BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Dalam ajaran Islam, pendidikan memiliki kedudukan yang
sangat penting karena manusia sebagai wakil Allah SWT di muka bumi memikul
tugas dan tanggung jawab yang cukup berat.Oleh karena itu, agar manusia mampu
menjalankan tanggung jawabnya dengan baik diperlukan sikap personalitas yang
berkualitas dan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kehendak Allah. Hal itu
hanya dapat dipenuhi melalui proses pendidikan.Pendidikan berkaitan dengan
nilai diri manusia, terutama dalam mencari nilai itu sendiri.Dengan pendidikan
manusia akan mempunyai banyak ketrampilan dan kepribadian.Ketrampilan dan
kepribadian merupakan sekian banyak dari proses yang dialami manusiauntuk
menjadi makhluk yang bekualitas baik fisik maupun mental. Pribadi berkualitas danberakhlak
mulia tidak datang dengan sendirinya, tetapi ada semacam
latihan-latihan/riyadhah. Kebiasaan yang baik akan berakibat baik dan menjadi
bagian dari kepribadiankeseharian, sebaliknya kepribadian dan kebisaan
sehari-hari yang buruk juga akan berakibat buruk terhadap kepribadaian dan perbuatan dirinya sendiri.Maka pendidikan
dalam keseharian manusia menjadi penting artinya dalam rangka mengwala
manusiamenjadimanusia yang berbudi dan berperadaban yang luhur.Pendidikan bukan
hanya sekedar transfer ilmu, tetapi juga transfer nilai, dengan adanyatransfer
ilmu dan nilai-nilai yang baik dimungkinkan manusia menjadi pribad yang
tidakhanya cerdas otaknya, tetapi juga cerdas akhlaknya.Tidak heran jika Allah
menyatakanbahwa kepribadain saja belum cukup, ilmu saja juga belum ada artinya,
tetapi jika keduanya,antara ilmu dan iman sudah menyatu ,maka kepribadian dan
ketinggian derajat akandiperoleh manusia. Hal ini dapat dipahami dari ayat 11
surat Mujadalah,yang artinya :“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalammajlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabiladikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orangyang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al Mujadalah: 11).Dari ayat tersebut dapat
dipahami bahwa antara kecerdasan intelektual/ ilmu pengetahuandan
spiritual/keimanan menjadi kesatuan yang utuh dalam rangka mencapai tujuan
mulia,pencapaian derajat yang tinggi di hadapan Allah. Artinya adalah ilmu saja
tidak cukup untukmengantarkan manusia menjadi makhluk yang berperadaban dan
mempunyai derajattertinggi di hadapan Allah.Maka dalam ayat tersebut secara
eksplisit dapat dipahami bahwauntuk mencapai derajat yang tinggi dibutuhkan
paling tidak dua variable yaitu ilmupengetahuan dan kedalaman keimanan
seseorang. Jika kedua
variable tersebut telah adadalam diri seseorang, maka sangat dimungkinkan
derajatnya akan dimuliakan oleh AllahSwt.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka
didapat rumusan masalah sebagai berikut:
Ø
Bagaimana
pandangan/perspektif Islam tentang pendidikan?
Ø
Bagaimana
pemerolehan pengetahuan (pendidikan) ?
Ø
Bagaimana
arah tujuan pemanfaatan pendidikan?
C. TUJUAN
Ø
Untuk
mengetahui pandanganperspektif Islam tentang pendidikan.
Ø
Untuk
mengetahui pemerolehan pengetahuan (pendidikan).
Ø Untuk mengetahui arah tujuan
pemanfaatan pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PANDANGAN
DAN PERSPEKTIF ISLAM TENTANG PENDIDIKAN
Pendidikan menurut Al-Qur’an.Al-Qur’an telah
berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pengetahuan. Tanpapengetahuan niscaya
kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, al-Qur’an bahkan
memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. al-Qur’an surat al-Mujadalah
ayat 11 menyebutkan: “…Allah akanmeninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberiilmu pengetahuan beberapa
derajat…”.Al-Qur’an juga telah memperingatkan manusia agar mencari ilmu
pengetahuan,sebagaimana dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 122 disebutkan:“Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnyaapabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya”.Dari sini dapat dipahami bahwa betapa pentingnya
pengetahuan bagi kelangsungan
hidup manusia. Karena dengan pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang baik dan yang buruk, yang
benar dan yang salah, yang membawa manfaatdan yang membawa madharat.Dalam
sebuah sabda Nabi saw. Dijelaskan :“Mencari ilmu adalah kewajibansetiap
muslim”. (HR. Ibnu Majah).Hadits tersebut menunjukkan bahwa Islammewajibkan
kepada seluruh pemeluknya untuk mendapatkan pengetahuan. Yaitu,kewajiban bagi
mereka untuk menuntut ilmu pengetahuan.Islam menekankan akanpentingnya
pengetahuan dalam kehidupan manusia. Karena tanpa pengetahuanniscaya manusia
akan berjalan mengarungi kehidupan ini bagaikan orang tersesat,yang
implikasinya akan membuat manusia semakin terlunta-lunta kelak di hariakhirat.Imam
Syafi’i pernah menyatakan:“Barangsiapa menginginkan dunia, maka harusdengan
ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat,
maka harus dengan ilmu.Danbarangsiapa menginginkan keduanya, maka harus dengan
ilmu”. Dari sini, sudahseyogyanya manusia selalu berusaha untuk
menambah kualitas ilmu pengetahuandengan terus berusaha mencarinya hingga akhir
hayat.Dalam al-Qur’an surat Thahaaayat 114 disebutkan:“Katakanlah: ‘Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmupengetahuan’.”Paradigma pendidikan dalam Alquran juga
tidak lepas dari tujuan Allah SWTmenciptakan manusia itu seindiri, yaitu
pendidikan penyerahan diri secara ikhlaskepada sang Kholik yang mengarah pada
tercapainya kebahagiaan hidup duniamaupun akhirat, sebagaimana Firman-Nya dalam
QS. Adz-Dzariyat: 56 : "Tidaksemata-mata
kami ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah". MenurutArmai
Arief (2007:175) " bahwa tujuan pendidikan dalam Alquran adalah
membinamanusia secara pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan
fungsinyasebagai hamba Allah SWT. dan kholifah-Nya, guna membangun dunia ini
sesuaidengan konsep yang diciptakan Allah".Pendidikan dalam perspektif
Alquran dapat dilihat bagaimana Luqman Al-Hakim memberikan pendidikan yang mendasar kepada putranya,
sekaligus memberikancontohnya, juga menunjukkan perbuatannya lewat pengamalan
dan sikap mental yang dilakukannya
sehari-hari dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.Diantara wasiat
pendidikan monumental yang dicontohkan Luqman lewat materibillisan dan
dilakukannya lewat bilamal terlebih dahulu adalah: Jangan
sekali-kalimenyekutukan Allah, berbuat baiklah kepada kedua orang tua, jangan
mengikutiseruan syirik, ingatlah bahwa manusia itu pasti mati, hendaklah kita
tetap merasadiawasi oleh Allah, hendaklah selalu mendirikan sholat, kerjakan
selalu yang baik dantinggalkan perbuatan keji, jangan suka menyombongkan diri,
sederhanalah dalambepergian, dan rendahkanlah suaramu.Walaupun sederhana materi
dan metode yang diajarkan Luqman Al-Hakimkepada putranya termasuk kepada kita
semua yang hidup di jaman modern ini, namunbetapa cermat dan mendalam filosofi
pendidikan serta hikmah yang dimiliki Luqmanuntuk dapat dipelajari oleh
generasi berikutnya sampai akhir jaman.
Konsep pendidikan dalam perspektif Alquran yang
direfleksikan Allah SWT dalamQS.Luqman(31):12-19 selengkapnya berbunyi :12. Dan
sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqmman, yaitu :
"bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah)
makasesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa tidak
bersyukur,maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.13. Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberpelajaran
kepada anaknya: "Hai anakku, janganlah engkau mempersekutukan
Allah,sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu adalah benar-benar kedzaliman
yangbesar".14. Dan Kami perintahkan kepada manusia terhadap dua orang
ibu-bapak; ibunyatelah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah,
danmenyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.15. Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatuyang tidak ada pengetahuannya tentang itu,
maka janganlah engkau mengikutikeduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orangyang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, makakuberikan kepadamu apa yang telah engkau
kerjakan.16. (Luqman berkata): "Hai anakkua, sesungguhnya jika ada
(sesuatu perbuatan)seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau
di dalam bumi, niscayaAllah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagiMaha Mengetahui”.17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan
suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dancegahlah (mereka) dari perbuatan
yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yangmenimpamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan(oleh Allah).18. Dan janganlah
engkau memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) danjanganlah engkau
berjalan di muka bumi dengan angkuh.Sesungguhnya Allah tidakmenyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.19.Dan sederhanalah engkau
dalam berjalan dan lunakkan suaramu.Sesungguhnyaseburuk-buruk suara adalah
suara keledai.Ketokohan Luqman Al-Hakim seperti dijelaskan di atas merupakan
suatukeniscayaan dalam dunia pendidikan, hingga dapat melahirkan para ahli
pendidikandibidangnya masing-masing sejak Al-quran dilauncingkan oleh pembawa
risalahterakhir Rosululloh Muhammad SAW empat belas abad yang lalu hingga
sekarangbahkan sampai akhir jaman.Islam memandang dan memposisikan
sendi-sendikeilmuan atau ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sesuatu yang
sangat utamadan urgen.Ia merangkul iptek sedemikian rupa sehingga menganggap
suci dandisamakan derajatnya dengan jihad bagi perjuangan orang-orang yang berilmu
danyang mencari ilmu, juga karya-karya yang mereka temukan tentang fenomena
danrahasia alam semesta ini. Hal ini dijelaskan dengan firman Allah dalam QS.
Al-Mujadiah ayat 11 :"Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara
kamu dan orang-orang yangDiberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.Ilmu
pengetahuan yang dituju oleh Al-qur’an menurut Widodo (2007: 161) adalah
ilmupengetahuan dengan pengertiannya yang menyeluruh, yang mengatur segala
yangberhubungan dengan kehidupan dan tidak terbatas pada ilmu syariah dan
akidah saja.Ia mencakup berbagai disiplin ilmu seperti ilmu sosial, ekonomi,
sejarah, fisika,biologi, matematika, astronomi, dan geografi dalam bentuk
gejala-gejala umum,general ideas, atau grand theory yang perlu dikem,bangkan
lagi oleh akal manusia.Dalam pandangan yang bersifat internal-global, ilmu-ilmu
dalam Alquran dapatdijabarkan ke dalam masalah-masalah akidah, syariah, ibadah,
muamalah, akhlak,kisah-kisah lampau,berita-berita akan dating, dan ilmu
pengetahuan ilahiah lainnya.Demikian lengkapnya berbagai ilmu yang terdapat
dalam Alquran, tidak terkecualimasalah sains dan matematika. Tentang term ini Fahmi Basya (1427H:
95)menjelaskan bahwa Matematika Islam ialah matematika yang menjadikan
Alquran dan Sunnah Nabi sebagi postulat.
Hal itu sejalan dengan apa yang dikatakan NabiMuhammad SAW bahwa :" Aku
tinggalkan untuk kalian dua urusan, kamu tidakakan tersesat selama
berpegangkepada keduanya, yaitu Kitab Allah (Alquran) dan Sunnah Rasul Allah
(Hadits)."Sebab itu masih menurut dia, dalam Matematika Islam, kita
tidak lagi perlumembuktikan suatu data yang datang dari Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun nantidalam perjalananya, Matematika Islam seolah membuktikan
kebenaran sunnah-sunnah Nabi. Data
bilangan dari Alquran dan Nabi, diolah dan dibuat modelmatematikanya.Untuk
memperjelas penemuannya dia mengutip QS. Al-Hasyr ayat21 sebagai berikut :Kalau
Kami turunkan Al-quran ini kepada gunung, sungguh kamu lihat dia tundukterpecah
belah dari takut kepada Allah. Dan itu perumpamaan yang Kami adakanuntuk
manusia supaya mereka berfikir”.Cuplikan ayat di atas menjelaskan bahwa Alquran
adalah suatu Formula.Oleh karenaitu diakhir ayat tadi dikatakan itu perumpamaan
yang kami adakan untuk manusiasupaya mereka berfikir’.Fenomena ini menandakan
bahwa Alquran berisi Sains yang perlu difikirkan.Pendidikan Menurut Perspektif
Islam.Dalam ajaran Islam, pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting
karenamanusia sebagai wakil Allah SWT di muka bumi memikul tugas dan tanggung
jawabyang cukup berat. Oleh karena itu, agar manusia mampu menjalankan
tanggungjawabnyadengan baik diperlukan sikap personalitas yang berkualitas dan
ilmu pengetahuan yangsesuai dengan kehendak Allah.Hal itu hanya dapat dipenuhi
melalui proses pendidikan.Tugas manusia yang pertama adalah menjadi hamba Allah
yang taat,sebagaimanafirman Allah dalam Al Quran Surat Adz-Dzariyat 56, yang
artinya:”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mengabdi(ibadah)kepada-Ku.”. Manusia
diperintah untuk beribadah hanya kepada Allah,karena tidak adatuhan selain Dia.
“Sembahlah Allah, sekali-kali tak ada tuhanbagimu selain-Nya”(Q.S.Al-A’raaf:
59).Tugas manusia yang kedua adalah sebagai khalifah di muka bumi,yang menuntut tanggung jawab yang berat. Tanggung
jawab tersebut berkaitan erat dengan pernyataanAllah dalam Al Quran surat Al
Baqarah ayat 30, yang artinya:”Ingatlah ketika Allahberfirman kepada malaikat:
Aku akan menciptakanseorang khalifah di muka bumi”.Bumi yang merupakan tempat tinggal bagi
manusia untuk sementara, pengelolaanya diserahkan kepada manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam Al Quran
surat Al-An’am ayat 165yang artinya :“Dan Dialah yang menjadikan kamu pengelola
bumi”.Mengelola berartimenjaga,memelihara,melestarikan,memberdayakan dan memanfaatkannya
untuk dijadikan sarana penunjang dalam
beribadah kepada Allah. Bukan sebaliknya, yakni menciptakan kerusakan di muka bumi atau merasa bangga
menjadi perusak alam. Allah sangat membenci orang-orang yang
membuat kerusakan di muka bumi dan malapetakaakan menimpa manusia itu sendiri
apabila memperlakukan alam sekehendak hatinya,sebagaimana firman-Nya dalam
surat Ar-Rum ayat 41 yang artinya :“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan tangan manusia, supaya Allahmerasakan kepada merekasebagian dari
(akibat) perbuatan mereka agar merekakembali (ke jalan yangbenar)”.Diangkatnya
manusia sebagai khalifah tidak semata-mata perintah Allah,melainkan
adakesanggupan dari manusia itu sendiri, setelah makhluk lain menolaknya karena
khawatirakan menghianatinya. Dengan kata lain, hanya manusia yang sanggup mengembang amanah Allah yang maha berat itu.
(QS.AlAhzab: 72) .Penghambaan manusia kepadaAllah yang dibuktikan dalam bentuk
beribadah kepada-Nya, pada hakekatnya merupakanperwujudan rasa syukur atas segala
karunia dan ni’mat Allah. Orang yang berimanmenyadari bahwa dirinya telah
menerima limpahan kasih sayang yang tak terhingga dariAllah, dengan diangkatnya
derajat manusia yang lebih tinggi dari mahkluk lainnya.Diberinya akal dan
kemampuan berpikir merupakan sarana yang ampuh dalam rangkamengembangkan tugas sebagai khalifah.Proses
pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan peranan akal, sehingga
pentingnyapendidikan dalam pandangan Islam berkaitan erat dengan penggunaan
akal, hati, danpancaindera untuk berpikir dan mendekatkan diri kepada
Allah.Alangkah ruginyamanusia yang telah banyak menerima karunia dariAllah,tetapi
tidak maumenggunakannya untuk memikirkan ciptaan,kekuaaan,keesaan, dan
keagungan sangMaha Pencipta (Allah SWT).Derajat manusia yang tinggi itu dapat
jatuh ke tempat yang lebih rendah dari bintang(QS.Al-A’raf:179).Betapa
pentingnya pendidikan, karena hanya dengan prosespendidikanlah manusia dapat
mempertahankan eksistensinya sebagai manusia yangmulia,melalui pemberdayaan
potensi dasar dan karunia yang telah diberikan Allah.Apabila semua itu
dilupakan dengan mengabaikan pendidikan,manusia akan kehilangan
jatidirinya.Namun perlu digaris bawahi, bahwa pendidikan yang dimaksud
adalahpendidikan berdasarkan konsep Islam sesuai dengan petunjuk Allah. Secara
garis besar,konsepsi pendidikan dalam Islam adalah mempertemukan pengaruh dasar
denganpengaruh ajar. Pengaruh pembawaan dan pengaruh pendidikan diharapkan akan
menjadisatu kekuatan yang terpadu yang berproses ke arah pembentukn kepribadian
yangsempurna.Oleh karena itu, pendidikan dalam Islam tidak hanya
menekankan kepadapengajaran yang berorientasi kepada intelektualitas penalaran,
melainkan lebihmenekankan kepada pendidikan yang mengarah kepada pembentukan
keribadian yangutuh dan bulat.Pendidikan Islam menghendaki kesempurnaan
kehidupan yang tuntassesuai dengan firman Allah pada surat Al Baqarah ayat 208,
yangartinya :“Wahai orang-orang yang beriman,masuklah kamu ke dalam Islam
secarakeseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.Sesungguhnyasyaitan
itu musuh yang nyata bagimu”.Bagi manusia pendidikan penting sebagai upaya
menanamkan danmengaktualisasikan nilai-nilai Islam pada kehidupan nyata melalui
pribadi-pribadimuslim yang beriman dan bertakwa, sesuai dengan harkat dan
derajatkemanusiaansebagai khalifah di atas bumi.Penghargaan Allah terhadap
orang-orang yang berilmu danberpendidikan dilukiskan pada ayat berikut. “Allah
akan meninggikan orang-orang yangberiman di antara kamu dan orang-orang
yangdiberi pengetahuan derajat (yangbanyak) (QS.Al Mujadalah 11“.“Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui” (QS, An-Nahl 43). “Katakanlah :”Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui”(QS.Az.Zumar:9).Pentingnya pendidikan
telah dicontohkan oleh Allah pada wahyu pertama, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5
yang banyak mengandung isyarat-isyarat pendidikan dan pengajaran dengan makna
luas dan mendalam. PrilakuNabiMuhammad
saw sendiri, selama hayatnya sarat dengan nilai-nilai pendidikan
yangtinggi.Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam ajaran
Islampendidikan menduduki posisi yang sangat penting. Mengingat bahwa
keberadaanmanusia di dunia ini mengemban tugas dan tanggung jawab yang
berat,sebagai hambaAllah maupun sebagai khalifah di muka bumi.Kedua tugas
tersebut dalam pelaksanaanyamerupakan satu kesatuan yang terintegrasi di dalam
perilaku seseorang.Dengandemikian,pendidikan memegang peranan peting dalam
membentuk manusia yangbersedia mengabdi kepada Allah,dengan menyelaraskan
aktivitas peribadatan dalamkonteks hablum minallah,hablum minannas, dan hablum
minal’alam.
Pemerolehan Pengetahuan (Pendidikan).Pendidikan Islam
memiliki karakteristik yang berkenaan dengan cara memperoleh danmengembangkan
pengetahuan serta pengalaman. Anggapan dasarnya ialah setiap manusiadilahirkan
dengan membawa fitrah serta dibekali dengan berbagai potensi dan kemampuanyang
berbeda dari manusia lainnya. Dengan bekal itu kemudian dia belajar:
mula-mulamelalui hal yang dapat diindra dengan menggunakan panca indranya
sebagai jendelapengetahuan; selanjutnya bertahap dari hal-hal yang dapat
diindra kepada yang abstrak, dandari yang dapat dilihat kepada yang dapat
difahami. Sebagaimana hal ini disebutkan dalamteori empirisme dan positivisme
dalam filsafat. Dalam firman Allah Q.s. an-Nahl ayat 78disebutkan: “Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahuisesuatupun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamubersyukur”.Dengan
pendengaran, penglihatan dan hati, manusia dapat memahami danmengerti
pengetahuan yang disampaikan kepadanya, bahkan manusia mampumenaklukkan semua
makhluk sesuai dengan kehendak dan kekuasaannya. Dalam al-Qur’an surat
al-Jatsiyah ayat 13 disebutkan:“Dan dia menundukkan untukmu apa yang di langit
dan apa yang di bumi semuanya,(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benarterdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berfikir”.Namun, pada dasarnya proses pemerolehan pengetahuan adalah
dimulai denganmembaca, sebagaimana dalam al-Qur’an surat al-‘Alaq ayat 1-5: “Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telahmenciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajarkepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.Dalam pandangan Quraish Shihab kata Iqra’ terambil dari akar kata
yang berartimenghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan,
menelaah,mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca teks
tertulis maupuntidak.Wahyu pertama itu tidak menjelaskan
apa yang harus dibaca, karena al-Qur’anmenghendaki umatnya membaca apa saja
selama bacaan tersebut bismi Rabbik, dalamarti bermanfaat untuk kemanusiaan.
Iqra’ berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilahciri-ciri sesuatu;
bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yangtertulis
maupun yang tidak. Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu
yangdapat dijangkaunya. Sebagaimana dalam al-Qur’an surat Yunus ayat 101
disebutkan:“Katakanlah: ‘Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di
bumi”.Al-Qur’an membimbing manusia agar selalu memperhatikan dan menelaah
alamsekitarnya. Karena dari lingkungan ini manusia juga bisa belajar dan
memperolehpengetahuan.Dalam al-Qur’an surat asy-Syu’ara ayat 7 juga
disebutkan:“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya
kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?”.Demikianlah,
al-Qur’an secara dini menggarisbawahi pentingnya “membaca” dankeharusan adanya
keikhlasan serta kepandaian memilih bahan bacaan yang tepat.Namun, pengetahuan
tidak hanya terbatas pada apa yang dapat di hindra saja.Pengetahuan juga
meliputi berbagai hal yang tidak dapat diindra. Sebagaimana tertuangdalam
al-Qur’an surat Al-Haqqah ayat 38-39: “Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu
lihat (38). Dan dengan apa yang tidakkamu lihat (39)”.Dengan demikian, objek
ilmu meliputi materi dan nonmateri, fenomena dannonfenomena, bahkan ada wujud
yang jangankan dilihat, diketahui oleh manusia puntidak. Dalam al-Qur’an surat
Al-Nahl ayat 8 disebutkan:“Allah menciptakan apa yang kamu tidak
mengetahuinya”. Sebagaimana telah dipaparkan di atas, dalam pengetahuan manusia
tidak hanyasebatas apa yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia, namun
juga semuapengetahuan yang dapat menyelamatkannya di akhirat kelak.Islam
mengehendakipengetahuan yang benar-benar dapat membantu mencapai kemakmuran
dankesejahteraan hidup manusia. Yaitu pengetahuan terkait urusan duniawi dan
ukhrowi,yang dapat menjamin kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia di dunia
dan diakhirat.Pengetahuan duniawi adalah berbagai pengetahuan yang berhubungan
denganurusan kehidupan manusia di dunia ini. Baik pengetahuan moderen maupun
pengetahuanklasik.Atau lumrahnya disebut dengan pengetahuan umum.Sedangkan
pengetahuanukhrowi adalah berbagai pengetahuan yang mendukung terciptanya
kemakmuran dankesejahteraan hidup manusia kelak di akhirat.Pengetahuan ini
meliputi berbagaipengetahuan tentang perbaikan pola perilaku manusia, yang
meliputi pola interaksimanusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia
dengan Tuhan.Atau biasadisebut dengan pengetahuan agama.Pengetahuan umum
(duniawi) tidak dapat diabaikanbegitu saja, karena sulit bagi manusia untuk
mencapai kebahagiaan hari kelak tanpamelalui kehidupan dunia ini yang mana
dalam menjalani kehidupan dunia ini pun harusmengetahui ilmunya. Demikian
halnya dengan pengetahuan agama (ukhrowi), manusiatanpa pengetahuan agama
niscaya kehidupannya akan menjadi hampa tanpa tujuan.Karena kebahagiaan di
dunia akan menjadi sia-sia ketika kelak di akhirat menjadi nista.Islam selalu
mengajarkan agar manusia menjaga keseimbangan, baikkeseimbangan dhohir maupun
batin, keseimbangan dunia dan akhirat. Dalam Qs. Al-Mulk ayat 3 disebutkan:“Yang telah menciptakan
tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat padaciptaan Tuhan
yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlahberulang-ulang!
Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”.Dalam al-Qur’an surat ar-Ra’d
ayat 8 juga disebutkan:“Segala sesuatu di sisi-Nya memiliki ukuran”.Dari sini
dapat dipahami bahwa Allah selalu menciptakan segala sesuatu dalamkeadaan
seimbang, tidak berat sebelah. Demikian halnya dalam penciptaan manusia.Manusia
juga tercipta dalam keadaan seimbang. Dari keseimbangan penciptaannya,manusia
diharapkan mampu menciptakan keseimbangan diri, lingkungan dan alamsemesta. Karena
hanya manusia yang mampu melakukannya sebagai bentuk darikekhalifahan manusia
di muka bumi.Dalam al-Qur’an surat al-Qashash ayat 77 disebutkan:“Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeriakhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi
danberbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu,dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidakmenyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Manusia tidak
dianjurkan oleh Islam hanya mencari pengetahuan yang hanyaberorientasi pada
urusan akhirat saja. Akan tetapi, manusia diharapkan tidak merupakanpengetahuan
tentang urusan dunia.Meskipun kehidupan dunia ini hanyalah sebuahpermainan dan
senda gurau belaka, atau hanyalah sebuah sandiwara raksasa yangdiciptakan oleh
Tuhan semesta alam. Namun, pada dasarnya manusia diharapkan mampumenjaga
keseimbangan dirinya dalam menjalani realita kehidupan ini, termasuk
dalammencari pengetahuan.Al-Qur’an surat al-An’aam ayat 32 menyebutkan:“Dan
tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dansungguh kampung akhirat itu lebih
baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Makatidakkah kamu memahaminya?”.Islam
menghendaki agar pemeluknya mempelajari pengetahuan yang dipandangperlu bagi
kelangsungan hidupnya di dunia dan di akhirat kelak. Dalam al-Qur’an
suratal-Baqoroh ayat 201 disebutkan:“Dan di antara mereka ada orang yang
berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikandi dunia dan kebaikan di akhirat
dan peliharalah kami dari siksa neraka”.Kebaikan(hasanah) dalam bentuk apapun
tanpa didasari ilmu, niscaya tidak akan terwujud. Baikberupa kebaikan duniawi
yang berupa kesejahteraan, ketenteraman, kemakmuran dan lainsebagainya. Apalagi
kebaikan di akhirat tidak akan tercapai tanpa adanya pengetahuanyang memadai.
Karena segala bentuk keinginan dan cita-cita tidak akan terwujud tanpaadanya
usaha dan pengetahuan untuk mencapai keinginan dan cita-cita itu sendiri.
Pemanfaatan Pengetahuan (Orientasi Pendidikan).Manusia
memiliki potensi untuk mengetahui, memahami apa yang ada di alamsemesta ini.
Serta mampu mengkorelasikan antara fenomena yang satu dan fenomenayang
lainnya.Karena hanya manusia yang disamping diberi kelebihan indera,
manusiajuga diberi kelebihan akal. Yang dengan inderanya dia mampu memahami apa
yangtampak dan dengan hatinya dia mampu memahami apa yang tidak nampak. Dalam
al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 31 disebutkan:“Allah mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda-benda) seluruhnya”.Yang dimaksud nama-nama pada ayat tersebut
adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Iniberarti manusia berpotensi mengetahui
rahasia alam raya.Adanya potensi itu, dan tersedianya lahan yang diciptakan
Allah, sertaketidakmampuan alam raya terhadap perintah dan hukum-hukum
Tuhan,menjadikan ilmuwan dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum
alam.Karenanya, semua itu mengantarkan manusia berpotensi untuk memanfaatkan
alam yang telah ditundukkan Tuhan. Namun, di sisi lain manusia juga memiliki
nafsu yang cenderung mendorong manusiauntuk menuruti keinginannya. Nafsu jika
tidak terkontrol maka yang terjadi adalah keinginan yang tiada akhirnya.Nafsu
juga tidak jarang menjerumuskan manusia dalamlembah kenistaan. Dalam al-Qur’an
surat Yusuf ayat 53 disebutkan:“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberirahmat oleh Tuhanku”.Al-Qur’an menandaskan
bahwa umat Islam adalah umat terbaik, yang mampumenciptakan lingkungan yang
baik, kondusif, yang bermanfaat bagi seluruh alam.
Karena sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi manusia lainnya.Dalam al-Qur’an surat Ali Imron ayat 110
disebutkan:“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepadayang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.Sabda
Nabi saw.:“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat”.Pisau akan sangat
berguna ketika digunakan oleh orang yang berpikiran positifdan ahli dalam
menggunakan pisau. Sebaliknya, ketika pisau digunakan oleh orang yangberpikiran
negatif, niscaya bukan kemanfaatan dan kemaslahatan yang akan dihasilkandari
pisau itu, melainkan kemadharatan.Demikian halnya dengan pengetahuan, ketika
penggunaannya bertujuan untukmencapai kemanfaatan niscaya pengetahuan itu pun
akan bermanfaat. Namun sebaliknya,ketika pengunaan pengetahuan digunakan untuk
kemadharatan, maka kemadharatanitulah yang akan didapat.Ilmu pengetahuan adalah
sebuah hubungan antara pancaindera,akal dan wahyu. Dengan pancaindera dan akal
(hati), manusia bisa menilai sebuahkebenaran (etika) dan keindahan
(estetika).Karena dua hal ini adalah piranti utama bagimanusia untuk
mendapatkan pengetahuan.Namun, disamping memiliki kelebihan, keduapiranti ini
memiliki kekurangan.Sehingga keduanya masih membutuhkan penolonguntuk
menunjukkan tentang hakikat suatu kebenaran, yaitu wahyu. Dan dengan
wahyumanusia dapat memahami posisinya sebagai khalifah fil ardh.
Wahyu yang diturunkan kepada manusia
tidak hanya berisikan perintah danlarangan saja, akan tetapi lebih dari itu
al-Qur’an juga membahas tentang bagaimanaseharusnya hidup dan menghargai
kehidupan. Dan tidak terlepas juga di dalam al-Qur’andikaji tentang sains dan
teknologi sehingga tidaklah berlebihan jika kita menyebutnya sebagai kitab
sains dan medis.Namun, berbagai bentuk kemajuan sains dan teknologiserta ilmu
pengetahuan tanpa didasari tujuan yang benar, niscaya hanya akan menjadisebuah
bumerang yang menghancurkan kehidupan manusia. Karena tidak jarang saat
inimanusia malah mengalami kejenuhan, kehampaan jiwa, hedonisme, materialisme
bahkandekadensi moral yang tidak jarang pula implikasinya merugikan diri mereka
sendiribahkan lingkungan sekitar. Padahal dengan adanya kemajuan sains dan
teknologikehidupan manusia diharapkan menjadi lebih mudah, efisien, instan,
yang bukan malahmenimbulkan tekanan jiwa dan kerusakan lingkungan.Dalam Islam
telah digariskan aturan-aturan moral penggunaan pengetahuan.Apapun pengetahuan
itu, baik kesyaritan maupun lainnya, teoritis maupun praktis, ibaratpisau
bermata dua yang dapat digunakan pemiliknya untuk berlaku munafik dan
berkuasaatau berbuat kebaikan dan mengabdi kepada kepentingan umat manusia.
Pengetahuantentang atom umpamanya, dapat digunakan untuk tujuan-tujuan
perdamaian dankemanusian, tapi dapat pula digunakan untuk menghancurkan
kebudayaan manusiamelalui senjata-senjata nuklir. Al-Qur’an juga telah
menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi adalah akibat dari ulahmanusia sendiri.
Dalam al-Qur’an surat ar-Rum ayat 41 disebutkan:“Telah nampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tanganmanusia”.Manusia adalah
makhluk yang memiliki tanggung jawab, yaitu tanggung jawab menjadikhalifah fil
ardh. Kekhalifahan manusia adalah salah
satu bentuk dari ta’abbud-nyakepada sang Khalik. Sedangkan ta’abbud adalah
tugas pokok dari penciptaan manusia,sekaligus menggali, mengatur, menjaga dan
memelihara alam semesta ini. Sebagaimanatelah dijelaskan dalam al-Qur’an surat
adz-Dzariyat ayat 56:“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdikepada-Ku”.Dalam al-Qur’an surat al-A’raf ayat 85
disebutkan:“Sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan
bagimanusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu
membuatkerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu
lebih baikbagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman“.Pemanfaatan
pengetahuan harus ditujukan untuk mendapatkan kemanfaatan daripengetahuan itu
sendiri, menjaga keseimbangan alam semesta ini dengan melestari-kankehidupan
manusia dan alam sekitarnya, yang sekaligus sebuah aplikasi dari
tugaskekhalifahan manusia di muka bumi. Dan pemanfaatan pengetahuan adalah bertujuan untuk ta’abbud kepada Allah swt.,
Tuhan semesta alam. Wallahu a’lam.
BAB
III
PENUTUP.
KESIMPULAN
Dari deskripsi singkat di atas, dapat dipahami bahwa
al-Qur’an telahmemberikan rambu-rambu yang jelas kepada kita tentang konsep
pendidikan yangkomperehensif. Yaitu pendidikan yang tidak hanya berorientasi
untuk kepentinganhidup di dunia saja, akan tetapi juga berorientasi untuk
keberhasilan hidup di akhiratkelak. Karena kehidupan dunia ini adalah jembatan
untuk menuju kehidupansebenarnya, yaitu kehidupan di akhirat.Manusia sebagai
insan kamil dilengkapi dua piranti penting untukmemperoleh pengetahuan, yaitu
akal dan hati. Yang dengan dua piranti ini manusiamampu memahami “bacaan” yang
ada di sekitarnya.Fenomena maupun nomenayang mampu untuk ditelaahnya.Karena
hanya manusia makhluk yang diberikelebihan ini.Pengetahuan yang telah didapat
manusia sudah seyogyanya diorientasikanuntuk kepentingan seluruh umat
manusia.Karena sebaik-baik manusia adalah yangpaling bermanfaat bagi manusia
seluruhnya.Namun, tidak boleh dilupakan bahwamanusia juga hidup berdampingan
dengan lingkungan, sehingga tidak bisa serta mertakemajuan pengetahuan
pengetahuan dan teknologi malah menghancurkan danmerusak keseimbangan
alam.Karena sudah menjadi tugas manusia untukmelestarikan alam ini sebagai
kekhalifahan manusia sekaligusbentuk ta’abbudnya kepada Allah swt.
DAFTAR PUSTAKA
file:///http/pentingnys%20pendidikan%20dalam%20pandangan%20islam/Pentingnya%20Pengetahuan%20dan%20Pendidikan%20Menurut%20al-Qur%E2%80%99an%20%20%20Kajian%20Al-Qur%E2%80%99an.htm