihan, keduapiranti ini memiliki kekurangan.Sehingga keduanya masih membutuhkan penolonguntuk menunjukkan tentang hakikat suatu kebenaran, yaitu wahyu. Dan dengan wahyumanusia dapat memahami posisinya sebagai khalifah fil ardh.
Wahyu yang diturunkan kepada manusia tidak hanya berisikan perintah danlarangan saja, akan tetapi lebih dari itu al-Qur’an juga membahas tentang bagaimanaseharusnya hidup dan menghargai kehidupan. Dan tidak terlepas juga di dalam al-Qur’andikaji tentang sains dan teknologi sehingga tidaklah berlebihan jika kita menyebutnya sebagai kitab sains dan medis.Namun, berbagai bentuk kemajuan sains dan teknologiserta ilmu pengetahuan tanpa didasari tujuan yang benar, niscaya hanya akan menjadisebuah bumerang yang menghancurkan kehidupan manusia. Karena tidak jarang saat inimanusia malah mengalami kejenuhan, kehampaan jiwa, hedonisme, materialisme bahkandekadensi moral yang tidak jarang pula implikasinya merugikan diri mereka sendiribahkan lingkungan sekitar. Padahal dengan adanya kemajuan sains dan teknologikehidupan manusia diharapkan menjadi lebih mudah, efisien, instan, yang bukan malahmenimbulkan tekanan jiwa dan kerusakan lingkungan.Dalam Islam telah digariskan aturan-aturan moral penggunaan pengetahuan.Apapun pengetahuan itu, baik kesyaritan maupun lainnya, teoritis maupun praktis, ibaratpisau bermata dua yang dapat digunakan pemiliknya untuk berlaku munafik dan berkuasaatau berbuat kebaikan dan mengabdi kepada kepentingan umat manusia. Pengetahuantentang atom umpamanya, dapat digunakan untuk tujuan-tujuan perdamaian dankemanusian, tapi dapat pula digunakan untuk menghancurkan kebudayaan manusiamelalui senjata-senjata nuklir. Al-Qur’an juga telah menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi adalah akibat dari ulahmanusia sendiri. Dalam al-Qur’an surat ar-Rum ayat 41 disebutkan:“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tanganmanusia”.Manusia adalah makhluk yang memiliki tanggung jawab, yaitu tanggung jawab menjadikhalifah fil ardh. Kekhalifahan manusia adalah salah satu bentuk dari ta’abbud-nyakepada sang Khalik. Sedangkan ta’abbud adalah tugas pokok dari penciptaan manusia,sekaligus menggali, mengatur, menjaga dan memelihara alam semesta ini. Sebagaimanatelah dijelaskan dalam al-Qur’an surat adz-Dzariyat ayat 56:“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdikepada-Ku”.Dalam al-Qur’an surat al-A’raf ayat 85 disebutkan:“Sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagimanusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuatkerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baikbagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman“.Pemanfaatan pengetahuan harus ditujukan untuk mendapatkan kemanfaatan daripengetahuan itu sendiri, menjaga keseimbangan alam semesta ini dengan melestari-kankehidupan manusia dan alam sekitarnya, yang sekaligus sebuah aplikasi dari tugaskekhalifahan manusia di muka bumi. Dan pemanfaatan pengetahuan adalah bertujuan untuk ta’abbud kepada Allah swt., Tuhan semesta alam. Wallahu a’lam.






BAB III
PENUTUP.
 KESIMPULAN
Dari deskripsi singkat di atas, dapat dipahami bahwa al-Qur’an telahmemberikan rambu-rambu yang jelas kepada kita tentang konsep pendidikan yangkomperehensif. Yaitu pendidikan yang tidak hanya berorientasi untuk kepentinganhidup di dunia saja, akan tetapi juga berorientasi untuk keberhasilan hidup di akhiratkelak. Karena kehidupan dunia ini adalah jembatan untuk menuju kehidupansebenarnya, yaitu kehidupan di akhirat.Manusia sebagai insan kamil dilengkapi dua piranti penting untukmemperoleh pengetahuan, yaitu akal dan hati. Yang dengan dua piranti ini manusiamampu memahami “bacaan” yang ada di sekitarnya.Fenomena maupun nomenayang mampu untuk ditelaahnya.Karena hanya manusia makhluk yang diberikelebihan ini.Pengetahuan yang telah didapat manusia sudah seyogyanya diorientasikanuntuk kepentingan seluruh umat manusia.Karena sebaik-baik manusia adalah yangpaling bermanfaat bagi manusia seluruhnya.Namun, tidak boleh dilupakan bahwamanusia juga hidup berdampingan dengan lingkungan, sehingga tidak bisa serta mertakemajuan pengetahuan pengetahuan dan teknologi malah menghancurkan danmerusak keseimbangan alam.Karena sudah menjadi tugas manusia untukmelestarikan alam ini sebagai kekhalifahan manusia sekaligusbentuk ta’abbudnya kepada Allah swt.









DAFTAR PUSTAKA
file:///http/pentingnys%20pendidikan%20dalam%20pandangan%20islam/Pentingnya%20Pengetahuan%20dan%20Pendidikan%20Menurut%20al-Qur%E2%80%99an%20%20%20Kajian%20Al-Qur%E2%80%99an.htm

FUNGSI POKOK PANCASILA



FUNGSI POKOK PANCASILA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Pancasila merupakan pedoman bangsa indonesia yang menyangkut berbagai aspek seperti aspek budaya,sosial,dan agamayang menjadi pegangan dalam kehidupan sehari hari.pancasila terbentuk karena latar belakang yang sama dan memiliki tujuan yang kukuh sehingga konsep atau ciri dasar terbentuknya pancasila sesuai dengan perilaku bangsa indonesia .Pancasila dapat diperuntukkan kepada negara, masyarakat dan pribadi bangsa dengan kataan lain pancasila itu memiliki norma hukum untukberperilaku.
Sebagai landasan perilaku bangsa yang baik pancasila memegang teguh perana kehidupan masyarakat. Pancasila itu sendiri tercipta karena hasil serapan perilaku agama dan adat istadat  masyarakat  indonesia yang menjadi nilai-nilai dasar atau inti hakiki  refleksi budaya bangsa itu sendiri.Sekarang dengan modernisasi dan teknologi yang semakin berkembang seolah olah ideologi pancasila hilang dan lintur seakan akan ideologi pancasila hanya sebagai alat perlengkap kemerdekaan bangsa indonesia saja.
Pancasila ditunjukan kepada  masyarakat dan pribadi bangsa Indonesia.Lahirnya pancasila itu dalam penamaan pidato Ir. Soekarno selaku anggota “Dokuritzu zunbi Tyoosakai” atau badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang di tetapkan oleh sidangnya yang pertama pada tanggal 28 s/d 1 juni 1945 di Jakarta. Yang dipimpin oleh Dr. K. R. T Radjiman Wedyodiningrat.

Didalam pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 juni 1945 di Jakarta. Pancasila sebagai dasar negara asal mulanya itu dari pengambilan pancasila, panca adalah lima dansilaadalah asas atau dasar, dan didirikannya negara Indonesia. Presiden Soekarno menganggap bahwa pancasila sebagai dasar negara dari Negara Republik Indonesia, ditegaskan oleh pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, dan kemudian disusun oleh kemerdekaan Bangsa Indonesia  dalam Undang-Undang Republik Indonesia untuk mengatur pemerintahan.

Didalam negara republik indonesia pancasila mempunyai fungsi sebagai pandang hidup bangsa, ini berarti nilai nilai yang ada didalam pancasila itu mewarisisetiap tindakan dan tingkah laku seluruh bangsa indonesia.tingkah laku yang sedemikian itu sesuai dengan budaya  aslinya  karena kelima nilai dasar yang ada memeng berasal dari sistem yang ada di indonesijadi untuk negara bangsa indonesia pandangan hidupnya yaitu Pancasila. lima dasar nilai pancasila itu lahir dari bumi indonesia tentutelah di hayati oleh sebagian bangsa indonesia.
Dari pemaparan diatas dapat di ketahui bagaimana arti pancasila itu secara umum, dan anggapan pancasila sebagai dasar negara Indonesia dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Republic Indonesia 1945 menurut  Presiden Soekarno. Sehingga untuk lebih jelasnya tentang pancasila sebagai dasar negara akan dibahas dalam bab selanjutnya





B.    RUMUSAN MASALAH

a)    Asal usul pancasila?
b)    Apa pengertian dasar pancasila?
c)    Mengapa kita harus berpancasila?
d)    Bagaimana pancasila sebagai dasar negara?


C.   TUJUAN

a.    Mengerti secara runtut pengertian pancasila.
b.    Bisa memahami fungsi pokok pancasila.
c.    Dapat menghargai jasa pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan indonesia.
d.    Dapat mengamalkan pancasila di dalam kehidupan sehari hari.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Asal Usul Pancasila

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta tidak hanya diciptakan oleh seseorang melainkan terbentuknya melalaui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Ditinjau dari kausalitasnya, asal mula Pancasila dibedakan menjadi dua macam yaitu: asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung. Adapun pengertiannya adalah sebagai berikut:
1.     Asal Mula yang Langsung
Asal mula yang langsung tentang Pancasila adalah asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat Negara yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang proklamasi kemerdekaan. Adapun rincian asal mula langsung Pancasila tersebut menurut Notonagoro (1975) adalah sebagai berikut:
a. Asal mula bahan (Kausa Materialis)
Asal bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan hidup. Unsure-unsur Pancasila tersebut dapat berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
b. Asal mula bentuk (Kausa Formalis)
Asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama-sama dengan Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainnya merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam hal bentuk, rumusan serta nama Pancasila.
c. Asal mula karya (Kausa Effisien)
Asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah. Adapun asal mula Pancasila adalah PPKI sebagai pembentuk negara dan atas kuasa pembentuk negara yang mengasahkan Pancasila menjadi dasar negara yang sah, setelah dilakukan pembahasan baik dalam siding-sidang BPUPKI maupun oleh Panitia Sembilan.
d. Asal mula tujuan (Kausa Finalis)
Tujuan dirumuskan dan dibahasnya Pancasila adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara. Adapun asal mula tujuannya yaitu para anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebagai dasar negara yang sah.
Ketiga asas tersebut tidak dapat dipertentangkan karena merupakan unsur-unsur yang membentuk Pancasila (Notonagoro, 1975).
2.      Asal Mula yang Tidak Langsung
Asal mula tidak langsung Pancasila adalah asal mula sebelum proklamasi kemerdekaan yang terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia. Adapun rincian asal mula tidak langsung Pancasila adalah sebagai erikut:
a. Nilai-nilai yang menjadi unsur-unsur Pancasila sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar negara yaitu: nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara.
b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara dan dijadikan pedoman dalam memecahkan problema kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
c. Dengan demikian asal mula tidak langsung Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri sebagaiKausa Materialis yaitu sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila.
Berdasarknan tinjauan kausalitas tersebut, pada hakikatnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia jauh sebelum bangsa Indonesia membentuk Negara, nila-nilai tersebut telah tercermin dan teramalkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu tinjauan tersebut memberikan bukti bahwa terbentuknya pancasila bukan merupakan hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang dan bukan hasil pengaruh dari paham-paham besar dunia, melainkan nilai-nilai Pancasila secara tidak langsung telah terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia.

B.            Pegertian dasar pancasila

      Istilah pancasila pertama kali dikenal di dalam pidato Ir. Soekarno sebagai anggotaDoktrit zu Tyunbi Tjosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 1 juni 1945 di Jakarta, badan ini kemudian setelah mengalami penambahan anggota menjadi Panitia  Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dari uraian tersebut dinyatakan: Pancaadalah Lima, Sila adalah Asas atau Dasar. Untuk Lebih jelas dikutip bagian pidato beliau tersebut :

 . . namanya bukan panca Dharma, tetapi nama ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya adalah Pantja Sila, Sila artinya asas atau dasar, dan diatas kelima dasar itu mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.

C.     Perumusan- Perumusan Pancasila

                    Perumusan pancasila itu menurut beberapa dokumen sejarah tidak sama sekali sama, mengalami perubahan-perubahan baik urutannya maupun kata-katanya. Berturut-turut dapat dilihat dalam :
1.      Lahirnya pancasila,1 juni 1945
2.      Piagam Jakarta, 22 juni 1945
3.      Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, 18 Agustus 1945 (berita Republik Indonesia II-7)
4.      Mukaddimah konstitusi R. I. S. 31 Januari 1950 (Kepres R. I. S. tahun 1950 No. 48
L. N. 50-3)
5.      Mukaddimah Undang-undang Dasar  sementara Republik Indonesia (Undang-undang 15 Agustus 1950 No. 7 L. N. 50-56)
6.      Dekrit presiden 5 juli 1959 “kembali kepada Undang-undang Dasar 1945”
Yang padaa linea ke lima konsideran menyatakan bahwa :
“ bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tanggal 22 juni 1945 menjiwai undang-undang dasar 1945, dan adalah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut”.
                                                                              


D.         Mengapa Kita Harus Berpancasila
Diatas telah diuraikan sedikit tentang pancasila secara sederhaha yang menjadi dasar filsafat negara republik indonesia.
Dari pernyataan diatas mengapa kita berpancasila ada banyak alasan yang diantaranya sebagai berikut ;
a.    Pancasila dapat mempersatukanbanga indonesia
Hal ini dapat kita ketahui berdasarkan sejarah bawha bangsa indonesia yang dulunya atau jauh sebelum tanggal 17 Agustus 1945 masih dikuasi kolonialis belanda selama  kurang lebih tiga setengah abad lamanya dan salah satu senjata paling ampuh koloniasis belanda adalah Devide at impera atau politik adu domba. Dalam menghadapi situasi ini bangsa indonesia tak henti henti berjuang melewan penjajah
Ternyata dengan pedoman,pegangan serta landasan pancasila bangsa indonesia dapat bersatu  mereka memiliki jiwa patriotlisme semangat tinggi dan rela berkorban demi bangsa negara sehingga penjajah dapat terusir dari negara replublik indonesia. Dengan demikian jelaslah bawha pancasila yang digali oleh Bung karno dan dipersembahan kepada rakyat indonesia benar benar satu dinamis yang dapat menghimpun segenap tumpah darah bangsa indonesia.

b.  Pancasila sebagai anti kolonialisme

Sesuai denga pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu ; melaksanaan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan kedilaan sosial. Hal ini memang benar karena tidak ada konolialisme dalam bentuk apa pun dan segala perwujudan yang berperikemanusian yang menghargai bangsa negara lain


E.  Pancasila sebagai dasar negara
 Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, sebagaimana di tegaskan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945
“  . . maka di susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar Negara Republik Indonesia yang berkadaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada (garis dari penulis) : Ketuhanan Yang Maha Esa .  . . . dan seterus nya
            Presiden soekarno dalam uraian “Pancasila Sebagai Dasar Negara” mengartikan dasar Negara itu sebagai Weltanshauung, demikian beliau berkata :
“ saudara mengerti dan mengetahui, bahwa pancasila adalah saya anggap  sebagai  dasar dari pada Negara Republik Indonesia, atau dengan bahasa jerman : satu Weltanscahauung  di atas  mana  kita meletakkan Negara Republik Indonesia”
            Weltanschauung suatu abstraksi, konsepsi atau susunan pengertian-pengertian yang melukiskan asal mula kekuasaan Negara, tujuan Negara dan cara penyelenggaraan kekuasaan Negara itu, di samping itu Weltanschauung berarti pandangan(filsafat) hidup dari suatu bangsa atau masyarakat tertentu.
Pancasila dalam kedudukannya ini sering di sebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar  Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari negara,ideology negara atau (staatsidee).
            Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan lain perkataan pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang ini, dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat,wilayah,serta pemerintahan negara.

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum. Sehingga merupakan suatu sumber nilai,norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau convensi.Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum, Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran. Yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan dalam pasal-pasal  UUD 1945, serta hukum positif lainnya.
 Kedudukan pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
-          Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan asas kerokhanian tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan UUD 1945 dijelma lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran.
-          Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar 1945.
-          Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis). Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk para penyelenggara partai dan golongan fungsional memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pokok pikiran ketempat yang bunyinya sebagai berikut :

      “ . .  Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar       kemanusiaan yang adil dan beradab”.

-          Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi penyelenggara negara, para pelaksana pemerintahan (juga para penyelenggara partai dan golongan fungsional). Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, karena masyarakat dan negara Indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat. Dengan semangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara sebagai  pandangan hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan asas kerokhanian negara.













BAB III
PENUTUPAN


Simpulan :

Dari pembahasan materi diatas kita dapat menyimpulkan bawha pancasila memiliki arti yang luas dan pengertian dasar pancasila dalah suatu asas atau peraturan dasar negara indonesia yang diciptakan sesuai dengan perlaku di dalam kehidupan sehari hari yang disitu tidak memandang ras, suku, agama.
Dalam pidato Ir.soekarnopada tanggal 1 Juli 1945 di Jakarta yang di pimpin oleh Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrattelah disebutkan bawha pancasila terdiri dari dua kata yaitu panca artinya lima dan sila artinya asas.
Pada bagian pidato itu disebutkan :
“ saudara-saudara, apakah  prinsip ke lima ? saya telah mengemukakan 4 prinsip ;
1.      Kebangsaan Indonesia.
2.      Internasionalisme, atau  peri-kemanusiaan.
3.      Mufakat, atau Demokrasi.
4.      Kesejahteraan social.
Prinsip yang ke lima hendaknya : menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga pancasila dan mengamalkan ke dalam kehidupan sehari hari  siapa lagi kalau bukan kita sendiri warga negara indonesia supaya pancasila tetap terjaga keutuhannya  sebagimana yang diharapkan para pejuang bangsa indonesia.Pancasila merupakan sumber semangat  dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat dengan semangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara, sebagai pandangan hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan di arahkan atas kerohanian negara.



                          







KRITIK


      I.        Dengan kemajuan teknologi di jaman sekarang ini, sebagian besar bangsa indonesia melupakan pancasila bahkan tidak mengetahui pancasila itu sendiri
    II.        Menyadari bawha pancasila memegang teguh dasar kehidupan bangsa indonesia
   III.        Pancasila harus tetap terjaga keutuhan nya sbagaimna yang tekandung di UUD 1945


SARAN

      i.        Sebagai bangsa indonesia yang baik harus menghargai jasa para pahlawan yang salah satu nya adalah  mengerti pengertian dasar pancasila
     ii.        Mengamalkan makna dari pancasila di dalam kehidupan sehari hari
     iii.       Sebagai inti dasar dari bentuk pilaku, kita sebagai pelajar memberi contoh yang baik trhadap masyarakat








DAFTAR PUSTAKA

      i.        Buku  catatanpancasila
     ii.        http://docs.google/document
    iii.        Wardahcheche.blogspot.com
   iv.        Kholid21.blogspot.com
    v.        Awitro.blogspot.com